Chereads / Asisten / Chapter 9 - Bersama Cinta

Chapter 9 - Bersama Cinta

Club

Candra dan Ryo sedang asyik mengobrol dengan beberapa wanita yang berpakaian seksi. Sedangkan Toni asyik bergoyang menikmati alunan musik yang di putar DJ. Andrew datang dengan muka masam di temani Rudi yang langsung duduk di sebelah Candra.

"Kenapa bosmu????" Tanya Ryo kepada Rudi.

"Biasa sedikit ada problem di kantor" Jawab Rudi sambil menerima rokok dari Candra.

"Ouhhh..... Jangan di godain kalau gitu nanti dia bisa makan siapa aja kalau lagi marah " Kata Toni menuangkan wine di gelas Rudi.

Andrew yang duduk agak jauh dari Candra Ryo dan Toni mulai mematik korek dan membakar rokonya, Menghisapnya dalam-dalam dengan pandangan kosong.

"Minum gak bos????" Tanya toni datang

menghampiri tempat duduk andrew

melihat kearah Toni.

"Boleh tapi aku gak mau merek itu ," Sambil menunjukkan deretan wine mahal ke toni

pelayanan pun dengan sigap mengambil dan melayani Andrew.

"Tumben keluar sama Rudi doang kemana Anya???" Tanya Toni.

"Dia pulang ke Wonogiri" Jawab Andrew tak bersemangat.

"Ouhhh.... Pantesan loyo" Mengangguk-angguk

"Kayaknya aku mau nikahin dia aja deh "Meneguk winenya perlahan.

"Bukanya dia masih belom cerai???" Tanya Toni

meyakinkan.

"Apa perlu aku membuatnya hamil dan melahirkan anak ku biar dia mau menceraikan suaminya???"

"Kenapa harus pakai cara kotor kalau kamu sudah tau Anya suka sama kamu???"

"Masalahnya aku udah minta dia menceraikan suaminya tapi dia slalu bilang masih mengharapkan perubahan sikap suaminya "Menjelaskan dengan frustasi.

"Hhmmm, Terus masalah Caroline????"

"Dia cuma butuh aku buat naikin popularitasnya, Selebihnya seperti toilet umum yang bisa di kunjungi laki-laki mana pun " Kesal.

"Kamu udah tau Caroline begitu kenapa masih pertahanin hubungan sama dia ???"

"Aku cuma mau melihat keseriusan Anya , Apa dia benar-benar mencintaiku atau cuma terbiasa hidup denganku"

"Ahhhhhhh... aku gak ngerti sama kamu Ndrew," Memegang kening ikut merasakan pusing dengan cerita hati Andrew.

Dari jauh diam-diam Candra memperhatikan Toni dan Andrew mengobrol.

🥀

🥀🥀

🥀🥀🥀

Jogjakarta

Udara dini hari menyelimuti kota Jogjakarta, Berjalan di koridor rumah sakit yang sangat sepi dan mencekam. Dimana-mana bau karbol khas rumah sakit.

Memasuki kamar 28a , Selang infus nampak tertanam di pergelangan tangan yang hanya tersisa tulang dan kulit. Bibir kecilnya sedang tersenyum walaupun matanya terpejam. Di sebelahnya nampak wanita paruh baya tidur di kursi sambil memegangi tangan satunya.

"Mas Roni" Bisik Lusi melihat kedatangan Roni dan Anya.

"Tsuuuuutttt" Roni memberikan kode pada Lusi agar tidak membangun kan ibunya yang sudah tertidur.

"Mbak Anya"menghampiri dan memeluk Anya sambil menangis .

"Apa kabar mbak ???"

"Baik , Bagaimana denganmu lus??" Membalas pelukan Lusi dan melepaskan Melihat wajah adik iparnya sambil menghapus air mata Lusi .

"Baik, Kenapa mbak Anya baru pulang ??? Semua merindukan mbak Anya " Kata Lusi masih sambil berbisik .

