Chereads / Asisten / Chapter 10 - Mens

Chapter 10 - Mens

Berjalan keluar dari toko kue ,

Dering handphone.

"pak, semua proses ruko yang bapak mau sudah beres,Kira-kira bapak bisa datang kapan untuk serah terima ?"

Membaca WhatsApp dari anak buahnya.

"Aku akan Segera datang , Tolong sisanya di kirim lewat e-mail saja biar saya bisa menyelesaikan pembayaran. Terimakasih" Balas Candra.

Aku harus cari tiket dan mengurus semuanya.

Naik motor dan pergi kearah rumah Darwis .

Perjalanan dari toko kue ke rumah Darwis hanya memakan waktu beberapa menit .

Pintu gerbang terbuka saat motor Candra sudah di depan rumah Andrew . Pak Asep keluar dari pos jaga .

"Mas Candra ???"

Candra membuka helm.

"Pak Asep dirumah ada siapa???"Tanya Candra.

"Mmmm gak ada orang mas ,Den Andrew dari semalam gak pulang "Kata pak Asep menjelaskan.

"Anya????"turun dari motor menjabat tangan pak Asep.

"Lagi mudik mas" Membalas jabat tangan Candra.

"Ibu ada kan pak ????"

"Ibu" Diam berpikir sejenak.

"Ada,Mau ketemu ibu????"Tanya pak Asep sedikit sungkan.

"Bolehkan pak????"

"Tapi ada masalah apa yaaa mas ???"Ekspresi khawatir.

"Pak asep jangan khawatir aku cuma mau tanya beberapa hal kok," Mengelus pundak pak Asep.

"Bukanya semua udah selesai yaaa mas???? Jujur bapak agak keberatan kalau ngebahas yang sudah sudah " Berjalan beriringan kearah Basement dapur yang di jadikan ruang tamu orang belakang/pekerja.

"Aku cuma mau tanya keadaan Nara kok pak, Gak lebih " Jawab Candra meyakinkan.

" Bukanya kemarin mas Candra janjian sama Nara di mall Sc???"

"Aku gak sempet ketemu makannya Aku mau ngobrol sama ibu dan bertanya beberapa hal"

Masuk keruang tamu di dapur belakang

ada Lia yang lagi asyik memotong bunga hias di meja.

"Mas Candra " Sapa Lia tersenyum senang.

"Hai Lia," melambaikan tangan dan membalas senyum Lia.

"Ibu sum mana Lia???" Tanya pak Asep.

"Di dalam kamar pak" Jawab Lia menunjuk lantai atas. Lia berjalan mendekati Candra.

"Aku panggil dulu yaaa mas "Pak Asep pergi ninggalin Lia dan Candra.

Lia Tersenyum kesenangan di beri kesempatan berdua dengan Candra.

"Mas Candra kok tumben kesini ??? Apa nyonya besar mau ada acara ???" Tanya Lia kepo.

"Gak, kebetulan tadi mampir sini pulang dari toko "Membuka tas ranselnya dan mengeluarkan beberapa kotak cookies.

"Buat kamu" Memberikan dua kotak cookies.

"Serius???" Tanya Lia berbinar-binar.

"Iyalah masa buat Anya"

Tersenyum sambil menerima kotak cookies "Biasanya yang dibkasihkan kak Anya " Salting.

"Sekali-kali aku ngasih kamu bolehkan ?? "

"Yaa bolehlah, Boleh banget malahan,Lia jadi terharu dapet cookies dari mas Candra " Melayang ke atas langit .

"Hehehe, Kalau gitu cobain dong . Siapa tau kamu gak suka sama rasanya"

" Mmm, Pasti sukalah ini kan enak, Tapi boleh gak aku ngicipinnya nanti aja ????" Tanya Lia benar-benar tidak bisa menahan perasaan senangnya.

("Soalnya sebelum aku buka aku mau foto buat dibikin status di medsos,") Mengedip-ngedipkan mata.

"Ehemm-ehemm !!! " Bu sum datang di ikuti pak Asep.Lia memandang Bu sum yang memberi kode untuk keluar.

"Iaa bentar dulu ngapaa, Syirik banget aku lagi sama mas Candra " Raut muka l

Lia jengkel di beri kode pergi Bu Sumi.

Candra dan pak Asep tersenyum melihat tingkah Lia yang bete lalu pergi naik keatas tapi tidak lama kemudian dia turun lagi.

"Mas Candra boleh gak aku foto sama cookies ini juga sama yang bikin cookies???" Tanya Lia menghiraukan pandangan tajam Bu Sumi.

"Boleh ," Berdiri lagi mendekat ke Lia.

