Chapter 11
.
(Hamil?)
.
Sakura Pov.
.
Kali ini aku hanya bisa menurut tiap dia datang ke apartemen melakukan hal yang aku benci kami berdua selalu seperti ini tiap waktu maksudku tiap waktu adalah, saat di sekolah di mana pun saat dia ingin.
Aku hanya bisa menurut padanya, aku kenapa mudah sekali tunduk padanya?
Heemhh... Huekkhh...
Sudah selama 3 hari ini aku sering mual, kepalaku juga sedikit pusing mungkin aku harus libur sekolah dulu ya?
Aku keluar dari kamar mandi memakai handuk yang membalut tubuhku ini.
Aku membuka pintu kamar alangkah terkejutkannya aku ternyata Sasuke ada di kamarku!
"Sasuke? kenapa kau bisa masuk pintu apartemen ku ini kan terkunci?
"Aku membuat kunci duplikat. Haruno, apa kau mual di pagi hari? Aku mendengar suaramu saat di kamar mandi tadi."
"Iya. Sepertinya aku masuk angin," jawabku asal.
Sasuke langsung beranjak dari baringnya lalu mendekat ke arahku. Dia menatap sangat tegas lalu tersenyum penuh arti?
"Haruno, sepertinya kau hamil," ucapnya sambil membelai rambutku. Aku hanya bisa sedikit bergetar mendengar ucapannya mencoba untuk tetap tenang. Jika aku menunjukkan perasaan sedihku pasti dia akan marah padaku.
"Sasuke, jangan ber, bercanda," ucapku lalu memberinya senyum. Dia tetap berekspresi dingin seperti es.
"Aku tidak bercanda aku sudah hafal saat wanita hamil."
Aku membulatkan mata terkejut, saat dia berkata sudah hafal. Rasa sedih menyelimutiku saat ucapan itu meluncur dari mulutnya dan menyadarkanku bahwa Sasuke, seorang yang selalu bermain-main dengan wanita lain entah aku yang keberapa, entah kenapa aku ingin marah, entah kenapa aku tak terima, entah kenapa aku mencintainya!
"Hikks.. hikss.."
"Hnn, kenapa kau menangis?"
Suaranya terdengar lembut tapi itu hanya suara yang hanya menghanyutkan perasaanku saja aku sadar ini semua hanya sandiwaranya. Mungkin aku harus berpikir jernih dan mulai bangun dari tidurku!
"Hikss.."
"Ssthhh... Diamlah ayo kita kerumah sakit kenalanku," ucapnya. Aku menatapnya sambil menghapus airmataku ini.
"Rumah sakit?"
"Hnn, kau kenapa Haruno apa kau takut tenang saja kita hanya sebentar di rumah sakit setelah mengugurkan janinmu kita pulang. Dan kau bisa beristirahat."
"Aku tidak mau! Aku menolak perintah biadapmu!"
Dia menjambakku agar melihat wajahnya. Airmata ini terus mengalir diiringi rasa penyesalan yang mulai menyadarkan.
"Dasar bodoh kau menolak?! Pikirkan apa yang akan terjadi nanti! Jika kau hamil. Keluargaku akan menyalahkanku dan semua orang akan memandang remeh padaku!"
Aku hanya bisa diam menatapnya semua ucapan yang aku dengar bertubi-tubi. Membuat hatiku ini serasa tertusuk berkali-kali.
"Kau!! Kau!! Kau!!! Yang bodoh!!!" bentaku dan menepis tangannya yang menjambaku.
"Kau hanya berpikir tentang dirimu sendiri!! Kau itu sampah!! Kau hanya tau nafsu!! Kau memang mempunyai semua tapi satu yang kau tak punya!! Dengar ini bodoh!! Kau tidak punya hati!! Mungkin perasanmu juga sudah mati!!"
PLAKK!!
"Hikss.."
"Kalau kau bicara seperti itu lagi akanku robek mulutmu."