"Maafkan aku ,Aku terlalu sibuk " Melihat kearah Cinta yang tidur seranjang dengan ibu Ron.

"Bagaimana Cinta Lus ??"

"Mmmmmm....." Melihat kearah kakaknya meminta persetujuan.

"Dia cuma demam , Beberapa hari gak mau makan jadi terpaksa di bawa kesini untuk mendapatkan perawatan" Jelas Roni.

"Kamu gak lagi bohongin aku kan mas?!" Menatap tak percaya karena faktanya Cinta di infus dan tergeletak tak berdaya lagi .

"Wuaaaaaa !!! "Tiba-tiba Cinta menangis karena kaget dengan suara Anya yang membangunkan tidurnya.

"Sayang" Ibu Ron Terbangun dan langsung menggendong cucu kesayangan .

"Sayang ,Sayang anak uti gak apa-apa yaaa nak " Menimang Cinta sambil mencoba membetulkan jarum infusnya agar tetap lurus .

Walaupun sudah berusia 4 tahu tapi cinta tidak tumbuh normal seperti anak seusianya. Cacat bawaan dan penyakit pernapasan yang di derita dari rahim Anya membuat Cinta tidak bisa jauh dari alat-alat Medis karena sistem kekebalan tubuhnya yang lemah .

Segala upaya sudah di lakukan oleh keluarga Ron tapi sepertinya beberapa operasi dan biayanya harus di lakukan secara bertahap agar Cinta bisa tumbuh normal seperti anak seusianya.

Ibu roni sibuk menenangkan Cinta yang menangis , Sesekali menatap tajam kearah Anya dengan tatapan tidak suka. Namun Anya berusaha tidak peduli dan mendekati cinta yang sedang digendong mertuanya.

"Cinta ini mama sayang ," Mengelus rambut Cinta.

Cinta menatap Anya namun tidak lama kemudian berpaling dan menangis lebih histeris lagi.

Anya sedih melihat anaknya ketakutan melihatnya.

Roni mendekati Anya

"Sayang biarkan ibu yang menenangkan Cinta " Membujuk Anya sambil memeluk.

Menatap tajam kearah Roni.

Kesal marah campur aduk yang dirasakan Anya.

Karena tidak di beri kesempatan Membantu membujuk Cinta.

"Aku mohon demi Cinta " Bujuk Roni.

"Apa perlu aku panggilkan keamanan biar kamu keluar dari kamar ini ?!" Usir bu Ratna ibunya Roni ke Anya.

"Buuu , Jangan gitu dong bagaimana pun Anya ibunya Cinta wajar kalau dia menyapa dan mau dekat dengan Cinta" Roni mencoba menengahi masalah ibu dan istrinya.

Tanpa berkata banyak Anya keluar dari kamar pasien a28 di susul Roni . Anya pun hanya bisa menangis sejadi-jadinya.

"Buuu jangan terlalu keras sama Mbak Anya bagaimana pun dia kan ibu kandungnya Cinta" Kata Lusi mencoba mengingat kan ibunya.

"Kamu sekarang udah terang terangan mbelain kakak iparmu itu???" Gantian Lusi yang di marahin Bu Ratna.

"Bukan begitu buuu, Aku cuma kasian aja sama mbak Anya dan mas Ron buu. Mereka sering terlihat bertengkar gara-gara ibu gak ngizinin mbak Anya ngurusin Cinta "

"Anya itu gak tau apa-apa kalau masalah medis wajar ibu gak kasih dia buat ngurusin Cinta, Coba dulu dia gak bandel waktu hamil gak mungkin Cinta terlahir cacat seperti ini " Ibu Ratna terlihat menyeka air mata mengingat kejadian yang dulu.

"Tapi bu semua ini udah takdir siapa sih yang mau nglahirin anak cacat ?"

