Chereads / FULLHENTAI 2 / Chapter 10 - Chapter 10 ( Kau adalah milikku )

Chapter 10 - Chapter 10 ( Kau adalah milikku )

Chapter 10

.

(Kau adalah milikku)

.

Sasuke Pov.

.

Aku menghentikan semua yang aku lakukan. Dia mulai mengatur nafasnya perlahan lalu menamparku sangat keras.

PLAK!

"Dasar berengsek kau, Sasuke!" bentaknya.

Airmatanya terus mengalir, dia selalu menangis karena ulahku, apa boleh buat dia sangat luar biasa di ranjang walaupun hanya bisa pasrah.

Tapi, sesuatu yang unik terjadi padaku belakangan ini?

Aku mulai memikirkanya dari segi mananya? Bukan hanya saat aku melakukan seks dengannya namun ada hal yang susah untuk aku mengerti.

"Dasar jalang berani sekali kau menamparku!" bentaku sambil menghimpitnya di tembok. Menjambak rambut pinknya yang halus sayangnya dia sangat munafik! Coba dia lebih penurut aku tidak akan berbuat kasar padanya seperti sekarang.

"Berhentilah! Bermain-main padaku! Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri hanya bisa melakukan hal yang menjijikan!"

Dia bicara sangat lantang!

"Hnn, menjijikan kau bilang? Kau sangat menikmatinya bukan? Setiap aku melakukan hal yang kau bilang menjijikan tadi! Aku ingin bertanya apa kau tidak ingat? kau selalu membalas yang aku lakukan padamu saat di ranjang!" tanyaku sambil memandangnya agar mendongak melihat wajahku.

Dia hanya bisa menangis tanpa suara.

Benar-benar sangat cantik, aku sangat ingin melakukan, seks dengannya sampai aku merasa puas.

"Haruno, aku ingin mengatakan sesuatu jika kau hamil, cepat gugurkan agar kita bisa puas melakukan hal yang kau bilang menjijikan ini."

Dia langsung beronta seperti orang yang sangat ketakutan. Polosnya kau Haruno, aku semakin menyukaimu jika kau seperti ini.

"Lepaskan aku!!"

Aku menahan kedua tangannya lalu mencium bibirnya sampai dia tenang walau awalnya dia menolak dan menutup bibirnya sangat rapat tapi tinggal menunggu waktu dan memaksa pada akhirnya dia meleleh, pasrah dengan apa yang aku perbuat.

"Shh.. Ahh!"

Desah yang terdengar merdu menuntunku agar berbuat lebih dan lebih parah lagi.

"Hentikan!! Kau.. Ahhh!"

Aku menikmati apa yang aku perbuat di lehernya. Aku penuhi bekas kiss mark yang akan selalu aku penuhi semauku.

"Sshhh... Mhh.."

Dia selalu mudah sekali luluh di bagian ini. Aku meremas dada kanannya. Desahnya terus meluncur terdengar meminta lebih. Melumat bibirnya sambil melanjutkan perbuat yang aku gemari ini dan terus meremas dada kanannya dari yang terkesan lembut sampai kasar sampai aku harus membukamnya dengan menciumnya. Agar suara desah seksinya tak terdengar sampai luar.

Tanganku seakan bergerak tanpa perintah. Membuka tiap kancing baju yang terkait, satu demi satu hingga terlihat bra yang senada dengan rambutnya. Ternyata kau maniak warna pink Haruno.

"Mhhphh.."

Dia telah hanya bisa hanyut saat aku melumat bibirnya dan tidak sadar aku perlahan menurunkan branya.

Tanpa berpikir aku langsung melumat dada kirinya, seakan seperti bayi yang sedang haus.

"Assshhh... sejak kapan diaaa Shh.. Ooh.."

Entah berapa lama aku menikmati yang aku lakukan. Sampai bergantian dari sebelah kiri ke kanan, dia hanya bisa meremas rambutku dan menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Hnn, pintar dengan begitu kita tak akan terdengar Haruno, kau pintar juga tidak salah kau di sebut jenius mungkin kau suatu hari nanti menjadi jenius dalam bidang seks.

.

.

.

.

"Ahhhh! Cukuppp! Hentikan.."

Aku mengubah perbuataku tadi dan kini aku membuatnya klimaks dengan jemariku.

Dia hanya bisa meremas kedua bahuku dan menutup bibirnya rapat tapi desahnya selalu lolos saat aku membuatnya agar klimaks.

"Kau sangat basah Haruno," ucapku sambil mendekatkan wajahku ke wajanya.

"Mhhphh Cukup..."

Aku tak mempedulikan apa yang dia inginkan malah aku membaringkannya di lantai. Melucuti semua yang dia pakai, agar baju sekolahnya tidak kotor. Aku tidak mau ada yang tahu kalau Haruno telah melakukan seks bukan?

Aku terus melakukan hal yang biasa aku lakukan padanya entah berapa kali dia mendesah karena klimaks dan entah berapa kali aku klimaks di dalam.

Desahnya semakin menggila dan membuatku menjadi semakin kasar dan semakin gila karena desah merdunya yang sangat terdengar erotis.

"Akhhkkhh! Sasuke!!"

Desahnya nyaring langsung aku bungkam.

"Bodoh!"

Aku menatapnya tegas dia hanya menangis dalam diam dan menatap kosong saat aku membukamnya sambil menghentaknya cukup kasar terdengar suara desah yang tertahan. Aku semakin ingin melakukan lebih kasar.

"Haruno, apa kau menikmatinya?" tanyaku. Dia malah mengeleng, sial ingin rasanya aku tampar, wajah cantiknya.

Posisi yang sengaja aku ubah menjadi doggy style. Desahnya terus terdengar merdu tanpa terasa aku sampai berkeringat mungkin ini terlalu lama dia pun berkeringat ternyata dia juga kelelahan tapi boleh juga dia tidak pingsan.

"Ahhh!"

Klimaks yang entah sudah ke berapa kalinya, aku menjadi seperti hiperseks gara-gara kau Haruno!

"Hari ini cukup Haruno, nanti sepulang sekolah kita lakukan yang lebih parah." ucapku saat menghentikan perbuatan yang sangat nikmat ini.

"Huuh... Kau gila..." katanya yang kini terlihat sangat ke lelahan. Aku mendekat dan meraup bibirnya lalu merubah posisinya di atasku.

"Kau gila!"

"Cepatlah berhentilah menjadi munafik!" bentakku.

Dia hanya membulatkan mata.

"Curang," gumamnya.

"Hnn, curang?" tanyaku dan dia meremas bajuku.

"Baiklah."

Aku melepas bajuku dan meletakkannya di sebelahku.

"Aku sudah melepasnya."

"Kau hanya menurunkan celana..."

"Cih! Kau lambat cepat jika kau ingin lepas.. Lepas saja sendiri!"

Entah kenapa dia menjadi mulai manja dan kenapa juga aku mulai ingin baik padanya apa rasa tertarikku pada Haruno?

Ragu-ragu dia melepas celana dan boxerku.

Aku membimbingnya agar posisinya di atasku lagi walau harus memaksa. Pada akhirnya dia bermain di atasku juga mulai mendesah melakukan yang tadinya dia bilang menjijikan.

"Haruno, kau ternyata munafik." ucapku. Dia langsung menghentak kasar

"Assshhh.... Terserah!"

Aku menarik pergelangan tangannya agar mendekat, dia terus bermain tanpa bimbinganku, aku rasa dia mengikuti nalurinya luar biasa.

"Sshhh... Mmhh..."

Dia bergerak mengikuti nalurinya.

BERSAMBUNG

Chapter 11

(Hamil?)