"Action yaaa Mas biar keren" Bergaya yang tepat sambil mengangkat hp biar pas.

"Chesssssss" Tersenyum lebar Candra pun mengeluarkan ekspresi wajahnya yang keren . Setelah beberapa kali ambil Selfi akhirnya Lia tersenyum puas melihat foto Candra dan dirinya di hp.

"Mas Candra makasih yaaaaaaa" Pergi dan melambaikan tangannya masih sambil tersenyum lebar .

"Sama-sama Lia"Tersenyum dan kembali duduk di kursi tamu.

Setelah agak lama dan suasana pas .

"Bu sum pak Asep pasti sudah tau maksud kedatangan saya kesini ,tapi walaupun sudah tau saya harap Bu Sumi mau membantu saya memberi tahukan alamat Nara di Amerika" Memohon.

"Tapi nak Candra bukannya kalian sudah selesai"Bu sum nampak keberatan memberi tahu.

"Karena kita sudah selesai bu aku mau di antara aku Nara juga Andrew gak ada salah paham" Jelas Candra.

"Semua sudah baik-baik saja , Ibu maunya Nara bahagia di sana tanpa harus terbebani dengan yang sudah-sudah . Apalagi sejak saat itu Nyonya Teresa sangat murka dan langsung mengirim Nara ke Amerika lebih baik gak usah di bahas nak Candra kasihani ibu yang udah tua harus jauh dari anak semata wayang," Menangis.

"Bu Sumi , Maafkan saya tapi ..... a

Apa ibu gak mau hidup sama Nara tanpa bayang-bayang Tante Teresa lagi ???"

"Mas Candra sudah cukup bikin istri saya makin sedih, Kalaupun mas Candra tau alamat Nara di Amerika gak etis juga nyamperin perempuan yg sudah bersuami"

"Suami ??? Nara udah nikah pak???" Tanya Candra Kaget .

"Nara udah nikah sama Joseph Beberapa bulan yang lalu " Jawab pak Asep sambil terus menenangkan istrinya yang nangis ingat Nara anak semata wayangnya.

"Ya sudah yaa mas ,Bapak mau bawa ibu masuk dulu keatas sebentar lagi juga den Andrew datang rasanya gak baik kalau mas Candra masih berhubungan dengan kami " Memapah istrinya naik ke atas.

🥀

🥀🥀

🥀🥀🥀

Lokasi syuting film baru.

Beberapa kru film berkumpul dan para pemain film baru yang sedang dirilis, Caroline duduk membaca naskah sambil di temani beberapa dayang yang menyiapkan beberapa kostum yang akan ia kenakan. Berjalan seorang laki-laki bersama Sinta.

"Hai Caroline" Sapa Pria yang datang menghampirinya.

"Hai bapak Lie"Berdiri menyambut tangan sutradara Lie.

"Silahkan duduk pak "Sinta mempersilahkan tuan sutradara duduk di sebelah Caroline.

"Aku sangat kagum dengan beberapa kemampuanmu tapi yang bikin aku kagum lagi kedekatanmu dengan tuan Darwis berkembang sangat cepat " Berbicara tanpa sungkan.

"Hahaha, Bapak terlalu to the points bikin aku tidak penasaran"

sutradara Lie tersenyum.

"Caroline, bagaimana tawaranku waktu itu ??"Tanya sutradara Lie serius.

"Susah pak Andrew tidak semudah pria yang pernah aku temui "Menghela nafas panjang.

"Kamu harus lebih pintar menggunakan trik jika tidak namamu akan menghilang begitu saja di dunia hiburan " Memandang serius

"Jika kamu bisa membuat Andrew berbicara di publik mengenai hubungan kalian selama ini bukan hanya menguntungkan di dunia entertainment tapi kamu bisa merambah dunia bisnis" Tawar sutradara Lie.

"Dan lagi kalau dia sudah kamu taklukkan aku ingin membuat drama realiti show tentang kehidupan kalian sehari-hari,"

"Karena selain dia muda dan berbakat ternyata Andrew adalah Pria yang pernah masuk di daftar majalah SX sebagai jajaran Pria muda yang jadi idaman para wanita di Asia " Jelas sutradara Lie.

Caroline dan Sinta tertegun dengan penjelasan terakhir sutradara Lie.

"Tapi kalau pun dia mau apa yg mau diangkat dari kehidupan bisnis mensnya yang sangat membosankan itu???" Tanya sinta tidak mengerti

"Selain pergi bekerja pergi ke proyek bukannya tidak ada sisi menarik yang masyarakat harus tau????"

