"Kakak jahat! Tukang bohong! Aku benci sama Kakak! Benci banget!" teriak Devan.
"Sayang, tolong maafin Kakak ya!" ucap Alby sembari memelas dan memohon-mohon kepada Devan.
"Tidak! Kakak jahat dan tukang bohong! Aku tidak mau lagi berteman dengan Kakak yang suka bohong!" kata Devan sembari berlari meninggalkan dari area taman persimpangan yang sering mereka kunjungi.
"Devan! Kamu mau kemana?" teriak Alby.
Dan tiba-tiba dari arah berlawanan, terlihat mobil sedang melaju kencang. Sementara, Devan terus berlari meninggalkan Alby dan teman-temannya.
Brakkk!
Suara mobil yang seperti menabarak seseorang, dan orang itu yang tak lain adalah Devan. Anak kecil itu tertabrak mobil hingga terseret 5 meter dari area taman persimpangan. Sementara, mobil yang menabrak Devan terjungkil balik tidak jauh dari posisi Devan yang sedang terkapar tidak sadarkan diri.
"Devan!" teriak Alby.
Kriing kring kring
Teriakan Alby bebarengan dengan suara jam beker yang bunyinya nyaring sekali. Dengan keringat bercucuran dan hati yang was-was, membuat Alby tidak tenang. Ia terbangun dengan mimpi yang membuat dirinya merasa ketakutan.
"Syukurlah, ini hanya mimpi. Ya Tuhan, aku sampai melupakan janjiku pada mereka," ucap Alby sembari menyeka keringat di wajahnya.
Alby langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dalam pikirannya, ia ingin segera secepatnya menemui anak-anak yang telah ia janjikan untuk membelikan es cream pada mereka. Karena waktu kemarin, ia tidak sempat menemuinya karena, diajak memancing oleh Pak Marco. Hingga lupa dengan janjinya. Andai saja Alby tau, jika Qiran sudah menangani anak-anak dengan membelikan es cream pada mereka. Agar suatu saat bila bertemu, mereka tidak marah dan tidak managih janji.
"Mumpung hari libur, pasti mereka sudah nongkrong disana, aku harus cepat-cepat segera menemuinya," gumam Alby.
"Oia, apa aku mesti ngajak si Bawel itu? Atau nggak usah ya? Secara ini kan hari libur, pasti dia gak akan kemana-mana. Coba aja deh aku hubungi dia dulu," ucap Alby sembari menatap ke depan cermin.
Lalu Alby mengambil ponselnya dari atas meja untuk memberitahukan Qiran, jika hari ini, ia akan menjemputnya untuk menemui anak-anak di taman persimpangan.
"Tapi ... dia kan sudah punya kekasih, pasti di hari libur sekarang ini, dia sedang bersama kekasihnya," kata Alby mengurungkan niatnya untuk menghubungi Qiran.
"Mending berangkat sendiri saja, awalnya pun sendiri, ngapain ajak-ajak pacar orang," gerutu Alby sembari memakai jaket kesayangannya dan langsung bergegas keluar dari kamarnya.
****
Sementara di tempat lain....
Pagi itu, Qiran sedang asyik berada di atas balkon. Ia sedang menikmati pancaran sinar matahari yang baru saja nampak ke seluruh penjuru bumi. Terlihat olehnya dari kejauhan, segerombolan anak-anak sedang menuju taman yang ada di persimpangan jalan.
"Itukan mereka! Pasti mau bermain di area taman itu, aku akan menyusul mereka ah," ujar Qiran senang.
Qiran pun langsung turun menuju lantai bawah, ia begitu tergesa-gesa karena kegirangan melihat anak-anak sudah menuju taman.
"Dad, aku mau menemui anak-anak yang ada di taman persimpangan, Daddy kalau mau sarapan, duluan saja ya," kata Qiran sembari bergegas menuju ke luar rumah.
"Gak sarapan bareng nih?" tutur Pak Marco
yang tengah asyik duduk di ruang makan sambil membaca koran.
"Tidak Dad, nanti saja!" teriak Qiran yang suaranya sudah samar-samar semakin menjauh.
"Ya sudah kalau begitu. Sia-sia saja aku nungguin anak itu makan bareng, ujung-ujungnya pun makan sendiri," ucap Pak Marco sambil melahap roti yang sudah tersedia di meja makan.
****
Setibanya di taman persimpangan, Alby langsung memarkirkan motornya di area taman. Senyum di bibirnya terlihat dari dirinya, ketika ia melihat anak-anak yang sudah berada di taman terlebih dahulu, mereka sedang bermain-main dengan gembira. Ketika salah seorang anak melihat kedatangan Alby yang secara tiba-tiba, ia pun bersorak ramai memanggil nama Alby lalu diikuti oleh anak-anak lainnya. Alby pun langsung menghampiri mereka dengan membawa dua kantong makanandan minuman beserta es cream yang telah ia belikan untuk mereka.
