Chereads / Dendam Cinta / Chapter 3 - Informasi ⚡♥️

Chapter 3 - Informasi ⚡♥️

Novel ini hanya ada di aplikasi WebNovel kalau ada di aplikasi lain berarti dibajak

Saya kasih catatan karena udah banyaknya kasus novel dibajak, dan saya kena, ga dapet royalti

Jadi bagi pembaca belum tahu apa itu aplikasi WebNovel, kalian bisa download aplikasi bertuliskan WebNovel di playstore

Di WebNovel koinnya lebih murah dan ada voucher baca gratis sampai 3 loh

Terima kasih,

Nona_ge

***

Gaea menghentikan tariannya, merasa suasana semakin menegang. Ia tidak tahu hubungan Eryk dan Rainer, apa yang membuat masa lalu lebih berarti dari uang?

"Semua orang bisa berubah, aku tahu," kata Rainer tenang, "tetapi jika berubah menjadi lebih buruk, bukankah sebagai 'kawan' perlu mengingatkan mereka untuk menoleh ke belakang betapa baiknya mereka dulu?"

"Katakan. Informasi. Yang. Kau. Dapatkan. Rainer," perintah Eryk, menekankan setiap kata-katanya, tidak ada waktu berbicara hal tidak penting.

Rainer mengembuskan napas kecil akan usahanya yang gagal lagi meksi begitu tetap takkan menyerah, "Aku sudah mencari informasi sesuai perintahmu dan sesuai dugaanmu, dia kemungkinan datang di acara lelang minggu depan."

"Kemungkinan?" Eryk terdengar tidak puas, "aku membayar bukan untuk kemungkinan, 'kawan'."

Gaea terkejut; untuk pertama kalinya melihat Eryk emosi, segera mencatatnya di kepalanya untuk jangan pernah membuat pria itu emosi.

Rainer juga terlihat tenang sekali mungkin ini bukanlah pertama kalinya mengingat mereka berteman.

"Aku akan memberitahu lagi jika dia berubah pikiran," kata Rainer, "meng-hack data tanpa meninggalkan jejak tidak semudah yang kau kira, Eryk."

Gaea tersanjung; meng-hack? Ia tahu betapa sulitnya itu sebab pernah mempelajarinya sekali butuh waktu lama untuk memahami programnya.

Rainer pasti pria yang jenius dan kenapa orang sejenius dia masih bekerja pada Eryk? Mungkin untuk keamanan data perusahaan? Mengingat Eryk pebisnis yang tengah naik daun, pasti banyak yang ingin menjatuhkan Eryk.

"Aku harusnya tahu ini hanya sia-sia," kata Eryk, "sistem mereka terlalu ketat, aku kesulitan melacak karena 'dia' sering juga berpindah-pindah," lanjutnya, "aku mulai bosan bermain tikus dan kucing."

"Dia memang yang terbaik, 'kan?" kata Rainer dengan tenangnya seakan itu hal yang biasa, "kau yakin mau terus berurusan dengan dia?"

"Setelah dia berani menyentuh keluargaku, kurasa itu sesuatu yang wajar."

Gaea syok; keluargaku—? Eryk memiliki keluarga!? Seingatnya bosnya itu yatim piatu, atau Eryk sudah menikah? Tidak, tidak bisa berspekulasi ke sana, mungkin Eryk memiliki saudara yang tidak diketahui olehnya; Eryk terkenal menjaga privasi apalagi memiliki keluarga pasti akan menjadi skandal yang besar hingga diketahui, 'kan?

Gaea merasa ragu.

Bagaimana jika Eryk menikah diam-diam?

Membayangkannya membuat hatinya sakit.

"Jika itu maumu," kata Rainer acuh tak acuh, matanya kembali fokus ke tubuh Gaea lalu beranjak ke atas, dan melebarkan matanya melihat sesuatu yang janggal yaitu mata hijau di balik topeng tersebut sebelum kembali tenang seperti biasa, "Permisi, aku mau menikmati ini dulu," Ia ingin memastikan sesuatu.

Gaea berusaha dengan sebaik mungkin untuk tidak merasa jijik; inilah alasan kenapa tidak mau menjadi penari, tidak tahan akan pikiran dan ucapan kotor para lelaki yang menyewa, sampai sekarang ia tidak mengerti kenapa Lola mau melakukannya, "Hey!" Ia menghentikan tariannya ketika merasakan tangan Rainer menyentuh punggungnya.

"Ayolah, ini sesuatu yang wajar bagimu, 'kan?" tanya Rainer dengan senyum manisnya, dugaannya benar bila itu Gaea.

Gaea naik pitam: beraninya mengatakan itu, dan lagi kenapa tiba-tiba Rainer merasa tertarik padanya? Tadi Rainer sama sekali tidak tertarik, memandang pun tidak. Kenapa berubah begini? "Aku memang penari, tapi aku bukan wanita murahan!"

