Chapter 21
.
.
.
.
Suasana hati yang buruk ketika pertengkaran yang seharusnya tidak terjadi sekarang menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Naruko lebih memilih untuk dekat dengan Sakura, dia sepertinya menjaga jarak dari Naruto. Naruto tahu betul bahwa semuanya terjadi karena kesalahan plin-plannya dalam membuat keputusan. Memegang bentuk kesedihan di hati, berpura-pura dengan senyum manis. Naruko tersenyum saat berbicara kepada Kakashi yang menjelaskan bahwa dalam misi berbahaya jangan pernah ragu untuk bertindak dan mengutamakan keselamatan anggota tim.
Naruto mengepalkan tinjunya, dia berjanji akan merespon lebih cepat dan tanpa ragu, dia bertanya pada dirinya sendiri siapa yang akan dia pilih antara Naruko dan Sakura? Selama perjalanan dia terus bertanya pada dirinya sendiri sampai dia menemukan jawaban yang pasti untuknya.
Tatapan mata biru langitnya tertuju pada gadis pirang yang berada tidak jauh dari hadapannya. Dia teringat waktu yang mereka habiskan bersama meskipun tidak begitu lama hidup berdua. Dia mendecakkan lidahnya pada kebodohannya sebelumnya.
Masih dalam perjalanan untuk menemukan Sasuke, meskipun belum menemukan keberadaannya. Di desa terdekat, mereka sedang mencari penginapan ketika yang lain memasuki ruangan terpisah, Naruto bertemu Naruko untuk berbicara secara pribadi. Naruko mengundang Naruto untuk masuk. Saat memasuki ruangan, Naruto membungkuk meminta maaf, merasa sangat bodoh karena tidak peka dalam membuat keputusan. Merasa terharu melihat pria yang dicintainya bertingkah seperti itu, Naruko meminta Naruto untuk berhenti dan lebih baik bersikap normal karena tidak nyaman jika Naruto menjadi memelas.
"Kita lupakan saja masalah itu, jangan dipikirkan lagi," kata Naruko.
"Oke, tapi kau benar-benar memaafkanku, kan?"
"Aku memaafkanmu, kita membicarakan hal lain saja."
"Oke."
Naruto menjelaskan rencananya jika dia dapat menemukan Sasuke dia bermaksud untuk mencurahkan semua kemampuannya untuk membawa Sasuke kembali ke Konoha. Naruko hanya bisa tersenyum karena lagi-lagi dia mendengar tentang Sasuke, yang mana Naruko tidak tahu seperti apa watak Sasuke sebenarnya karena dia hanya melihat foto Sasuke tanpa mengetahui karakter aslinya.
Mereka hanya duduk di lantai bersandar di tempat tidur, Naruko mengamati semua yang Naruto lakukan sambil berbicara, Naruko lebih fokus pada mengamati daripada mendengarkan apapun yang Naruto bicarakan. Naruto berhenti berbicara ketika dia menyadari dia sedang ditatap dengan ekspresi yang tidak biasa ketika Naruko tersipu padanya.
Naruto tidak tahu bagaimana mengatasi posisinya saat ini ia hanya bisa melihat wajah cantik dari gadis yang ada didekatnya, Naruto sedang berdebar sangat cepat sehingga seluruh tubuhnya menjadi hangat dan pipinya memanas. Naruto menegang hingga pikirannya tampak bingung, dia tidak bisa berpikir jernih karena ada sesuatu yang membuat kesadarannya tidak fokus. Naruto baru menyadari kalau Naruko memiliki bibir merah jambu yang terlihat montok dan menggoda, pipinya yang tembem dan kulit putih bersih serta garis-garis di pipinya sangat menggemaskan dan mirip dengannya. Naruto mulai melihat di mana dia seharusnya tidak terlalu fokus sehingga ketika sesuatu yang menarik bagi Naruto ditutupi oleh tangan Naruko. Naruto menyatukan kedua tangannya untuk meminta maaf karena dia seharusnya tidak memandang Naruko seperti itu.
"Kamu mesum!"
"Maaf!"
Naruko menggigit bibir bawahnya karena dia sangat malu dengan cara Naruto memandangnya. Selama mereka tinggal bersama baru kali ini Naruto melihatnya dengan cara yang berbeda. Pipinya terasa hangat dia malu melihat pemuda di depannya, Naruko yang hendak berbicara tiba-tiba berhenti karena pipi kirinya disentuh oleh Naruto. Sesuatu yang unik menyebar ke seluruh tubuhnya, tubuhnya merasakan sesuatu yang menggelitik dan membuatnya menyerah setiap kali Naruto menelusuri pipinya.
