"Kamu!" kata Qiran sembari membelalakkan matanya. Ia benar-benar takut karena orang yang baru saja dikenalinya sewaktu di supermarket, hendak mendekati nya.
"Iya, nona ini aku. Dion!" kata Dion tersenyum lebar. Dan hal itu semakin membuat Qiran takut.
"Di-dion!" kata Qiran terbata-bata. "Te-terus kamu mau ngapain ke sini?"
"Oia, nona, jadi begini. Tadi, sewaktu mobil anda nyalip mobil kita, dari depan kami lihat mobil yang anda tumpangi udah terlihat oleng. Apa anda tidak merasakan sesuatu nona? Makanya kami memantau dan berjaga-jaga, karena sebentar lagi, ban mobil anda akan pecah. Dan ternyata benar dugaan kami, ban mobil anda pecah. Betul kan?" kata Dion sembari meyakinkan Qiran agar tidak terlihat ketakutan.
"Iya juga sih, gak enak banget numpanginya, serasa pening nih kepala," kata Qiran dalam hatinya.
"Kok kamu bisa tahu sih, ini mobil ban nya mau meletus?" kata Pak Seno keheranan. "Jangan-jangan kamu yah yang membuat mobil ini ban nya jadi meletus?"