Esok paginya sekitar jam 9, aku dan Jena mulai sibuk membereskan kamar masing-masing dengan meletakan pakaian ke lemari dan yang lainnya. Hampir satu jam aku beres-beres, aku pun beranjak ke lantai dua. Ternyata di atas sudah ada Greya yang sedang memperhatikan salah satu lukisan abstrak. Dia memperhatikan persis seperti ketika melihat lukisan abstrak yang ada di paviliun waktu itu.
"Kamu sedang memperhatikan apanya?" kutanya dia.
"Tidak ada. Aku hanya kagum dengan gambarnya saja." jawabnya.
"Oh, iya. Omong-omong saat kejadian kemarin, kamu dimana saja, Grey?"
"Aku berada diluar rumah. Tahu tidak, aku sangat kesulitan ketika berusaha keras untuk menerobos masuk ke dinding yang dibuat si kakek itu. Tapi selalu saja gagal."
"Pantas saja aku tidak melihatmu. Lalu, kamu melihat ada yang aneh dari luar rumah tidak?"
Greya berpose dengan meletakan tangannya seperti menopang dagu sembari mengingat-ingat.