Chapter 20
.
.
.
.
Di balik wajah memerah mereka berdua saling memandang, mata mereka bertemu satu sama lain. Naruko memalingkan wajahnya dan melepaskan pelukannya, dia berjalan pergi sambil berkata, "sudah mulai larut malam, kita harus lekas tidur." Naruto mengikuti di belakang, Naruko masih teringat akan apa yang mereka berdua bicarakan tadi, intinya Naruto akan melupakan cinta pertamanya. Kakashi, Sakura dan Sai yang tadinya mengintip, kini mereka kembali ke tenda masing-masing. Naruto menarik Naruko agar berbalik sambil Naruto berkata, "Naru, aku sudah putuskan untuk mencintaimu!"
Pupil mata yang melebar menunjukkan bahwa dia terkejut dengan kata-kata Naruto yang tiba-tiba. Lelaki yang di hadapannya yakin dengan keputusannya dan tidak ada keraguan bahwa itu bisa dilihat dari sikap dan sorot matanya.
Hembusan angin malam di padang rumput, Naruto mengungkapkan cintanya dengan lantang, Naruko hanya tersenyum dan mulai berjalan mendekat. "Yakinkan aku-, lebih untuk menghapus keraguan dari hatiku."
Naruko menyentuh bibir Naruto dengan jari telunjuknya dan dia melanjutkan. "Kata cinta bisa dikatakan dengan mudah tapi tindakan untuk cinta sangat sulit, kamu pasti mengerti kan, Naruto?" Naruko merentangkan kedua tangannya dan berkata sekali lagi. "Cinta itu seperti angin malam ini yang bisa dirasakan tapi tidak bisa dilihat, kamu bisa mengatakan tapi tidak bisa bertindak."
Kata-kata yang terdengar jahat tapi mengenai sasarannya, Naruto mengepalkan tinjunya menyalahkan kebodohannya. Naruko meraih tangan kanan Naruto untuk menyentuh pipi kanannya, Naruto tersenyum sambil terlihat penuh minat.
Membuka matanya yang sebelumnya tertutup, Naruko melepaskan tangan Naruto yang menyentuh pipinya.
"Aku ingin bukti bukan hanya janji, bisakah kamu melakukan itu?"
"Aku bisa-, beri tau aku cara melakukannya?"
Naruko hanya tersenyum lebar, tidak menunjukkan bahwa dia senang dia hanya menutupi lebih dalam kesedihan yang dia rasakan ketika seseorang yang dia cintai terlalu bodoh untuk memahaminya.
"Naruko, kenapa kamu tersenyum aneh seperti itu? Bagaimana aku bisa melakukannya?!"
"Satu-satunya yang tau bagaimana melakukannya adalah kamu, aku hanya meminta bukti nyata."
"Aku jadi bingung ..."
"..."
"Aku bingung untuk membuktikannya, aku tidak tau bagaimana melakukannya dengan benar. Aku hanya bisa bicara tentang perasaanku saat ini."
"Jadi begitu, aku ingin mendengar lebih banyak lanjutkan apa yang kamu rasakan sekarang."
"Aku tidak ingin kamu pergi dariku, aku ingin kamu selalu dekat denganku. Aku masih memiliki perasaan untuk Sakura, tapi akhirnya setelah kupikir aku lebih suka bersamamu."
"... Ah, kita lupakan saja masalah ini!"
"Lupakan?!"
Naruko berjalan pergi tapi Naruto menghalanginya, dia ingin penjelasan mengapa semuanya harus dilupakan? Naruko hanya menjelaskan kalau Naruto masih bingung dengan perasaannya sendiri, Naruto tidak menerima dan meraih bahu Naruko. Naruto tiba-tiba mencengkeram bahunya Naruko sambil menatap Naruko dengan serius.
"Jelaskan padaku! Aku ingin tau mengapa semuanya harus dilupakan!"
"Aku tidak ingin menjelaskan semuanya, bahuku sakit tolong jangan kasar," kata Naruko dengan nada suara yang acuh.
"Maaf, Naru. Aku ingin tau kenapa kamu bilang seperti itu tadi?"
"Hoaamm, aku ngantuk."
Naruko pergi, Naruto terdiam tanpa menoleh untuk melihat Naruko pergi. Cinta yang penuh keraguan sangat tidak menyenangkan bagi Naruko yang sangat mencintai Naruto. Naruto mendongak saat dia melihat bintang-bintang di langit dan dia bertanya pada dirinya sendiri bagaimana menghilangkan keraguan yang terkadang muncul secara tiba-tiba.
Tidak lama kemudian, Sakura muncul dan menghampiri Naruto. Sakura berdiri di samping Naruto yang masih menatap bintang-bintang.
"Naruto?"
