Hari Minggu jam 5 am, Naho pergi keluar untuk membeli alat sekolah. Naho, melihat satpam sedang membawa sepeda dan memarkirkannya, Naho langsung menghampiri satpam dan menanyakan ke satpam
(Naho) "anu... pak... ngapain?"
(Satpam) "eh... kamu, saya lagi naruh sepeda buat kalian untuk sekolah
(Naho) "eh? serius?"
(Satpam) "iya, karena sekolah sudah menerima kalian, kalian disuruh ke sana buat dites"
(Naho) "Iya, pak"
(Satpam) "oh ya, nama kalian siapa, ya?"
(Naho) "oh, nama saya Naho Sasaki dan teman laki-laki saya yang itu namanya Isamu Masamune, kami berdua asal dari Jepang"
(Satpam) "eh, asal Jepang ya? tapi bisa saja kan bahasa Indonesia?"
(Naho) "bisa, pak, tapi tolong panggil kami dengan nama belakang ya!"
(Satpam) "iya, Sasaki, mau kemana?"
(Naho) "saya mau beli alat sekolah, pak"
(Satpam) "oh, nih, saya kasih uang jajan buat kamu"
(Naho) "eh, makasih, pak"
(Satpam) "sama-sama, saya pergi dulu, ya! jam 1pm jangan lupa ke sekolah buat dites, ya!"
(Naho) "iya"
Naho diberikan alamat sekolah oleh satpam. Lalu, Naho pergi untuk membeli alat sekolah sendirian.
Di jalan, Naho sambil jalan-jalan untuk melihat keadaan orang-orang di luar. Naho, melihat sebuah bendera berwarna merah putih dan ada burung Garuda. Naho juga melihat beberapa perempuan yang menggunakan hijab.
Naho tiba di toko alat sekolah, di dalam toko Naho bertemu seorang gadis seusianya, matanya biru dan rambutnya biru juga, gadis itu bernama Saika Malika.
Awalnya, Naho hanya cuek saja dan melanjutkan membeli alat sekolah. Tapi, Naho tidak sengaja menabrak Saika saat menuju ke kasir. Namun, Naho tidak sengaja melihat logo, logo itu adalah logo sekolahnya.
(Saika) "aduh!!"
(Naho) "eh, maaf ya! enggak sengaja!"
(Saika) "nggak apa-apa"
(Naho) "(itu, logonya sekolahku, 'kan?)" "anu... boleh tanya nggak?"
(Saika) "boleh"
(Naho) "logo sekolah itu apa ya nama sekolahnya?" "(kok aku ngomong jadi nggak jelas sih? pertama kali aku berbicara dengan orang asli Indonesia)"
(Saika) "ohh nama sekolahnya Peace Middle School"
(Naho) "eh, kita barengan dong!"
(Saika) "eh!"
Naho dan Saika saling berkenalan, wajah Saika senang karena mempunyai teman seperti Naho berasal dari negara asing.
Saika bilang ke Naho kalau Naho harus cepat-cepat ke sekolah sekarang juga karena ujian sudah dekat.
(Saika) "eh, boleh minta nomor handphonemu enggak?"
(Naho) "aduh... aku belum punya handphone"
(Saika) "waduh! ya sudah pokoknya kamu harus cepat-cepat"
(Naho) "Ok, dadah, Saika!"
(Saika) "dah..."
Naho langsung berlari menuju ke apartemen untuk memanggil Isamu untuk buru-buru ke sekolah. Tapi, Isamu tidak ada di apartemen dan sepeda yang ada di luar tidak ada, Naho berpikir Isamu berada di sekolah, Naho langsung bergegas menuju ke sekolah untuk dites.
Dan benar, Isamu ada di situ sudah berada di depan pintu sekolah dengan didampingi oleh guru di sana, Naho langsung mengejarnya.
BRUKKKK!!!
Isamu dan guru, kaget melihat Naho terjatuh.
(Isamu) "eh, Sasaki, kamu nggak apa-apa? dari mana saja sih?"
(Guru) "sini saya bantu... lain kali hati-hati kalau sedang berlari!"
(Naho) "hehehe iya maaf" "(kok dia ngomong bahasa Jepang?)"
Isamu memperkenalkan Naho kepada gurunya, guru itu berasal dari Jepang, guru itu bernama Asuka.
Kemudian, Isamu dan Naho dites dan alhasil keduanya lulus, mereka langsung duduk di kelas 3 SMP. Mereka diukur untuk pakaian sekaligus memperkenalkan lingkungan sekolah. Di sekolah ada perbatasan antara jurusan Indonesia dan Jepang.
Naho memilih jurusan Jepang karena terbiasa, sedangkan Isamu memilih jurusan Indonesia karena Isamu ingin belajar hal baru.