"Lusi kamu ingat yaaaa ... Gara-gara biaya pengobatan cinta kamu gak bisa lanjut jadi Dokter dan gara-gara Anya masmu kuliah gak bener apa kamu masih mau belain dia ??? Mending kamu tidur dulu masih malem, Besok kamu kan harus balik ke solo kuliah" Kembali menidurkan cinta di ranjang rumah sakit.

"Tapi buuu...."

"Lusi ibu gak mau berdebat sama kamu, Kamu gak mau kan nyesel kaya mas mu itu" Sibuk membetulkan bantal di kepala Cinta.

🥀

🥀🥀

🥀🥀🥀

Andrew tersenyum ketika pipinya di cium lembut tapi lama-kelamaan pipinya menjadi basah karena liur, Andrew bangun dengan terkejut.

"Aktor !!!!" Berteriak sambil mundur ke belakang.

woft!!

woft!!

Aktor menggonggong dengan keras karena Andrew membuatnya kaget.

"Aktor sini " Panggil mbak Ani dari luar kamar.

Aktor dengan Patuh datang tanpa pedulikan Andrew lagi.

"Kenapa aku ada di apartemen Candra ??" Memegangi kepalanya yang pusing

bangun berjalan terhuyung-huyung. Keluar kamar

melihat meja makan yang sudah tersedia banyak makanan.

"Semalam kalian mabuk berat jadi terpaksa aku bawa pulang ke rumahku " Kata Candra sambil tanpa menoleh.

"Mmmmm....." Andrew memegangi keningnya

Mbak Ani datang membawa secangkir teh panas.

"Terimakasih "Tersenyum kearah mbak Ani .

"Makanlah dulu, Aku harus pergi ke toko kue "Berdiri memberikan roti yang sudah di olesi butter.

"Rudi kemana???"Melihat sekitar.

"Dia pulang tadi pagi dan aku memintanya menjemputmu pukul sebelas" Melihat jam dibtangannya pukul sepuluh.

Andrew mengangguk setuju.

"Aktor aku pergi dulu" Memeluk Aktor dan mencium, Aktor dengan senang mengibas-kibaskan ekornya sambil berjalan mengikuti majikannya sampai didepan pintu lift.

"Dah aktor " Melambaikan tangan.

"Cand, Terimakasih" Kata Andrew tulus.

Candra tersenyum dan mengangguk.

Pintu lift pun tertutup. Kini giliran Andrew mengajak aktor masuk dan duduk sarapan.

🌻

🌻🌻

🌻🌻🌻

Jogjakarta

Mengucek mata melihat Roni sudah rapi duduk di ranjang sebelahnya mainana hp.

"Kenapa kamu gak bangunin aku mas??"Tanya Anya mendekat ke Ron.

"Kamu terlalu pules aku gak tega bangunin kamu" Jawab Roni menaro hp di meja.

"Apa ibu sudah pergi kesolo???"Tanya Anya sambil memeluk Ron yang sudah wangi.

"Yaaaa....Ibu meminta kita menjaga Cinta "

"Akhirnya ibu memberikan kepercayaan buat aku menjaga Cinta seharian "Mencium pipi Ron.

"Yah, Pasti ibu memberimu kesempatan bermain dengan Cinta " Memainkan jari-jari Anya.

"Tapi aku takut cinta gak mau sama aku???"Raut muka sedih.

"Kamu pasti bisa memenangkan hati cinta lagi seperti waktu itu , Waktu masih bayi Cinta hanya mau denganmu"Menatap sambil memegang kedua pipi Anya.

Anya memeluk Ron dengan erat.

"Mas kamu masih Cinta aku gak sih???"Tanya Anya tiba-tiba.

Ron mengelus punggung Anya perlahan.

"Mandilah ..... Kamu bau dan kusut "

Melepaskan pelukan dan mencium ketek sendiri

tersenyum.

Ron ikut tersenyum melihat kelakuan Anya .

"Mandi.... Dan kita balik rumah sakit " Ron berdiri dan mengambil hpnya.

