Ponsel ku...???!
Aku melihat hal itu sampai tidak bernafas. Dan mobil ini melaju dengan cepat. Sudah jelas ponsel itu tamat riwayat nya.
Rasanya jantung ku nyut-nyut tidak karuan.
Oke tenang... Setelah ini aku balas. Lihat saja Varo. Sialan.. Si Gorila galak.
Ups.. Maaf lagi hamil. Bapak nya sendiri di olok-olok. Tapi tingkah nya memang bikin gondokan.
Sesampainya di parkiran V.E aku segera keluar dan menuju pintu samping. Nafas ku memburu kesal dengan apa yang dilakukan Varo.
Sepanjang aku berjalan sepanjang itu aku menggerutu.
Tarik nafas buang
Tarik nafas buang...
Aku tidak boleh stress..!!
Kuusap perut ku yang masih rata.
Elysa segera berdiri saat melihat kedatangan ku ia ingin bicara tapi aku mendahuluinya.
" Carikan aku ponsel baru! Yang bagus. Ini kartu nya! Segera" Kata ku lalu mengeluarkan kartu ku pada Elysa.
" Baik. Mba.. Tapi didalam suami Mba nunggu! "
Aku berhenti melangkah. Mengerutkan kening. Siapa dia bilang? Suami? Apa Varo sudah sampai duluan. Tidak-tidak. Ekspresi Elysa sangat biasa kalau tau itu Varo.
" Suami? "
" Iya. Katanya dia suami Mba. Suami Mba ternyata lebih hot mba... " Kata Elysa mengacungkan jempol nya. Lalu mengedipkan mata nya sebelah.
Aku menebak nebak siapa lagi yang iseng kali ini mengaku-ngaku sebagai suami ku. Apakah itu Arland?
Aku mengabaikan Elysa dan masuk kedalam.
Di sana ada punggung pria yang sudah aku kenali. Ya benar dia Arland. Jadi apa maksud nya mengaku ngaku sebagai suami ku.
" Hmm.. "
Arland segera berbalik mendengar deheman ku. Ia mengenakan jas kerja yang lengkap dan seperti biasa aura kegantengan nya masih 99% disana.
" Fayza. Kamu datang juga!! " Katanya disana dengan wajah sumringah. Matanya tampak terkesima kearah ku. Oh aku lupa aku ini versi Fayza zaman now. Dia pasti sedikit kaget.
" Ya! Kamu ga bisa move on dari aku ya Arl. Bisa-bisa nya kamu mengakui kamu suami ku! " Kata ku to the point sambil memgambil kursi ku dan duduk dengan apik. Aku lupa kancing kemeja ku yang hilang bikin baju ku ke buka kemana-mana.
Arland tertawa singkat. Mata nya kearah dada ku. Saat itu aku sadar pakaian yang kacau bikin dia salah fokus. Dia mendehem keras dan aku segera menutupi nya dengan buku disana.
" Sekretaris mu yang menebak apakah aku suami mu atau bukan! Ternyata kamu menyembunyikan siapa suami kamu! Aku hanya iseng saja" Sahut Arland disana. Aku mendengus. Elysa memang tipe sekretaris yang kepo dengan tamu.
" Ya. Ada apa kamu kesini. Kamu tidak takut kalau suami ku yang asli datang dan membuat hidung mu patah lagi?? " Kata ku sambil menyandarkan punggung ke kursi. Gara-gara Varo aku semakin berani mengutarakan kata-kata yang ada dikepala ku. Biasanya aku memendamnya saja.
Arland menatap ku tajam.
" Yakin dia membuat ku hidung ku patah? Alvaro? Bukan Melviano?? "
Glek..
Aku melihat Arland dengan tatapan intimidasi. Apa dia memata-matai ku dan mengetahui kepribadian ganda Vian.
Arland tersenyum tipis seolah puas dengan reaksi ku.
" Kamu ga ada kerjaan Arland!! Jangan mencampuri rumah tangga ku. Mending kamu cari cewek Bandung sana. Atau kamu nikahi Gladys ato cewek yang kamu hamilin teman nya Gavin"
Arland menggertakkan gigi nya. Aku tau kata-kata ku kasar dan bikin ia tersinggung. Tapi sungguh walau aku masih sedikit merindukan Arland. Hanya saja aku tidak mau ia terlibat dalam masalah ku dengan Varo.
