Chereads / FULLHENTAI 2 / Chapter 6 - Chapter 6 ( Keluar Dari Sekolah )

Chapter 6 - Chapter 6 ( Keluar Dari Sekolah )

Chapter 06

.

(Keluar Dari Sekolah)

.

.

Sakura Pov.

Aku hanya bisa menunduk lesu ketika semua guru menyalahkanku karena banyak bekas kiss mark, terlihat jelas di leherku. Dan aku mendengar suara pelan dari salah satu guru mengataiku jalang, murahan.

"Haruno, maaf kami harus mengatakan ini padamu," ucap guru Iruka wali kelasku yang sedang menatapku sedih.

"Guru Iruka, semua ini bukan kemauanku," jawabku.

Di ruangan kepala sekolah semua guru berkumpul dan yang dipanggil bukan hanya aku. Sasuke juga dipanggil, karena aku mengucapkan semua tapi, malah Sasuke mengatakan kebohongan. Dia bilang bahwa aku membutuhkan uang dan aku mendesaknya, tubuhku jadi bahan penukaran.

"Sakura haruno?!" ucap kakashi kepala sekolah Konoha.

Aku berharap kepala sekolahku mengerti bahwa aku tidak salah semoga aku hanya bisa berfikir positif.

"Iyaa," jawabku sambil menundukkan kepala entah kenapa aku sangat takut.

"Maaf kau harus berhenti sekolah. Disini padahal kau jadi kembanggaan sekolah. Dan buatmu, Sasuke kau libur seminggu," ucap Kakashi. Aku hanya bisa terdiam, apa-apaan ini tidak masuk akal?

"Ini tidak adil kenapa Sasuke mendapatkan libur sebagai hukuman, sedangkan aku harus keluar sekolah? Mungkin aku tidak bisa sekolah lagi karena namaku sudah buruk!" protesku. Tapi, semua guru menatap rendah kearahku.

"Maaf ini sudah keputusan semua wali kelas. Aku sudah menyetujuinya," ucap kakashi.

Aku hanya menatap sayup kearah kepala sekolah yang selalu bijak. Namun hari ini semua seakan terbalik bagaikan mimpi buruk saat aku terlelap dimalam hari.

Aku mengambil tasku dan berjalan pergi keluar kelas.

Aku ke ruangan guru untuk mengurus semua bahwa aku keluar dari konoha high school karena salahku. Walapun aku tidak salah menurut pendapatku sebenarnya apa aku ini salah tidakkan? Sebenarnya yang salah itu Sasuke.

"Sakura?!"

Aku menoleh keasal suara yang memanggilku ternyata dia Sasori.

"Iyaa Sasori?" balasku ketika ia telah di dekatku.

"Aku juga berhenti sekolah," ucap Sasori. Aku bingung tapi, setelahku memperhatikan dia membawa tasnya.

"Dasar bodoh kenapa kau berhenti?" tanyaku penuh tanya saat kami berjalan menuju pintu keluar sekolah. Dan pelajaran sudah dimulai sejak tadi saat aku melewati koridor sekolah.

Aku tidak iklas jika harus pergi dari sekolah ini padahal baru saja aku naik kelas 3.

"Aku bosan sekolah karena itu aku setiap hari bolos. Aku memilih berhenti sekolah aja," ucap Sasori membuatku bingung dengan pilihan hidupnya.

"Dasar aneh," gumamku.

"Aku antar kau pulang ya?" tawar Sasori saat kami sampai di dekat gerbang sekolah yang tertutup. Sasori membuka sedikit gerbang sekolah yang terbuat dari besi yang di cat hitam.

"Ayo, kenapa kau melamun?" tanya Sasori. Dan membuatku sadar, aku harus terima dengan ini semua! Aku mulai melangkah keluar gerbang, Sasori menutup gerbang seperti semula.

Kami berdua berjalan bersama melewati tempat pejalan kaki seperti pada umumnya.

Lalu-lalang mobil sangat cepat saling melawan arah. Aku terus memikirkan apa yang akan terjadi jika bibi Tsunade, tahu pasti aku akan kena marah habis-habisan atau yang paling buruk aku akan.... Semoga saja tidak terjadi mana mungkin aku tidak dianggap lagi sebagai keponakan yang selalu di perhatikan mana mungkin aku tidak di pedulikan lagi?