"Baiklah " Memeluk Ron dari belakang.

berjalan kearah kamar mandi.

Rumah sakit

Ron asyik mengobrol dengan Cinta banyak hal . Beberapa kali Cinta menyebut kata mama Anya yang di ajarkan Ron, Anya yang melihat Ron dan Cinta seru mengobrol tersenyum senang. Selain mahir dalam urusan medis ternyata Ron mahir dalam mengurus Cinta .

("Betapa beruntungnya aku punya suami seperti Ron,dia baik dan bisa diandalkan")

"Cinta sekarang waktunya makan, Bagaimana Mau ???" Tanya Ron sambil mengambil makanan yang sudah disediakan rumah sakit.

"Horeeee !! " Sorak Cinta sambil bertepuk tangan.

"Apa kamu mau mencoba menyuapinya???" Tanya Ron sambil memberikan semangkuk kecil bubur.

Anya memandang ragu.

"Seperti kamu menyuapi Andrew tidak ada bedanya "Meyakinkan Anya.

Cinta memandang Anya sambil terus tersenyum.

"Cinta ..... mama yang coba suapin ya???" Duduk di sebelah ranjang menggantikan posisi Ron.

Tangan Anya terlihat bergetar.

"Jangan khawatir hanya memberi makan" Memeluk Anya dari belakang.

Anya tersenyum melihat tingkah laku Ron yang membantunya rileks.

("Sejak aku salah memberikan obat dan memasang alat bantu pernapasan cinta beberapa tahun yang lalu aku sangat takut untuk menyentuh Cinta" ) Menghela nafas panjang.

"Cinta mama mu sangat baik "Mencium kening cinta yang sedang mengunyah bubur yang sudah lembut.

"Mama Anya baik " Menirukan Ron

"Anak pinter " Kata Ron memberikan jempol.

Anya berkaca-kaca melihat Cinta lahap di suapinnya.

"Yee..... Akhirnya habis "Ron memberikan tepuk tangan kepada cinta setelah memakan waktu hampir setengah jam.

Cinta tertawa sambil tepuk tangan.

"Bolehkah aku tinggal lebih lama???"Tanya Anya memandang Ron begitu senang melihat Cinta.

Memegang kepala Anya mencium kening Anya

dan giliran menggendong Cinta.

"Jika itu maumu "Menciumi Cinta berulang kali.

Anya berdiri ikut memeluk Ron yang sedang menggendong Cinta.

"Papa Ron mama Anya "Kata Cinta sambil menyentuh wajah Anya dan perlahan mendekatkan wajahnya untuk mencium Anya .

"Betuuuuulll " Kata Ron sambil memberikan ciuman ke Cinta, Anya yang di cium Cinga pun senang dan gantian mencium balik Cinta . Masih sambil menggendong Cinta Ron meraih pinggang Anya dan memeluk keduanya.

"Mas,aku pengin kaya gini terus"Bisik Anya .

Ron menatap mata Anya yang mulai berkaca-kaca

"Pasti akan seperti ini " Mencium kepala Anya lagi dan cinta bergantian.

❤️

❤️❤️

❤️❤️❤️

Jakarta

Berjalan mengelilingi proyek Orchid di ikuti Yohana. Mengobrol beberapa hal dengan beberapa karyawan yang bertanggung jawab di bidang bangunan ,AC dan Humas.

"Gimana sih kok bisa si PT Sxx kirim barang kaya gini??? Kita udah kasih dia di awal lebih 70% masa kita di kirim barang jelek ???" Kesal melihat kualitas AC di apartemen Orchid yang payah.

"Ya pak saya juga tidak menyangka , Padahal Pt Sxx sudah menjadi partner kita hampir 15 tahun "Jelas bawahan Andrew.

"Haduh, Kalau kaya gini gak sesuai ekspektasi dong pak, Saya maunya ini istimewa loh, Ini bukan apartemen abal-abal loh" Memandang tajam.

