Dentuman yang terdengar barusan berasal dari ruangan yang tadi dimana aku menemukan potongan jasad bibi Dahan. Aku tahu karena ketika aku masuk sebentar lalu aku keluar demi memastikan bahwa dentum ledakan itu tidak dekat dariku. Dan ternyata berasal dari ruangan itu. Aku tidak bisa membayangkan jika aku sedikit lebih lama berada disana aku pasti sudah hancur seperti halnya para polisi yang tadi juga berada di dalam sana.
"Ate!" tiba-tiba Jena muncul di belakangku.
"Gila. Untuk apa dia meledakan rumahnya sendiri?" kata Jena yang juga sama keheranannya sepertiku.
"Lebih gilanya lagi disana tadi aku menemukan potongan tubuh bibi Dahan." jawabku sambil terus memandang lurus.
"Hah? Ate, serius!?"
"Aku tidak menduga sama sekali dengan orang-orang yang berada disekelilingku. Kenapa lagi-lagi aku dihadapkan sama orang-orang yang tidak berhati manusia. Astaga." aku menyisir rambutku kebelakang karena merasa panas sambil mengembuskan napas berat.