"Sakura, kau menangis?"

Aku langsung menoleh ke kiri menatap Sasori saat dia bertanya.

"Aku menangis? Apa maksudmu? Aku tidak menangis," jawabku. Tapi, penglihatanku aneh lalu aku menghapus airmataku mungkin karena aku memikirkan hal yang menyedihkan jadi seperti ini.

"Mungkin aku hanya terkena debu dari mobil yang melintas," jawabku.

Semoga dia percaya.

"Debu dari mobil yang melintas ya?" ucap Sasori. Dia mengandengku pergi kearah halte bis yang jaraknya 10 meter dari tempat kami berdua berdiri.

"Sakura apa kau punya facebook?" tanya Sasori membuatku tersenyum. 'Pikirku kenapa menjadi kearah sosmed?'

"Aku tidak punya sosmed atau facebook," balasku.

"Sayang sekali," gumam Sasori membuatku sedikit tersenyum.

Kami menunggu bis di halte baru 1 menit bis berhenti di halte tempat kami menunggu...

.

.

Jeessh....

.

.

Pintu otomatis terbuka. Kami bedua masuk ke dalam bis yang terlihat hanya ada 10 penumpang. Dan di tambah aku dan Sasori jadi 12.

Aku baru tahu kalau Sasori tinggal di dekat apartementku? Ketika dia menyebut tempat tujuannya kepada sopir bis.

"Kau tinggal disekitar mana Sasori?" tanyaku yang penasaran. Dan Sasori menjawab, "di belakang apartementmu di sebelah toko bunga Yamanaka milik teman sekelasmu. Kalau tidak salah namanya Ino benarkan?"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sakura apa Sasuke itu pacarmu?" tanya Sasori. Pertanyaan yang membuatku dada sesak. Aku menggelengkan kepala, entah kenapa serasa ngeri mendengar namannya Sasuke.

"Jadi bukan ya?" gumam Sasori. Dia melihat kearah jendela kaca bis. Dia hanya diam sampai kami berdua turun di halte dekat apartemenku.

Kira-kira jaraknya 15 meter dari apartemenku lalu kami berdua berjalan kearah apartemenku setelah menyebrang di lampu merah.

"Sakura?" tanya Sasori yang saat ini sedang menghadang ku, berdiri di depanku. Saat kami berjalan bersama menuju ke apartemenku yang kurang 2 meter lagi sampai.

"Iyaa?" jawabku. Menunjukkan senyum pada Sasori.

"Apa kau menyukai, Sasuke?" Sasori menatapku intens.

"Jangan bahas dia.

Aku membencinya," jawabku. Aku melangkah melewati Sasori, beberapa pejalan kaki lain melihat kearah kami berdua. Aku berhenti dan berbalik melihat Sasori, yang mengikutiku.

"Sudah sampai terima kasih Sasori," ucapku. Aku pergi ke apartemen.

Sasori mengikutiku sampai ke pintu apartemenku yang berada di lantai dua paling sudut no 10.

"Kenapa kau mengikutiku? Sampai sini? Jangan-jangan kau-," tanyaku. Sasori mengdekat memojokkanku ke pintu masuk apartemenku yang masih tertutup.

"Sakura jadilah pacarku," ucap Sasori.

"Hah?!" Aku bingung kenapa dia memintaku agar menjadi pacaranya?

"Aku menyukaimu," ucap Sasori lalu dia menciumku seperti ingin melumat.

"Mmmhpp!"

Aku mendorong dan bersiap menamparnya!

PLAAAKKK.

"Kau sama saja!" bentakku setelah menamparnya.

"Sa, sama saja? Apa maksudmu?" protes Sasori.

"Kau sama saja-. Pasti kau punya tujuan biadap dengan caramu yang berbeda!!" bentakku.

Dia tiba-tiba memelukku.

"Tujuanku menjadi pacarmu," ucapnya. Sasori memelukku dan aku hanya bisa diam seperti orang bodoh lagi.

Sakura Pov End.

NEXT

Chapter 07

(Masih Sama saja)