" Amanda! Dia bukan hamil dengan ku!!! Aku bisa membuktikan nya!!! " Katanya terlihat geram.
" Oh"
" Apa luka di lehermu itu juga kena minyak goreng? " Katanya disana melihat plester dileher ku bekas tadi malam.
" Bukan. Ini kisa mark. Kamu mau lihat?? " Sahut ku meninggikan leher dan hendak membuka nya.
Arland menggeram disana. Aku menang lagi.
" Aku tidak bisa menerima mu di sini Arl.. Sebaiknya kamu pulang. Atau perlu aku panggil model-model cantik disini untuk menemani mu keluar?? "
" Cukup Fayza!! " Arland bangkit ia beneran terprovokasi. Tersinggung malahan. Itu malah bagus. Ia mengusap rahangnya yang mengeras. Lalu ia menarik nafas panjang.
Kemudia ia mengambil sesuati didalam jas nya. Ada kotak persegi panjang bludru biru yang tampak mewah.
" Aku kesini untuk memberikan ini. karena besok adalah tanggal pertama kita memiliki apartemen kan. Setiap tahun kamu selalu merayakan nya. Kita tak punya tanggal jadian. Jadi kamu menganggap hari itu tanggal jadian kita" Katanya disana dengan nafas tertahan.
Aku diam saja aku mana mungkin lupa. Mataku melihat kotak biru itu. Jauh dari dalam sini rasanya aku ingin menangis. Kenapa saat begini dia baru menyadari kesalahan nya dulu dan memperlakukan ku dengan sangat manis. Semua nya sudah terlambat. Meski keadaan saat ini Varo juga memberikan rasa muak. Aku tetap tak ingin menyeret Arland.
" Aku juga khawatir dengan mu Fayza. Aku tau kondisi suami mu. Dan sifat anarkis nya. Aku hanya memastikan kamu tidak menutupi nya bersikap sok galak dan menyingkirkan ku! "
Kenapa apa yang ia lakukan seperti cerminan apa yang aku lakukan sekarang.
" Seorang Fayza tidak akan menyerang kalau ia tak terancam" Kata Arland lalu tersenyum angkuh. Shit! Dia terlalu mengenal aku. Dan seolah membuka topeng yang sedang aku tutupi sekarang. Bahkan tangan ku gemetar di bawah meja.
Rasanya kalau logika tidan bermain aku ingin merengkuh Arland. Tapi itu tidak bisa.
" Apapun yang aku alami. Aku bisa mengatasi nya! Tapi apakah kamu pelaku nya? Kamu yang mengirimi foto kecil Melviano?? " Tuduh ku menatap Arland dalam.
Reaksi nya terlihat tenang disana.
" Aku hanya ingin tahu bagaimana ia menyakiti mu! Dan membuka mata mu! Dia monster yang akan menyakiti mu kapan pun Fayza. sadar lah itu"
Kepala ku rasanya meledak. Jadi itu ulah Arland!! Aku tertawa hambar. Mau marah juga rasanya percuma. Apa dia tidak sadar dia yang membuat ku celaka. Varo tidak akan menyakiti ku kalau tidak terpengaruh dengan yang ia lakukan. Tapi semakin kesini ucapan nya ada benar nya. Varo kepribadian absurd yang belum aku kenali 100%. Aku bukan pawang yang bisa memprediksi apa yang akan ia lakukan padaku. Tadi malam hanya sebagian kejadian kecil. Ya itu mungkin kecil dengan menancapkan pisau di leher ku.
" Kamu tau. Setelah melihat mu Antonius punya pandangan positif padamu! Aku mendapat dukungan penuh dari nya. Dan dia juga mendukung ku untuk melindungi mu! Kamu tau dia bahkan menjual perusahaan nya yang lain untuk bisa masuk ke perusahaan ini dan.. Kita akan bertemu besok sayang!! Aku akan melindungi dari sini"
Aku mencerna kata-kata nya dengan susah payah. Bahkan sampai Arland keluar dari sana aku rasanya masih bengong.
Arland masuk perusahaan ini karena di bantu Papi nya! Pria yang paling ia benci lalu menyongkong nya agar melindungi ku. Apa Bapak Bapak tua itu waras?? Mendukung putera nya untuk menghancurkan rumah tangga seseorang!!!
Aku benar-benar meledak sekarang.
Ini terlalu komplek. Kenapa Arland sebegitu keras kepalanya sampai mengikuti ku disini. Ini bahaya. Bisa-bisa aku benar- benar menyerah. Arland ada didepan mata dan menunggu aku berbalik arah padanya dalam keadaan Vian yang seperti ini.
