Bukan Qiran namanya kalau tidak peka terhadap sesuatu. Saking penasarannya, Qiran menyapa Alby dan menanyakan apa yang sedang dipikirkannya.
"Alby ...!" kata Qiran dengan manjanya. Dan Alby hanya tersenyum kecil sembari melirik ke arah Qiran. "Apa?"
"Dari tadi kamu diam saja, ada apa? Semenjak keluar dari mansion Aron, sikapmu jadi banyak diam," kata Qiran. "Bukan kah kamu juga harus senang?"
"Bagaimana aku bisa senang, mendengar kamu masih mencintai Aron, rasanya usahaku seakan sia-sia saja," kata Alby dalam hatinya.
Memang semenjak Qiran berkata, kalau dirinya masih mencintai Aron, hati Alby seakan tertusuk duri masuk hingga ke dalam tulang. Tidak ada yang menyangka, kalau perkataan Qiran membuat Alby sakit hati dan kecewa.
"Alby ...!" teriak Qiran lagi. "Kamu kenapa sih?"
"Eh, iya maaf. Aku terlalu fokus menyetir," kata Alby singkat.