Setelah sekian lama di perjalanan, Alby berhenti sejenak. Ia ingin memutar balikan arahnya, untuk mengajak Qiran ke suatu tempat. Di mana tempat itu adalah tempat favoritnya Alby.
Ketika itu, ia sedang sedih ditinggal oleh ayahnya. Makanya, ia mencari tempat untuk melampiaskan kesedihannya, agar orang-orang tidak mengetahuinya. Ia tidak mau dibilang lemah, karena sebagai laki-laki ia harus tegar dan kuat, dengan apa yang sudah terjadi.
Qiran pun tidak berkata apapun, ia hanya mengikuti kemanapun Alby pergi. Hatinya masih sakit dan kecewa. Baru kali ini, dia begitu sedih atas perlakuan Aron terhadapnya. Ia begitu menyesal dan putus harapan.