"Wah! Ini buat kita semua, Kak?" tanya Devan kagum.
Semua anak-anak ricuh dan rebutan saling ingin segera mengambilnya. Padahal makanan yang dibawakan Alby sangat banyak. Namun mereka tetap ricuh dan rame sekali.
"Betul sekali! Ini semua Kakak belikan untuk kalian, jangan rebutan ya, Sayang," tutur Alby senang.
"Kak Alby, tumben Kakak belikan kita makanan yang banyak, biasanya cuma es cream doank," tanya Khansa sembari melahap es cream kesukaannya.
"Iya, ini karena mengingat janji Kak Alby yang belum terpenuhi untuk kalian, jadi sebagai gantinya Kakak belikan banyak makanan," ucap Alby yang juga ikut memakan es cream miliknya.
"Janji yang mana, Kak?" ucap Khansa mengkernyitkan alisnya.
"Lho, masa lupa! Kemarin Kakak kan janji mau neraktir kalian makan es cream, berhubung Kakaknya lupa jadi ... "
"Oh, bukannya kemarin Kakak sibuk ya?" tanya Devan ikutan nimrung percakapan mereka hingga memotong pembicaraan Alby.
"Sibuk? Untunglah mereka mengerti," kata Alby dalam hatinya.
"I-iya sih, emang kalian tau gitu kalau kemrin Kakak sedang sibuk?" ucap Alby keheranan.
"Tau donk, Kakak cantik yang bilang! Ketika kami sedang menunggu Kakak disini, tiba-tiba Kakak cantik datang, dia bilang katanya kakak sedang sibuk, malahan dia yang menggantikan Kakak membelikan es cream buat kami," tutur Khansa sembari melahap es creamnya.
"Benarkah?" ucap Alby kagum.
"Benar!" jawab Khansa dan Devan serempak.
Mendengar hal itu, Alby semakin kagum dan semakin menyukai Qiran. Meski Qiran bersikap dingin kepadanya, rasa suka tetap melekat dalam jiwanya. Mereka bertiga saling tersenyum dan melanjutkan melahap es creamnya. Sementara anak-anak yang lain masih fokus dengan makanannya sendiri-sendiri.
Ketika sedang asyik bercanda ria, tiba-tiba gadis cantik berambut panjang, datang menghampiri mereka. Wajah gadis itu sudah tidak asing lagi bagi mereka, ya bagaimana tidak, sosok gadis itu adalah orang yang dari tadi mereka bahas, yang tak lain adalah Qiran.
"Kakak Cantik!" teriak Khansa sembari menghampiri Qiran.
Ketika mendengar nama Kakak cantik, jantung Alby semakin berdetak kencang. Ia semakin gugup dan salah tingkah. Karena ia tahu, jika julukan Kakak cantik itu, hanya untuk Qiran seorang. Begitu juga Qiran, ia sangat terkejut ketika melihat Alby sudah berada di taman lebih dulu. Padahal mereka tidak janjian, namun takdir memang harus mempertemukan mereka lagi.
"Sejak kapan kamu berada disini?" tanya Qiran kepada Alby.
"Sejak 10 menit yang lalu," jawab Alby sembari tersenyum manis.
"Nih untuk kamu," kata Alby sembari menyodorkan es cream rasa coklat kepada Qiran.
Qiran pun menerimanya dengan senang hati dan berkata, "Terima kasih."
Semua anak-anak semakin senang, dengan kehadiran Alby dan Qiran. Mereka sangat antusias ingin mengajak Alby dan Qiran bermain. Namun, Alby menyarankan, agar tidak hanya bermain saja, ia ingin bermain tapi sambil belajar. Agar suasananya semakin seru. Semua anak menyetujuinya termasuk Qiran. Permainan pun langsung dimulai, anak-anak begitu antusias dan semakin rame.
*****
Sementara di tempat lain ...
Seorang wanita berambut panjang dengan pakaian yang sangat seksi, sedang menunggu seseorang di depan rumahnya. Ia bernama Marthalia, ia sudah memiliki janji dengan orang yang dicintainya.
Dan beberapa menit kemudian, orang yang telah ditunggu-tunggu datang jua. Dengan membawa mobil mercedez, dan berpakaian rapi, serta dengan gaya casualnya. Orang yang ditunggu-tunggu oleh wanita seksi itu adalah Aron. Dengan sumringah wanita itu teriak memanggilnya dengan manja.
"Aron!" teriak Marthalia.
"Hai, Sayang!" ucap Aron sembari keluar dari dalam mobilnya.
Aron langsung memeluk wanita itu dengan mesra. Tidak hanya memeluk, Aron pun mengecup dahi wanita itu dengan sangat mesra. Ia bahkan tidak pernah semesra ini pada Qiran. Entah apa yang terjadi jika Qiran mengetahuinya. Kedua pasangan itu pun langsung masuk ke dalam mobil, dan langsung pergi dari rumah itu.
*
*
*
BERSAMBUNG....