*
*
" Ya Leo terimakasih! " Kata ku setelah Leo membantu ku menata kamar tidur di kamar sebelah.
Di depan sana Varo sedang menumpu kaki nya sambil membaca di ruang tamu. Ia tak masalah aku punya kamar berbeda dan menggunakan asisten nya untuk mengisi kamar bayi itu untuk kamar pribadi ku.
" Apakah semua nya baik baik saja? " Tanya Leo melihat ku yang memang tidak fokus.
Aku mengendikan bahu. " Entahlah.. Menurut mu kenapa Varo menyingkirkan tempat casting model itu dan juga memarahi ku tadi siang?? " Tanya ku pada pria yang lebih cocok sebagai kakak ku itu karena Leo punya sifat dingin dan irit bicara. Karena kami punya banyak kesamaan dalam sisi sifat.
" Apakah dia cemburu? Atau hanya tidak suka saja? Karena aku ibu anak nya?? " Tanya ku minta pendapat dari Leo. Dia yang paling mengenal Varo.
" Yang saya tau dia tidak membenci kamu lagi" Jawab Leo absurd. Itu artinya bukan berarti Varo cemburu. Apa yang aku pikirkan! Menganggap Varo cemburu! Rasanya mustahil.
Aku mengangguk. Tentu! Mungkin otak nya baru kebuka saat aku mehakiminya waktu itu.
" Lalu Deasy? Sebenar nya bagaimana hubungan nya dengn Varo. Dia sangat melindungi wanita itu? Apakah ia tidak tau bagaimana Deasy dulu adalah teman sekelas ku??"
" Dia tau! Tapi-
" Apa kalian sudah selesai mengobrol. "
Obrolan kami terhenti karena tau tau orang nya ada di belakang kami.
" Leo! Bawa turun semua yang akan dia pakai besok!! " Kata Varo memerintah.
Leo melirik ku singkat ia lalu segera mematuhi perintah Varo.
" Lain kali kalau mau bertanya itu dengan ku. Jangan dengan orang lain" Kata nya disana menyindir ku. Apa tadi dia mendengarkan obrolan ku.
Aku melihat nya jengah "apa kamu tau siapa yang mengirimi foto kemaren?? " Tanya ku dengan kedua tangan melipat di dada.
Varo hanya melihat ku datar. Seperti nya dia mengatahui nya
" Jadi kamu senang dia berhasil masuk ke perusahaan? "
Daebak...
Dia juga tau hal itu.
Aku tersenyum kecil. " Tentu dong! Aku bisa ketemu dia setiap saat" Sahut ku asal sambil mengedipkan mata.
" Jangan menyentuhnya. Aku akan berikan sisa saham ku padanya" Ancam ku sebelum ia angkat bicara.
Varo tampak kesal disana. Ia lalu mendengus dan pergi sana.
" Pastikan pintu ini tertutup. Aku bisa masuk malam malam untuk menyetubuhi mu" Katanya disana sebelum menutup pintu. Dia balas mengancam ku.
Mendengar itu aku terperangah. Rasa kesal semakin membumbung tinggi. Aku tidak mau lagi ia sentuh rasanya harga diri ini tak ada harga nya mengingat ia punya simpanan diluar sana.
*
*
Pagi pagi aku sudah diributkan dengan panggilan Tasya.
" Kak.. Wake up. Jangan lupa live hari ini. " Kata gadis itu dengan wajah sumringah di video call yang ia lakukan.
" Live?? "
" Yeaaah nanti siang aku bakal kerjain Delisha dan langsung aku kirim ke kaka..
Aku mencoba mengumpulkan nyawa lalu hanya menyahut kata oke. Mata ku masih sangat mengantuk. Tasya berteriak seperti alarm dan ini membuat kepalaku langsung pusing.
" Baiklah.. Aku akan tunggu" Sahut ku lalu mematikan telepon. Aku diam sesaat. Ngantuk itu yang aku rasakan. Dan aku kembali merebahkan diri lagi. Hingga ponsel ku terus bergetar. Aku kembali terbangun dan disana ada nama Elysa yang menghubungi ku dan ada panggilan tak terjawab berulang kali oleh nya kulihat jam disana sudah jam 8. Aku telat!!
" Ya Elysa. Ada apa?? " Tanya ku sembari turun dari ranjang itu untuk memakai sendal.