Kenapa juga Eryk tidak membelanya? Apakah karena sudah tugas sebagai penari? Ataukah karena yang disentuh Rainer itu punggung jadi bosnya itu tidak merasa terganggu?

Apapun itu Gaea kecewa.

"Kau? Haha ...," Rainer merasa kata-kata Gaea adalah hal yang terlucu yang pernah didengarnya, "gurauanmu bagus juga, Rose," lanjutnya menahan tawanya, "dan kenapa juga denganmu, hm~? Aku menyentuhmu seperti itu sudah biasa."

Biasa? Jadi ini bukanlah pertama kalinya bagi Lola?

Rainer bangkit berdiri, berjalan mendekati Gaea, "Ada apa dengan tarianmu juga? Kau seperti amatiran."

Gaea melangkah mundur takut.

Percakapan mereka begitu mengasyikan, menyita perhatiannya, tariannya jadi terkesan amatiran ... tidak, menari seksi bukanlah keahliannya.

"Kau menari amatiran untuk memancingku?" tanya Rainer dengan matanya tersirat ejekan," Wow, kau begitu menginginkan aku, Rose~?"

"Tidak," Gara mulai jijik sekarang, mengambil langkah mundur lebih besar dari sebelumnya jika ada seseorang yang mau diajak pastilah Eryk, "Ugh," Ia melangkah mundur lagi ketika Rainer terus mendekat hingga kaki kanannya menyentuh sesuatu.

Rainer tertawa kecil, begitu menyenangkan menggoda Gaea.

"Ahhh ...," Gaea sedikit terpana akan tawa lepas Rainer yang begitu manis? Sehingga kakinya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang, "Uh—?" Kenapa bokongnya tidak merasakan sakit? Ia menoleh, wajahnya merona hebat mendapati dirinya duduk di pangkuan Eryk, "Maaf!"

Eryk sendiri merasa jengkel, jika saja bukan Lola, sudah pasti mulutnya memberikan kata-kata 'manis'.

Tidak tahukah tubuh wanita itu sedikit berat?

Tidak mau berlama-lama tersiksa, Eryk menyingkirkan tubuh Gaea dari atasnya di saat itulah mataya tanpa sadar mendapati sesuatu yang menarik, "Huh?"—matanya tidak sedang berhalusinasi, 'kan?

Ada tato di punggung Lola, yang seingatnya wanita itu tidak memiliki tato di punggung.

Penasaran, tangan Eryk menyentuh punggung Gaea perlahan.

Gaea sendiri menahan napasnya berusaha untuk tidak mendesah. Ia tahu ini salah namun yang menyentuhnya adalah bosnya Eryk—pria yang disukainya—sungguh tidak bisa berbuat apa-apa, "Eep—!" Ia terkesikap ketika merasakan tangan Eryk mengangkat rambutnya sebentar lalu mengembalikan ke semula.

"Berdiri," kata Eryk dingin.

"Um—?" gumam Gaea masih belum sepenuhnya sadar bila wajah Eryk telah menggelap penuh amarah.

"Aku bilang berdiri, 'Orchid'!"

Mata Gaea terbuka sepenuhnya, dengan cepat berdiri.

Tidak salah dengar barusan?

Eryk memanggilnya Orchid bukan Rose—?

Eryk memperhatikan sekali lagi Gaea tepatnya tubuh wanita itu dari atas hingga bawah sebelum ikut berdiri, "Aku ingin kalian keluar, ada yang ingin aku bicarakan sama Orchid," perintahnya dingin, menekankan kata Orchid—sedikit emosi.

Gaea terkesikap; Eryk ternyata tahu penyamarannya dan murka; apa yang harus dilakukannya? Ini salah Lola.

Alex menurut tanpa berkata apa-apa, berbeda dengan Rainer yang mengamati Gaea sejenak bersimpati sebelum kemudian keluar.

Gaea sedikit terkejut saat tangan Rainer menepuk bahunya ketika melewatinya—seakan memberikan semangat ataukah pikirannya terlalu jauh. Apa pun artinya hatinya sedikit berhibur.

Setelah suara pintu tertutup menandakan Rainer telah pergi, ruangan begitu hening, Gaea tidak berani menatap Eryk sebab ia yakin pria muda itu marah sekali.

"Kau ingin menjadi penari?" Eryk membuka percakapan datar.

Gaea tertunduk dalam penuh penyesalan, "Tidak."

"Beri aku alasan kenapa kau menyamar sebagai Rose?" tanya Eryk se-profesional mungkin.

Bagaimana harus menjelaskannya? Ia ingin tetapi tatapan Eryk terlalu mengintimidasi membuat bibirnya tertutup rapat.