Dia membuatku menatap kosong dan aku sadar cuma aku yang mencintainya. Perlahan rasa cinta yang tumbuh ini sudah berganti kebencianku padanya.
Aku menuruti semua yang dia mau, aku memakai pakaianku dan sudah siap akan pergi ke rumah sakit aku hanya mengangguk, mengerti. Dia terus menatapku heran. 'Apa kau tahu bodoh suatu saat kau akan merasakan apa yang aku rasakan.'
"Kau sudah siap?"
"Hmm.."
Dia mengandengku mengajakku keluar dari apartemenku. Apa aku harus mengugurkan janin ini? Jika benar aku hamil? Jika aku mengikuti keinginan nya kali ini apa bedanya aku dengan Sasuke?
"Sial, apa kau bilang kau sibuk?!" Dia sedang menghubungi temannya yang biasanya mengugurkan. Senyum mulai aku tunjukkan dan entah kenapa aku merasa senang.
Aku berjalan menjauh darinya yang kini sedang sibuk dengan handphone nya menghubungi satu per satu yang dia kenal.
"Sudahlah," ucapku saat menjauh darinya. Dia melihatku dia mendekat perlahan.
"Sasuke, pergilah dari hidupku aku ingin menanggung ini semua sendirian anggaplah kita tak pernah kenal atau pun bertemu."
"Cih!"
Aku melangkah terus melangkah dan berpikir masa depan yang belum pasti bisa aku raih.
"Haruno!" teriaknya. Aku terus melangkah menjauh darinya, tak ingin berbalik melihat sosoknya lagi.
"Awalnya aku tak mengenalmu dan akhirnya aku juga tak mengenalmu."
"Cih! Kau sudah gila! Tenangkan dirimu! Semua akan berjalan lancar!"
Plakk!
Entah sudah berapa kali aku menangis. Airmata ini terus saja ingin menunjukkan kehadirannya pada si brengsek ini yang tak punya hati.
Aku terus menatapnya dia hanya diam menatapku. Beberapa orang menatap kearah kami berdua dan entah sejak kapan aku berada di tepi jalan dekat apartemen.
"Kenapa kau diam balaslah," tanyakku.
Sakura Pov End.
Sasuke Pov.
Aku hanya terdiam menatapnya yang kini menatapku diiringi
airmatanya yang terus menetes. Rasa sedihnya entah kenapa membuatku seperti pecundang payah yang hanya bisa diam.
"Kenapa kau diam balaslah," ucapnya entah kenapa bisa membuatku sedih dan hanya bisa mengepalkan kedua tangangku.
Aku menggenggam erat pergelanggan tangannya. Dan mencoba mengajaknya pergi dari tepi jalan, menjadi sorotan tiap pejalan kaki.
Dia memaksa melepaskan genggamanku hingga benar-benar terlepas.
"Pergilah lanjutkan yang kau suka! Aku ingin pergi darimu."
"Cihh.."
Aku mencoba meraih tanganya.
Plakk..
Dia menepis tanganku seakan membuatku ingin menamparnya agar dia tahu siapa aku ini?
Dia berbalik lalu melangkah perlahan mempercepat langkahnya hingga berlari kecil melewati beberapa orang pejalan kaki.
Aku mulai berjalan perlahan hingga berlari mengejarnya dia akan kemana?
"Haruno, kau mau kemana, sial!" teriakku.
Sampai kapan pun kau akan aku dapatkan, aku sudah pernah bertekat kau milikku.
Kau akan terus menjadi milikku.
Dia berbalik menatapku di sebrang jalan tinggal sedikit lagi kau akan aku dapatkan lagi.
"Kau mau kemana haruno!" teriakku bertanya padanya.
"Sasuke!!!!"
Tinnn!!!!! Tiinn!!!
Kittthhh!!
Braakkkk!!!
.
Sasuke Pov End.
.
NEXT
Chapter 12
(Kau di mana)