"Naruko ..."
"Yaa ..."
{ Tok...tok...tok... }
Suara ketukan di pintu tiba-tiba mendorong mereka berdua menjauh. Sakura yang berada di luar ruangan memanggil Naruko karena Sakura menanyakan keberadaan Naruto. Naruko yang hendak mengatakan bahwa Naruto ada di kamarnya, Naruto memohon kepada Naruko untuk tidak memberitahunya bahwa ia ada di kamarnya.
Sakura, yang mendengarnya, lalu pergi sambil mengeluh tentang Naruto pergi ke suatu tempat. Naruto dan Naruko saling memandang saat mereka berdua tersipu karena mereka ingat sesuatu yang ingin mereka lakukan sebelumnya.
Naruko meremas lengan kirinya sendiri, dia sangat gugup karena Naruto menyentuh pipinya lagi.
Hampir lima menit mereka berdua saling memandang dengan mata sayu. Naruko mengingat ocehan anak perempuan di kelas ketika dia masih sekolah, di kehidupan sebelumnya dia sudah sering mendengar bahwa anak laki-laki bertingkah aneh ketika mereka bersama dengan pasangannya, sehingga pada akhirnya mereka akan melakukan sesuatu yang tak seharusnya.
"Jika kamu ingin itu kita harus menikah dulu, Naruto," kata Naruko.
"... Iya ..."
Kata-kata yang tiba-tiba itu membuat Naruto gugup karena Naruko sudah tahu apa yang ingin dilakukannya.
Suasana menjadi sunyi dan tidak tahu lagi apa yang akan Naruto lakukan lagi karena rencana yang dia pikirkan sudah diketahui oleh Naruko. Naruko melihat Naruto terlihat bingung karena dia pasti seperti orang bodoh karena memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya dia pikirkan.
"Aku harap kamu tidak kecewa, aku hanya akan melakukannya setelah menikah," kata Naruko.
"A-aku tidak kecewa," jawab Naruto.
Naruko sangat menyadari bahwa Naruto berbohong karena ekspresinya menunjukkan kekecewaan. Naruto terlihat seperti anak manja dan apa yang diinginkannya harus menjadi kenyataan. Naruko memutuskan untuk memeluk Naruto agar tidak tersesat dalam pikirannya sendiri.
Tanpa mereka sadari, Sakura kembali dan bermaksud mengajak Naruko jalan-jalan tapi saat Sakura mendengar suara Naruto di kamar Naruko, Sakura memutuskan untuk mendengarkan percakapan mereka. Sakura yang awalnya memutuskan untuk mengejar cinta Sasuke sekali lagi, masih merasa berat jika harus membiarkan Naruto pergi ke wanita lain, selain Sakura memiliki perasaan pada Sasuke, beberapa bulan yang lalu dia menyadari bahwa Naruto telah membuatnya jatuh cinta.
Sakura yang larut dalam kesedihan dia kembali ke kamar dan mengeluarkan semua perasaan sedihnya, dia menangis sambil duduk di tempat tidur, air matanya menetes di pipinya karena dia terlalu keras kepala untuk menyadari perasaan cintanya tadi. Tatapan Sakura menjadi kosong setelah dia ingat ketika dia menolak Naruto dengan cara yang kejam dari sudut pandangnya. Dia berharap masih ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan sehingga dia bisa bersama Naruto lagi.
Sakura tersesat dalam pikirannya sendiri, dia ingin Naruto kembali mengejarnya dan ingin Sasuke menyadari betapa dia mencintainya, senyum aneh di wajahnya tampak mengerikan.
"Mereka berdua milikku ..."
Sakura menginginkan mereka berdua, mereka selalu bersama dan itu akan sampai akhir hidupnya. Sakura tidak ingin mereka berdua menjadi milik orang lain.
Saat Sakura menyadari kalau dia sudah gila dia menutupi wajahnya dengan tangan, dia sangat egois jika dia ingin dua orang menjadi kekasih dan bahkan suaminya di masa depan.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Author note - hehe lama gak update cerita Namikaze Naruko, aku harap masih ada yang mau baca, jujur aja aku rada gak pede karena sepi hahahaha...