Eryk mengembuskan napas kecil; bagus, satu lagi karyawan yang tidak bisa membela diri sendiri dan parahnya itu Gaea di antara semua karyawan wanitanya, "Sudahlah, aku takkan menerimanya juga," katanya, "kau tahu risikonya, 'kan? Untunglah Rainer tak menyadarinya." Yang rasanya aneh sekali.

"Aku tidak punya pilihan!" seru Gaea tidak terima, "kaki Rose terkilir jadi dia memintaku menggantikannya!"

"Tentu saja ...," kata Eryk, lebih ke arah meremehkan; kenapa tidak? Semua orang selalu memakai alasan menyedihkan termasuk Gaea.

Gaea tidak menyangka ini ikut kesal, "Apa kau pernah mendengar 'persahabatan'?" tanyanya jijik tanpa peduli sudah kelewatan toh yakin akan dikeluarkan dari klub.

Pertemanan yang ditunjukan Eryk pada Rainer tadi bukanlah sesuatu yang dekat bisa dinilai dari Eryk yang merendahkan Rainer dengan sarkas-sarkas 'manisnya'.

"Aku tidak percaya sahabat atau hal sampah lainnya," kata Eryk dingin.

Tangan Gaea terkepal, menahan untuk tidak memukul wajah bosnya. Pertama kalinya mengetahui sisi buruk Eryk, memang ada gosip bahwa bosnya memiliki lidah tajam karena pikiran logis namun tidak disangka akan seburuk ini. Otaknya berpikir positif bahwa Eryk akan bersikap lebih lembut terhadap wanita mengingat suka membawa wanita ke klub ternyata sama saja, sekarang masuk akal Eryk sering bergonta-ganti wanita karena mereka tidak tahan dengan ucapan 'logic' pria tersebut.

Suara nada dering memecah ketegangan mereka berdua.

Eryk mengambil ponselnya, melihat siapa yang meneleponnya, wajahnya yang semula marah berubah ceria mengetahui nama 'Katherine' tertera di ponselnya, "Aku harus mengangkatnya, kau tetap di sini, aku akan segera kembali," katanya tanpa memandang, pergi keluar.

Gaea memutar bola matanya.

Eryk bahkan tidak menunggu jawaban darinya, bicara soal mengontrol orang lain; apa yang harus dilakukannya selama bosnya itu pergi?

Gaea memandang sekelilingnya, sekarang Eryk pergi bisa lebih memperhatikan ruangan ini; ruangannya lebih luas dari terakhir kali kemari, apa mungkin ruangan ini bukan kamar VIP melainkan ruang kerja Eryk? Ia melihat ada meja yang berisikan buku serta dokumen—? Di sana bahkan ada laptop serta satu bingkai foto, "Hm ...," Ia penasaran siapa yang ada di foto itu, matanya melirik ke belakang memastikan Eryk benar-benar pergi, setelah di rasa aman, baru mengintip jepretan foto tersebut; ada seorang pria paruh baya berambut hitam merangkul pemuda berambut pirang tak lupa cengiran lebar yang mengindikasikan bahwa mereka dekat.

Gaea mengenal pria paruh baya itu, Xander, Ayah Eryk.

Jika dipikir-pikir, Eryk sama sekali tidak memiliki latar belakang yang pasti, hanya anak lelaki dari keluarga yang kaya, Enzo memiliki perusahaan di bidang hotel. Ia tidak mengerti kenapa Eryk menolak meneruskan usaha itu melainkan pamannya Eryk bernama Zeke.

Mungkin tidak tertarik? Ia tidak tahu.

Gaea beralih pada laptop yang terbuka; tidak, tidak seharusnya menyentuh barang yang bukan miliknya, 'kan? Perkataan dingin Eryk kembali melintas di kepalanya membuat darahnya mendidih.

Siapa yang peduli?

Pada level ini Gaea yakin akan dikeluarkan, kenapa harus cemas? Tangannya menekan tombol 'power' dan mendengus mengetahui ada kode keamanannya.

'Mungkin kodenya 'aku terhebat' atau semacamnya, atau malah 'brengsek'.'

Gaea bisa meng-hack, tetapi tidak membawa apa pun, "Huh?" Matanya melihat sesuatu yang tidak wajar di layar laptop tersebut, "Simbol ini—" ucapannya terhenti setelah di sekitarnya secara tiba-tiba ada sekumpulan asap, "Huh—!?" Dari mana asap ini berasal? Dan lagi kenapa tubuhnya terasa berat serta mengantuk? Ia sudah tidur dengan cukup tadi siang.

'What the—'

Gaea tidak dapat mengontrol tubuhnya dan terjatuh, di tengah kesadarannya yang mulai menghilang, terlihat sepasang kaki jenjang sebelum akhirnya pingsan.

"Lihat ini, kau benar-benar tidak beruntung, Rose."

***

Sekedar informasi

Kalau dialog pakai simbol petik satu ['] itu berarti karakter bicara dalam hati, ya

Terima kasih ... ♥️♥️♥️