Setibanya dibawah aku menemukan Greya dalam keadaan ia sedang mencekik dirinya sendiri hingga terlihat sangat jelas olehku wajahnya yang menahan sakit dan berusaha mendorong tangannya sendiri untuk menjauh.
"Itu pasti perbuatan si kakek tua itu." kata Jena. Ia lalu memejamkan mata. Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya tapi yang jelas tidak berapa lama kemudian Greya berangsur sudah terlihat kembali membaik dengan dua tangannya yang melepaskan bagian lehernya.
"Greya, kamu tidak apa-apa?" tanyaku dengan mengampirinya.
"Ada yang berusaha untuk melenyapkanku." katanya.
"Kita harus cari orang itu. Dia pasti masih bersembunyi di rumah ini." kata Jena sesaat ia membuka matanya.
"Zarrel, coba kamu buka radarmu. Cari dari mana energi yang tadi mengampiriku berasal."
"Tapi aku tidak bisa melakukannya." jawabku karena memang sama sekali tidak pernah menggunakan hal-hal yang seperti itu.
"Pejamkan matamu, Ate."
Aku menurut.