Chereads / Namikaze Naruko / Chapter 25 - Chapter 25

Chapter 25 - Chapter 25

Chapter 25

.

.

.

.

Kakashi, Naruto, Sakura dan Sai tidak berpikir bahwa Naruko dapat mengalahkan Sasuke dengan begitu mudahnya mereka mengenali kemampuan Naruko tetapi tidak pernah membayangkan bahwa Naruko dapat mengalahkan Sasuke. Misi mereka diselesaikan dengan sangat mudah dan pada akhirnya mereka dapat membawa Sasuke kembali ke Konoha tetapi selama perjalanan pulang Sasuke hanya membisu setiap kali Naruto dan Sakura mengajaknya untuk berbicara. Dalam benak Sasuke ia merasa senang karena bisa melihat Naruto dan yang lainnya, namun ia teringat saat kakaknya membantai semua anggota klan Uchiha dan orang tuanya. Dia ingin kembali dengan sahabatnya dan seseorang yang dia suka meskipun dia menyukai sesama pria setidaknya dia bisa menggoda dengan perkelahian kecil dia terus menatap Naruto dengan tatapan tegas tetapi tidak menunjukkan kebencian.

Menjelang sore mereka mendirikan tenda untuk istirahat. Naruto sesekali melihat ke arah Naruko yang mencoba membuat Sasuke berbicara sehingga dia bisa mengetahui keberadaan Orochimaru. Sasuke tetap bungkam, dia tidak banyak bicara saat ditanya. Naruko menghela nafas saat dia mencoba yang terbaik tetapi gagal. Gadis berambut pink memandang Sasuke dengan berlinang air mata tapi Sasuke tidak peduli dia tidak menyukai Sakura yang selalu bersikap kasar terhadap Naruto. Tatapan tajam Sasuke tertuju pada Naruto dan Naruko, keduanya terlihat sangat dekat. Sasuke masih bertanya-tanya tentang Naruko, mengapa dia bisa bersama tim tujuh dan berada di Konoha, apalagi dia tidak memiliki ikat kepala yang seharusnya dimiliki oleh Shinobi sebagai simbol desa tempat mereka tinggal.

Sasuke menilai bahwa mereka keduanya sangat mirip meskipun masih terdapat beberapa perbedaan kecerdasan dan komunikasi yang baik, namun Sasuke tidak memungkiri bahwa gadis pirang itu jauh lebih menarik dari pada Naruto. Sasuke hanya bisa termenung saat berada di dalam tenda milik Kakashi, dengan tangan dan kakinya terikat dia tidak bisa berbuat apa-apa selain melamun tentang masa lalunya yang kelam. Seorang pemuda berambut pirang memasuki tenda, dia melihat Sasuke dengan simpati dia merasa bersalah telah memperlakukan Sasuke dengan buruk, Sasuke terdiam saat pemuda itu berbicara.

"Sasuke, beritahu kami dimana Orochimaru ..."

"..."

Naruko masuk ke dalam tenda, dia membantu Naruto membujuk Sasuke untuk berbicara, mereka berdua hanya mendapatkan ekspresi datar dari Sasuke. Matanya yang begitu gelap dan penuh kebencian membuat Naruko tidak nyaman ia berusaha untuk tetap tenang dan mengajak Naruto makan malam, tiba-tiba Naruto menawarkan Sasuke untuk makan tapi ia tidak mendapat balasan. Naruko memasang wajah cemberut seolah diabaikan oleh Naruto yang lebih fokus terhadap Sasuke. Naruko tidak mengerti mengapa semua orang begitu antusias dengan pemuda yang tampak sombong itu. Gadis pirang itu hanya bisa mengamati dan sesekali membujuk untuk membantu Naruto namun usahanya sepertinya sia-sia karena yang mereka di bujuk adalah seorang pemuda dingin yang memilih untuk tetap membisu.

Naruko masih berusaha membuat Sasuke berbicara tetapi semakin dia mencoba, semakin dia tidak bisa mengendalikan emosinya karena karakter pemuda itu benar-benar menguji tingkat kesabarannya. Hanya ada mereka berdua di dalam tenda, mereka saling menatap. Sasuke tidak memahami usaha sia-sia Naruko meskipun dia datang di tengah malam untuk berbicara secara pribadi. Sasuke tidak akan memberikan informasi kepada Naruko.

"Mau berapa lama lagi kamu diam? Kedua kaki dan tanganmu sudah terikat dan temanmu tidak mungkin bisa menolongmu," kata Naruko sambil bersendekap.

"..."

Naruko berjuang dengan mengancam dalam suaranya. Sasuke hanya tersenyum, dia merasa gadis pirang di depannya terlalu memaksakan diri untuk terlihat kuat. Sasuke benar-benar tidak berpikir bahwa Naruto bisa beralih ke Naruko dan mengabaikan Sakura, yang awalnya Naruto puja dengan cara yang memalukan.

