Chereads / Untuk Sisa Hidupmu / Chapter 36 - Begitu Luar Biasa, tapi Masih Kencan Buta.

Chapter 36 - Begitu Luar Biasa, tapi Masih Kencan Buta.

Keesokannya paginya, Tang Yan bangun dengan kepala yang rasanya ingin pecah. Ia sama sekali tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam. Ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur tiba-tiba bergetar dan ia segera mengambilnya.

Shi Yu mengirimnya sebuah video singkat. Jemari ramping Tang Yan membuka video itu, lalu muncul adegan yang sangat mengerikan. Seorang pria tampan berbaring di tempat sampah dan bolak-balik memeluk tumpukan sampah yang bau. Bahkan, pria itu masih menggila dan mencium sampah itu. Orang itu… Tang Yan!

"Huek..." Tang Yan tidak bisa mengendalikan organ internalnya dan muntah.

———

Di saat yang sama, Mu Bai dan Shi Yu sedang menonton video yang sama dan tertawa terbahak-bahak. Tang Yan memang benar memeluk sampah, tapi tidak sampai mengimajinasikan sampah itu sebagai wanita cantik. Video itu direkam oleh Mu Bai, lalu Shi Yu memerintahkan orang untuk mengedit pasca produksi video itu secara manual. Jika nanti Shi Yu masih mendengar Tang Yan menyebutkan kata-kata 'perjaka' lagi, ia akan menyuruh orang untuk mengedit dan menghapus pakaian Tang Yan di video itu.

Setelah menonton video lelucon itu, Mu Bai menghela napas. Shi Yu melihat itu sehingga ia memiringkan kepalanya dan bertanya, "Mengapa?"

Mu Bai bersandar di sofa dan merentangkan tangannya. Ia tampak sangat lelah dan berkata, "Kamu bilang, ada solusi apa untuk tidak perlu pergi kencan buta?"

Shi Yu menyilangkan kakinya. Tangannya yang ramping menyelinap ke setiap dokumen yang membutuhkan tanda tangannya. Setelah beberapa saat, ia baru menggerakkan bibirnya dan menjawab, "Tidak ada solusi."

Mu Bai menghela napas lagi dan bergumam, "Kelihatannya, sekarang hanya bisa disembelih…" Kemudian, ia melihat jam tangan bermereknya dan berdiri, "Sudah hampir waktunya. Aku pergi dulu."

"Hng," Shi Yu menanggapi dengan singkat dan matanya menyiratkan ekspresi yang bermaksud 'Hati-hati'.

———

"Gadis kecil, cepat ganti pakaian! Ayah sudah susah-susah meminta orang untuk mengatur kencan buta kali ini. Jangan melewatkannya! Gadis kecil…" seru Shen Zhongming dengan berisik sambil mengeluarkan beberapa pakaian dan gaun dari beberapa dekade yang lalu.

Shen Cheng duduk di sofa dan memakan roti dengan perlahan karena terlalu malas untuk mempedulikan ayahnya. Setelah Shen Zhongming sibuk sepanjang hari dan belum melihat respons apapun dari putrinya, ia maju dan berkata, "Sebelumnya selalu Ayah yang mendengarkanmu. Hari ini, mau bagaimanapun, kamu juga harus mendengarkanku."

Shen Cheng masih tidak kunjung berbicara sehingga Shen Zhongming semakin cemas. "Gadis kecil, kondisi keluarga kita seperti ini. Tidak ada pilihan lain..." Tanpa menunggu Shen Cheng menjawab, Shen Zhongming berkata lagi, "Kali ini, aku berlari ke banyak tempat dan mengatakan banyak hal baik. Setelah itu, baru aku mendapat bantuan dari menantu Paman Li untuk memberikanmu kencan buta ini. Dengar-dengar, kondisi keluarga pria ini sangat baik dan sangat terkenal di Ibukota! Jika kamu bisa menikahinya, itu adalah berkah untuk hidupmu. Ya, gadis kecil…?"

Shen Cheng sedikit mengerutkan alisnya dan membalas, "Dia begitu luar biasa, tapi masih kencan buta? Jika dia tidak cacat, dia bodoh."

Mulut Shen Zhongming berkedut, "Paman Li bilang orang itu lumayan tampan dan kariernya sukses. Jika benar-benar begitu buruk, mana mungkin Ayah bersedia mendorongmu jaruh ke dalam air…"

Shen Cheng mengabaikan Shen Zhongming, namun Shen Zhongming tetap bersikeras di sampingnya, "Gadis kecil, pergi dan lihatlah sebentar. Jika kamu tidak menyukainya, kita langsung pergi. Gadis kecil, bukannya kamu bilang, kita bisa cari ke mana kesempatan yang begitu bagus? Gadis kecil, dengarkan Ayah sekali ini saja. Jika tidak cocok, kamu tidak usah menikahi dan Ayah pasti tidak akan menyebutkan hal ini lagi!"

Kalimat terakhir Shen Zhongming membuat Shen Cheng menyala. Ia langsung bangkit dari sofa dengan kecepatan tertinggi, kembali kamar, dan mengunci pintu. Tak sampai satu menit, ia sudah siap dan berganti pakaian yang bersih. Kemeja putih dan celana jins, pakaian yang paling sederhana namun anggun. Shen Cheng segera keluar pintu rumah, barulah Shen Zhongming bereaksi dan cepat-cepat menyusulnya.