"Nahhhh itu .... Masyarakat kan sudah terbiasa dengan realitity show kehidupan glamor artis yang hanya di tempat-tempat liburan, Tempat makan barang mewah , Sekarang aku mau membawakan beberapa konsep yang berbeda seperti mengulas kehidupan artis yang menikah atau berhubungan dengan para bisnismens yang menceritakan kehidupan mereka kepada publik, Seperti cara mereka Bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dengan kemampuan otak yang luar biasa " Jelas sutradara Lie bersemangat.

Sinta dan Caroline mengangguk angguk setuju mendengar penjelasan sutradara Lie yang berbeda dari biasanya.

"Gimana????"

"Mmmm...."Memandang Sinta.

"Sangat menarik "Jawab Sinta setuju.

"Tapi untuk meminta Andrew tampil di publik adalah sesuatu yang sangat menantang"

"Yaa kamu harus memikirkan cara agar apa yang aku utarakan tadi menjadi realita, Aku yakin kalian pasti bisa " Menepuk bahu Caroline.

"Kita akan mendiskusikan dulu hal ini dengan bapak Andrew dan nona Caroline jika nanti sudah ada kesepakatan kita akan kabarin lagi dengan sutradara Lie " Sinta mencoba meyakinkan.

"Baik, Tapi semakin cepat semakin baik. Jadi jangan lama-lama yaaaaa...aku ingin kamu menjadi tokoh utama konsepku saat ini" Berdiri dan pergi meninggalkan Caroline,Sinta dan para asistennya.

"Menarik, Tapi Andrew tidak semudah yang kita bayangkan " Duduk menyandar dengan frustasi "Kita sudah lakukan banyak cara ,Malah terjebak sama si Anya sialan itu " Melempar naskah.

"Anya dulu baru Andrew " Kata Sinta yakin.

"Terserah kamu ajalah, Kamu atur aku udah cape . Karena yang ada di pikiran Andrew hanya menikah menikah dan menikah"

"Kalau gitu kenapa nona Caroline tidak menikah saja dengan Andrew dan setelah itu urusan menjadi gampang" Tersenyum senang.

"Aku gak mau dikurung di rumah dan di perlakukan seperti pembantu "Menatap tajam.

"Tapi non, Semua itu tidak akan terjadi kalau non bisa memainkan peran dengan baik "

"Maksudnya aku harus akting dulu???"

Mangangguk mengiyakan.

Tersenyum.

"Kita mulai lagi dari awal"

Berpelukan senang

💚

💚💚

💚💚💚

Jogjakarta

Keluar dari ruangan dokter yang mengurusi semua keperluan Cinta . Raut kesedihan di wajah Anya Ron mencoba menenangkan dengan merangkul bahunya.

"Ini adalah oprasi yang ke tiga kali dan lagi-lagi aku gak bisa ada disisinya " Menangis.

"Aku akan menjaganya , Kamu gak perlu khawatir "

"tiapi mas aku pengin nungguin Cinta setiap hari"

"Aku juga maunya begitu, Tapi ..... aku gak mau kamu terluka untuk sekian kalinya karena ibu"Memeluk Anya.

Menangis.

Mengelus kepala Anya dengan lembut.

"Ibu sudah balik dari solo, Kita balik ke hotel saja gimana??" Biar ibu yang ngurusin semuanya "

"Emang ibu gak cape ya selain harus bekerja ibu harus jagain cinta di rumah sakit ini ? Apa ibu gak mau berbagi kesusahan mengurusi cinta denganku ?" protes Anya kesal.

"Ibu sayang banget sama Cinta pasti apa pun akan di lakukannya untuk cinta dan semua itu dia lakukan agar kamu bisa menjadi ibu seperti yang lainnya"

"Aku tidak merasakan usaha ibu untuk aku, Aku hanya merasakan perlahan aku mulai di asingkan dari keluarga ini"

"Percayalah ibu mau yg terbaik buat cinta maupun kita " Mereka berjalan melewati lorong rumah sakit. Banyak orang tapi suasana hati yang hampa menumbuhkan kesepian di hati Anya.

Seorang perempuan berjalan mengenakan blazer putih ada nemptek nama menempel di sebelah kanan dada bertuliskan Drg.Ratna Wibisono.

"Mas Roni ,Kalian balik aja ke rumah, Ibu udah suruh bi inem balik masalah Cinta biar ibu sama asisten ibu yang urus " Berjalan mendekati Ron dan Anya . Memberikan bingkisan buat Anya.

"Terimakasih bu"Ucap Anya sambil menunduk.

"Sama-sama ,Kamu pulang saja, Besokkan mas mu kerja,"

"Baik Bu " Dengan raut wajah sedih.

