Waktu sudah menunjukan pukul 21.00 malam. Mereka masih asyik bercengkerama di ruang makan. Bahkan mereka tak henti-hentinya bercanda ria dan saling ledek-meledek satu sama lainnya.
"Bang, terima kasih loh atas undangan makan malamnya. Bagiku ini sangat istimewa. Cuma sayangnya, anakku belum bisa ikut nimbrung. Mungkin lain waktu, kita bisa makan malam bersama lagi," ujar Bu Melin tersenyum manis.
"Iya, sama-sama. Oia nanti giliran anakku saja yang masak, dia juga masakannya enak loh! Dan cocok sekali sama anak kamu yang juga pinter masak, iya kan? Biar mereka kolaborasi masakan, hehehe," sindir Pak Marco.
Andai saja Pak Marco tahu, kalau anak yang dimaksud oleh Pak Marco adalah Alby, pasti ia syok. Dan sampai saat ini, baik baik Pak Marco, ataupun Qiran, belum pernah mengetahui siapa anak dari Bu Melin itu. Karena mereka berdua, tidak begitu mempedulikannya.
"Ih, Daddy apaan sih," ucap Qiran malu.