Beberapa karyawan Andrew nampak diam melihat bosnya mulai marah.

"Yohana atur pertemuan sama PT Sxx dan yang ngurusin semua masalah Ac di Orchid,Lama-lama kalau aku cuma ngebiarin kaya gini bisa-bisa hancur, Rugi banyak proyek aku "Berbalik sambil memasukan tangan satunya ke celanan.

"Baik pak ,"Yohana menjawabnya.

"Yaa sudah kita balik dulu ,Tolong di urus perubahan yang saya mau" Kata Andrew pamit.

"Baik pak "

Berjalan keluar di ikuti beberapa bawahan yang lain , Mempersialahkan Andrew dan Yohana masuk lift.

"Sekertaris Yohana " Di dalam lift.

"Iya Bos "

"Ada berapa jadwal meeting hari ini???"Tanya Andrew sibuk membaca laporan.

"Ada dua meeting " Membacakan jadwal hari ini.

"Apa bos muda mau menundanya ??? "Tanya Yohana melihat Andrew tidak bersemangat.

"Jangan di tunda aku ingin cepat menyelesaikannya, Aku pikir kita tambahkan pertemuan setelah jam tiga . Tolong kamu atur dan gabung beberapa pertemuan di hari besok" Berkata dengan yakin.

"Tapi bos terlalu banyak memforsir tenaga dan pikiran tidak baik buat mental bos, Saya takutnya...."

"Kamu kok lama-lama udah kaya Anya saja yaaaa???? " Memotong pembicaraan Yohana.

" Kamu pikir aku selemah itu?? " Muka kesal.

" Saya cuma khawatir kalau sampai drop yang rugi juga bos sendiri " Menunduk menghindari kontak mata dengan Andrew.

"Atur aja.... kita buktikan gak ada Anya aku juga bisa melebihi batas kemampuankuu" Tersenyum.

" Baik kalau begitu saya akan atur beberapa pertemuan di hari ini dan besok"

Mengangguk setuju.

("Aku gak yakin , Tapi bagimana pun dia mau mencoba tidak bergantung dengan orang lain . Bukanya ada sedikit kemajuan ") Tersenyum

("Tapi kalau gak bisa kontrol emosi aku takutnya malah nambah kerugiannya perusahaan lagi ") Garuk-garuk kepala .

("Hmmmm ....Terserahlah yang penting aku udah bilangin dan tinggal laporan ke nyonya besar") Berjalan keluar lift.

Di luar lobby sudah ada mobil Andrew menunggu kedatangan mereka, Pintu otomatis terbuka dan Andrew tanpa menunggu langsung masuk dan duduk di belakang Rudi di ikuti Yohana yang duduk di depan dekat Rudi.

"Jalan Rud, Kita balik kantor terus anterin bos Andrew ketemu orang di lestoran D mall "Perintah Yohana sambil terus mengetik pesan di hp.

"Baik Buu " Jawab Rudi menginjak gas memutar stir.

"Ohya,Gimana si Anya udah pada kalian hubungi???" Tanya Andrew .

Yohana melirik Rudi begitu juga Rudi.

"Hp Anya gak aktif bos dari pagi pesan pun gak ada yang masuk" Jelas Rudi sambil melihat ke spion tengah .

"Kemarin saya juga meminta Nadin menghubungi juga tidak bisa," Sahut Yohana.

"Mmm.... Perempuan yang pintar dia mau gajinya di potong 70% , Jangan harap aku tidak mengabulkannya" Tanpa menoleh dari layar hp.

("Barusan bilang mau ngebuktiin bisa hidup tanpa Anya kenapa sekarang mau kasih hukuman gara-gara gak bisa di hubungi ?") Menunjukkan ekspresi greget ke Rudi.

Rudi yang melihat Yohana jengkel cuma tersenyum sambil geleng-geleng paham sama tingkat bosnya yang aneh.