"Aku mau melihat sampai kapan mulutmu bisa sekeras itu. Kalian, seret dia keluar untukku. Apapun yang harus dilakukan, lakukan saja!"
Atas perintah He Rui, beberapa pengawal bertubuh besar segera maju dan menangkap tangan Shen Cheng. Sial! Tidak bisa menang dengan berbicara, langsung bertindak tangan? pikir Shen Cheng. Ia mengangkat kaki dan menendang bagian vital pengawal keras-keras. Kemudian, ekspresi pengawal itu menjadi buruk hingga mengeluarkan keringat dan pengawal itu menutupi selangkangannya yang kesakitan
Krak.
Terdengar suara seperti pistol yang sedang dikongkang. Pelipis He Rui tiba-tiba terasa dingin. Setelah melihat dunia yang besar, ia langsung menyadari bahwa ada bahaya sehingga ia tidak berani bergerak sama sekali. Bahkan, udara sesaat juga dipenuhi dengan aura mencekam yang membuat orang ketakutan.
Para nyonya dan nona kaya yang sedang menonton di sekeliling sangat ketakutan dan berteriak. Para penonton membubarkan diri satu demi persatu karena takut senjata api itu akan tiba-tiba meledak dan melukai mereka sendiri. Pengawal yang tadi masih galak kini tidak berani bertindak secara sembarangan. Ia cepat-cepat melepaskan Shen Cheng dan melangkah mundur selangkah demi selangkah...
"Berhenti."
Begitu pria yang seperti kaisar itu berbicara, kaki mereka menjadi lemas hingga mereka berlutut di lantai. Shi Yu sedikit mengangkat bibirnya. Mata hitamnya yang menawan berkilat-kilat seperti danau dingin, menunjukkan kemuliaan dan keanggunannya.
Xia An'an sangat ketakutan hingga lemas dan terjatuh di lantai. "Jangan… Jangan membunuhnya…"
Suara seperti ini membuat Shi Yu sangat tidak senang. Ia menyipitkan matanya yang dingin, lalu memalingkan pandangannya pada Xia An'an dan bertanya, "Tidak mau dia mati? Kamu seharusnya tahu apa yang harus kamu lakukan."
"Aku tahu..." jawab Xia An'an dengan panik. Ia mengangkat tangan dan memukul wajahnya sendiri dengan kuat, sekali demi sekali.
Pan Yang yang terjepit di antara beberapa orang menyadari keseriusan masalah ini. Ia mundur keluar dengan wajah yang berat, lalu berjalan jauh sekitar 3 atau 4 meter untuk menelepon polisi.
"An'an, pergilah. Jangan pedulikan aku..." kata He Rui. Bagaimanapun, ia masih memiliki harga diri sebagai seorang pria. Ia tidak rela melihat Xia An'an memukul mulutnya sendiri.
Pergi? pikir Xia An'an. Bukannya ia tidak tahu tentang situasi ini. Kalau ia pergi, konsekuensinya mungkin akan lebih serius. Ia hanya bisa terdiam, menundukkan kepala, dan terus menampar dirinya sampai pipinya merah dan bengkak. Namun, ia juga tidak berani berhenti.
Suhu udara sepertinya menurun beberapa derajat dalam sekejap. Cuaca jelas sangat panas, tapi suasana ini malah membuat orang merasa dingin. Shi Yu dengan sombong mengedarkan pandangannya pada beberapa pengawal dan berkata, "Kalian, sekelompok binatang buas ini, berani menyentuh wanitaku. Jari mana yang digunakan untuk menyentuhnya, cacatkan jari itu."
Suara Shi Yu yang sangat magnetik membuat orang tidak berani membantah. Mereka yang berada di sekitar menahan napas dan terus mundur karena merasa takut dan cemas dalam hati. Shi Yu melihat beberapa pengawal itu dengan dingin dan matanya yang dalam tidak menunjukkan emosi sama sekali. "Haruskah aku yang bertindak sendiri?" tanyanya.
Para pengawal itu takut sampai kehilangan akal. Mereka cepat-cepat meminta ampun, "Tuan Shi, mohon ampuni kami. Kami buta dan tidak mengenali Tuan. Kami salah…"
"Maaf, kami salah… Ke depannya, kami tidak akan berani lagi..."
Saat para pengawal meminta ampun, mereka segera memukul wajah mereka sendiri. Setiap kali memukul, semakin kuat pukulannya. Sekelompok orang berlutut di lantai sambil memukul wajah mereka sendiri. Bagaimana bisa adegan ini terlihat menyenangkan? Orang-orang di sekitar bisa melihat dengan sangat jelas kekuasaan Shi Yu. Mereka tidak mungkin tidak tahu Shi Yu adalah pria yang seperti apa sehingga tidak ada satupun orang yang berani campur tangan.
Ckrik! Ckrik! Ckrik!
Entah sejak kapan, sekelompok wartawan menyerbu datang. Lampu blitz dan suara kamera memotret terus berulang. "Ingat untuk memotret wanitaku lebih cantik sedikit," kata Shi Yu. Suaranya tidak terdengar dingin maupun panas. Tidak ada yang bisa mengira suasana hatinya saat ini sedang baik atau buruk.