"Ahh, Sakura?!"
Naruto sangat ceria di depan Sakura, Sakura yang sebelumnya mendengar semuanya ia hanya tersenyum saat Naruto bertanya, 'kenapa Sakura belum tidur padahal ini sudah larut malam?' Tanpa basa-basi Sakura mengatakan sesuatu yang mengejutkan Naruto, Sakura hanya mencintai Sasuke, dia akan tetap menolak Naruto jika Naruto mengatakan cinta pada Sakura lagi.
"Kau tidak perlu mengingat masa lalu ketika kau mengatakan kau suka aku atau cinta aku, itu tidak akan membuatku mencintaimu sama sekali, kau tau itu bukan? Aku sangat mencintai Sasuke, dia tipeku dan sosok calon suamiku."
"Hahahah, iya Sakura. Aku tau kau sangat mencintai Sasuke, semua juga tau itu, hehe..."
"Baguslah kalau kau sadar, tau siapa yang aku cintai," kata Sakura sebelum ia pergi.
Naruto tanpa sadar menangis dan di sisi yang sama Sakura juga seperti itu. Sakura dan Naruto sama-sama memiliki keraguan di hati mereka bahwa jika mereka bisa memilih, mereka akan memilih keduanya tapi itu terlalu egois dan aneh jika mereka memberi tahu orang lain. Dari balik pohon Naruko keluar menemui Sakura, Sakura terkejut karena ia tidak menyadari kalau Naruko masih ada di sekitar tempat itu.
"Kamu sangat mencintainya bukan? Air mata itu tidak bisa berbohong seperti pemiliknya."
"... Ya, aku baru sadar kalau aku mencintainya tapi kamu lebih cocok dengan Naruto."
"Hehe, entahlah kalau masalah aku lebih cocok. Aku hanya mencintainya masalah cocok hanya aku atau dia yang tau."
Sakura telah memilih untuk mencoba mencintai Sasuke lagi bahkan jika dia harus mati, Naruko kaget mendengar kata-kata aneh seperti mencintai bahkan harus mati? Sakura menceritakan bagaimana Sasuke menanggapi Sakura saat Sasuke berada di tim tujuh, Naruko menyimpulkan bahwa cinta Sakura bertepuk sebelah tangan karena Sasuke tidak mencintai Sakura.
Sakura tiba-tiba mengalihkan pembicaraan tentang bagaimana Naruto selalu melindunginya dan membantunya dengan tulus, Naruko senang mendengar bahwa Naruto sangat baik meskipun dia tidak peka terhadap perasaannya sendiri.
Dengan langkah berat Naruto berjalan menyusuri hutan untuk kembali ke tendanya, air mata tetap mengalir meski telah di husap beberapa kali, Naruto menatap lurus ke depan dan melihat Naruko berdiri tidak jauh dari hadapannya.
"Naruko, Sa, Sakura tidak mencintaiku, hwaaa, dia, dia lebih suka Sasuke daripada aku, meskipun aku selalu, selalu berusaha membuatnya mencintaiku! Hiks...kenapaaa!!"
"Siapa yang kamu cintai? Sakura atau aku?"
"... Kalian."
"Mmnn, begitu. Kamu bisa melupakan dia atau tidak?"
"Aku tidak tau, tapi aku akan berusaha ..."
Naruto menyeka air mata kirinya dan mendekat ke Naruko, Naruko juga mendekat dan berkata, "Naruto."
"Ya, ada apa, Na-."
{ Plak! }
Wajah Naruto mengikuti arah tamparan tangan kanan Naruko, suara tamparan itu sangat keras. "Kamu plin-plan! Kamu bodoh atau tidak punya otak. Sudah kubilang jangan menyebut wanita lain!"
"Hiks...maafkan aku...hiks."
"Ahh, sudahlah!"
Naruko tidak tahu lagi sikap seperti apa yang harus ia lakukan, meskipun tamparan tidak mengurangi rasa sakitnya, ia dengan sigap memeluk Naruto. Naruko akan berusaha membuat Naruto melupakan Sakura, agar Naruto bisa melupakan Sakura dan menjadi seseorang yang tidak plin-plan.
"Hiks...hwaa...maafkan aku..."
"... Ya, aku akan memaafkanmu."
Meskipun dia merasa sakit hati, dia mencoba untuk bersikap bijak dan mencoba menjadi sesuatu yang bisa diandalkan. Naruko teringat akan masalah Hyuga Hinata yang sangat mencintai Naruto. Naruko memeluk Naruto lebih erat dan tidak ingin melepaskannya karena dia takut suatu saat Naruto akan berpaling ke Hyuga Hinata.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Author note - makasih udah baca dan ini perasaan Naruto sebenarnya, hahaha jangan salahin aku yang buat!