" Mba.. Mba ini istri nya pak Alvaro?? " Pekik Elysa disana membuat ku mendadak kaku.
" Bukan.. Kamu bicara apa?? " Kata ku gugup. Apa yang terjadi. Kenapa Elysa bilang hal itu.
" Iya. Seluruh karyawan disini sudah mendapat undangan Mba dan Pak Presdir"
Aku memejamkan mata yang terasa perih.
" Undangan?? Oh.. Siapa yang mengirimnya kesana!! "
" Jadi mba ini benar? Anda istri Tuan Alvaro?? " Cicit Elysa meringis.
" Aku akan hubungi nanti" Kata ku lalu mematikan telepon.
Aku segera menghubungi Siska. Telepon ku langsung diangkat.
" Dari mana undangan itu berasal?? " Tanya ku memijit pangkal hidung ku.
" Dari Nyonya besar. Mba.. Dia yang mengantarkan undangan itu ke kantor depan dan semua nya di undang. Seluruh V.E!! "
" Apa? Mami?? "
Lutut ku rasa nya lemas. Celaka sudah. Mami tau dimana Varo kerja dan dia akan membuat kekisruhan di sana. Ya walau aku sendiri orang nya tutup kuping apapun yang terjadi diluar ruangan ku. Hanya saja aku tak suka kegaduhan. Dan aku khawatir dengan tanggapan Varo. Bagaimana kalau ia mengelak dan nnti Mami akan tau ada yang tidak beres denga putera nya itu!!
Selesai mandi dan ganti pakaian aku segera keluar. Tapi rupanya ia sudah pergi. Aku lupa kalau aku memang kesiangan.
Selesai mual mual mendera, sarapan aku baru pergi dengan menggunakan ojol. Sebelum turun jantung ku dag dig dug tidak karuan. Apa sebaiknya aku minta Leo menjemput ku. Aku hanya tidak ingin menjadi pusat perhatian. Aku segera menghubungi Leo tapi telepon nya sedang sibuk.
Karena tak nyaman dengan supir aku segera turun.
" Terimakasih bang" Kataku sebelum turun.
Setelah keluar dari sana aku segera menggunakan kacamata hitam.
Drrrt..
Drrrt..
Ada panggilan dari Tasya. Aku memencet tombil hijau dan disana suatu Tasya menggema ke gendang telinga ini denga keras.
" Kak.. Kakak tau siapa yang mengirimkan foto Abang dengan Deasy?? "
Apa lagi ini. Foto apa?
" Foto apa? Aku ga tau" Jawab ku sudah merasa lemas.
" Aduuh. Mami bakal kebakaran jenggot ini kak. Aku ga bisa nutupin ini kalau Mami melihat berita nya. Kita harus jelaskan ke Mami.. "
" Oke sebentar! Aku tutup dulu. Aku mau lihat foto apaan! " Kata ku mencoba tenang walau firasat ku buruk.
" Oke kak"
Tasya mematikan telepon. Dan aku segera melihat berita yang dimaksud Tasya. Ada di berita utama di trending youtube. Judul nya. Pemilik Alvaro Entertainment kepergok punya simpanan.
Ini rasanya jantung ku seperti di remas remas.
Kubuka berita itu itu berita baru saja live dari sebuah station Tv dan sudah masuk trending di Youtube.
Disana ada foto foto Varo sebagai pemilik V.E lalu kedekatan nya dengan seorang perempuan yang wajah nya tentu itu Bellalang atau Deasy. Bahkan disana di jabarkan jaridiri Deasy yang adalah mantan model ternama sebelum kecelakaan melumpuhkan kaki nya. Ada informasi nya juga kalau mereka memang sudah lama berhubungan di luar negeri. Lalu didalam sana sedang rame dengan undangan perkawinan kami.
Apakah ini kerjaan Arland? Atau Varo sendiri. Mungkin Deasy?
Masalah yang ingin aku tutupi dari keluarganya besar. Dari perasan Ibuk dan Papa malah sekarang se-Indonesia raya mengetahui nya.
Kepala ku terasa sangat berat. Bentrokan ini membuat pikiran ku kalut. Aku tergopoh sambil menahan kaki. Pusing yang mendera. Apa magh ku kembali kambuh.
Tangan ku menaikan ponsel ku lagi. Aku harus menghubungi seseorang. Aku perlu perlu bantuan sekarang.