***

Seorang pria yang mengenakan topeng dikenal sebagai Tobi, dia melihat bulan di tengah malam, dia melihat bulan dengan tatapan mata yang kosong karena masa lalunya menyiksa jiwanya. Tidak jauh di belakangnya ada seorang pria yang mengawasinya yang tak lain adalah Uchiha Itachi, ia yakin akan ada masalah baru yang akan ditimbulkan oleh Tobi.

"Mau sampai kapan senior melihatku dengan tatapan mesum seperti penguntit?"

"Jangan bersikap bodoh denganku," kata Itachi.

"..."

"Pasti kau sudah tau tentang dia."

"..."

Itachi tahu betul kemampuan sejati Tobi, dia tidak menyangka Tobi akan menyarankan rencana lain untuk memprioritaskan Namikaze Naruko. Tobi mengatakan bahwa Naruko adalah ancaman baru dan harus mengubah rencananya yang sebelumnya telah diatur dengan rapi.

"Dia siapa, ya?"

"... Namikaze Naruko," balas Itachi.

"Oh, dia! Ya, tentu saja! Bukannya kita sudah menyelidiki tentang dia, dia hebat sekali bisa meniru Jutsu orang lain sampai-sampai Sharingan pun bisa ditiru, gadis itu membuat hatiku berdebar kencang," kata Tobi.

Uzumaki Naruto sudah menjadi ancaman dalam rencananya namun ia harus mengubah semuanya dikarenakan Namikaze Naruko. Dia mengingat jelas seberapa tangguh Namikaze Minato, walaupun Naruko juga dari klan yang sama ia tak menyangka akan ada seseorang yang berbahaya dari klan itu. Raut wajahnya menunjukkan kesedihan walaupun tak akan ada yang bisa melihatnya. Dia hanya ingin mengembalikan semuanya yang telah hilang dan yang paling berharga baginya bahkan jika semuanya hanya dalam bentuk yang tidak nyata namun ia merasa akan menjadi kebahagiaan yang tak mungkin bisa ia jelaskan.

***

Duduk melamun memandang api unggun, Kakashi teringat kenangannya bersama Obito dan Rin. Kedua sahabatnya telah pergi selamanya tak pernah ia lupakan ia yakin pasti mereka berdua sangat bahagia di surga. Keyakinan yang membuatnya tersenyum sekaligus merasa sedih karena ia masih ingat betul bagaimana mereka pergi dengan cara yang tragis ia tidak menyangka hanya dia yang masih hidup dan tidak ikut pergi. Kakashi menoleh le arah kanan ketika merasa bahunya di tepuk oleh Naruko.

"Anda sedang melamun apa?"

"Masa lalu ..."

Naruko bisa melihat dengan jelas sorot mata Kakashi yang menunjukkan kesedihan ia baru pertama kalinya melihat Kakashi bersikap seperti itu. Naruko mengenal Kakashi adalah tipe seorang guru yang selalu tenang bahkan terkadang bisa menjadi sosok yang serius ia tidak menyangka jika sosok yang seperti itu bisa tampa sedih.

"Bagaimana kalau saya yang berjaga? Anda bisa istirahat dulu."

"Cara bicaramu selalu sopan ... Kamu harusnya istirahat biar aku berjaga. Naruto sudah menunggu di tenda, kamu harusnya bersama calon suamimu," kata Kakashi ketika ia menunjukkan ekspresi ramah.

"Calon suami yang mengabaikan calon istri, biar dia tidur sendiri," gumam Naruko dengan nada suara kesal.

Sekelebat perasaan iri ada dalam benak Kakashi, jujur saja selama ia melatih Naruko, Kakashi mulai menyukai Naruko namun Kakashi sadar diri karena gadis pirang ini sangat menyukai Naruto. Selama mereka berdua mengobrol hanya Naruto yang Naruko bicarakan sampai-sampai Kakashi mendesah pelan karena sikap Naruko seperti seorang pembohong yang berpura-pura sedang marah dengan pasangannya. Rona merah di pipi Naruko tampak begitu jelas ketika Kakashi mengucapkan bahwa Naruko pastinya sangat mencintai Naruto. Nada suara yang begitu pelan namun Kakashi masih bisa mendengarnya dengan jelas, Naruko menjawab bahwa ia sangat mencintai Naruto karena dia adalah cinta pertamanya walaupun sikap Naruto begitu plinplan dan bodoh namun ia sangat mencintainya.

.

.

.

.

BESAMABUNG

Author note - jangan marah kalau aku gantungin, tunggu lanjutkan masih lanjut gak aku skip hehe... Sorry kalau baru up, aku sibuk kerja!