("Ibu menyogoku dengan benda ini agar aku pulang.... Sungguh menyebalkan)" Tampang kesal.

Beberapa menit kemudian di kamar hotel.

"Mas Ron" Menggeser badanya agar lebih dekat dengan Ron yang sedang sibuk main hp.

"Hmmm" Masih tak peduli.

Anya duduk di samping Ron memeluk pria yang sangat ia cintai , perlahan mencium bibir Ron menggigit bibir bawah Ron. Ron yang sibuk dengan hp nya teralihkan ketika tangan nakal Anya mulai menyusup ke area sensitif Ron . Anya tersenyum nakal. Ron menaruh hp dan menyerang Anya sampai terjatuh bersama di ranjang.

Gantian Ron yang mencoba mencium bibir Anya.

Anya tanpa ragu membalas ciuman Ron.

Perlahan tangan Ron melepas kancing baju tidur Anya dan melucuti Semuanya .Menuruni leher Anya dan menggigit lembut leher Anya.

"Mmmm" Erang Anya lirih sambil memejamkan mata.

Ron melepas Anya sesaat giliran Ia yang melepaskan kaosnya dan membuangnya di sembarang tempat. Saling berpandangan Anya Tersenyum tangan Anya menyentuh dada Ron yang bidang . Ron yang sudah terbakar hasrat tak mau menyia-nyiakan Anya yang menggodanya.

Ron pun kembali sibuk menyelusurui lekuk tubuh Anya perlahan pasti menekan Anya dengan tubuhnya dan menjilat bahunya. Anya yang sangat sensitif di cium di bahunya mengerang antara suka dan ...

Brakkkkkk!!!!

Anya mendorong Ron sekuat tenaga

Ron pun jatuh terjerembab kebelakang.

"Kenapa Anya????" Tanya Ron kaget dan mencoba bangkit naik melihat ekspresi Anya berubah.

"Mmmm....Maaf mas kayaknya aku lagi dapet "

Berlari kekamar mandi tanpa mengenakan sehelai kain.

Ron berdiri dan mengejar Anya kekamar mandi.

Tokkk!!

Tokkk!!

Tokkk!!

"Apa kamu baik baik saja????" Menggedor pintu yang di kunci dari dalam.

"Iyaaaa , Aku baik-baik saja kok cuma agak sakit perut "Anya duduk di closed sambil memegangi kepalanya.

("Gilaaaa kenapa aku tiba tiba mendorong mas Ron") Memukul kepalanya berkali-kali.

"Anya buka pintunya, Kalau kamu sakit perut kamu gak boleh telanjang gitu aja di kamar mandi ,Aku takut kamu masuk angin " Teriak Ron dari luar.

Membuka pintu kecil dan sedikit mengintip

"Mas aku mens "bisik Anya lirih.

Ron pun dengan sigap memberikan celana dalam Anya dan pembalut yang dia ambil di tas Anya.

"Mas,baju aku sekalian dong"Tersenyum garing.

"Pakai aja itu dulu baru kamu ambil sisanya "

Berjalan ke ranjang sambil mengenakan kaos.

"Yahhhh tanggung amat nolongin "Keluh Anya.

Ron tak peduli .

Menutup pintu kamar mandi.

Menyalakan kran air .

("Mas ron terlihat bete karena gak jadi

apa dia tau aku berbohong ???) Ketakutan sendiri.

Bersandar di pintu sambil memikirkan cara agar tetap bersikap biasa saja.

20 menit kemudian.

Membuka pintu perlahan.

Melihat Ron sudah berbaring berselimut.

Tidur di sebelah Ron dengan hati-hati.

("Kalau aku bersikap hati-hati mas ron pasti curiga sama sikap aku,tenang tenang) Menarik nafas panjang.

(" Bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa Anya ")

Mendekat Ron.

Mencium pelan.

"Mas peluk aku dong" Bisik Anya manja.

"Mmmm,Tadi katanya palang merah "Berbalik badan membelakangi Anya.

"Tapikan bisa di peluk "Protes Anya.

"Aku cape,besok aja yaaaa"Pura - pura tidur.

"Mas,maafin aku yaaaaa"memeluk Ron dari belakang sambil mengelu elus dada Ron.

"Hmmmm,"

Karena usahanya tidak direspon Anya pun perlahan hilang dintelan mimpi.

"Anyaaaa,"panggil Ron kehilangan keusilan tangan Anya.

Berbalik melihat Anya pulas.

Tersenyum.

Memeluk Anya.

("kesalahanku yang terbesar adalah membiarkanmu disentuh laki laki lain ")

Perlahan dengan lembut Ron menyelusuri tubuh Anya dengan ciumannya