Rrrrrrttttt!!
Rrrrrrttttt!!
Rrrrrrttttt!!
Getar hp
"Berisik sekali" Mencari dengan mata tertutup.
"Mas hp mu bunyi "Setelah melihat hp Ron yang bergetar.
Ron menerima dan menonaktifkan hp
kembali tidur memeluk Anya.
"Kenapa semua laki-laki sukanya tidur mepet mepet sih " Menggeser badan merasa sempit.
"Semua laki-laki itu siapa ???"Tanya Ron mundur menjauh.
"Mmmmmm,maksud aku " Mendekat kembali memeluk Ron dan mencium.
Ron menjauhkan wajahnya dan memicingkan mata.
"Jelas kan apa maksud omonganmu tadi??"Bertanya serius.
("Gawat masa aku harus bilang kalau aku tidur sama andrew di ranjang yang sama , bodoh aku tidak berhati-hati lagi") Tersenyum manis
"Di film " Menjawab asal.
"Fillm apa yang kamu lihat???" Menjauhkan muka Anya dengan kedua tangannya. Memutar mata membuang nafas.
"Kenapa harus berbohong?" Tanya Ron menatap tajam.
"Siapa yg berbohong ????"Membalas lebih tajam.
"Apa aku perlu mengatakan nya agar semakin yakin aku mengetahuinya?" Bangun dan duduk
ikut duduk dan menantang.
"Katakan saja kalau memang menurutmu aku berbohong???"
"Oke,kamu memintanya kan?!" Marah.
("Aduh sepertinya mas Ron benar mengetahui semuanya, Dan aku malah menantangnya untuk membuka aibku sendiri")
"Anya kamu tau kalau ibu menangguhkan perceraian kita ?"
"Aku tau, Terus ????"
"Itu karena aku yang memintanya"Menatap tajam. "Aku sangat mencintaimu Anya , Tapi kamu malah bermain-main di luar sana?"Ron kesal.
"Kamu mencintai ku mas?????"Anya balik bertanya"Tapi kenapa kamu membiarkan aku pergi dan sengaja menjauhkan Cinta dari kehidupan ku? Apakah itu adil bagi seorang ibu dan seorang istri yang di cintai suaminya ,Mas????"
"Aku sudah berusaha yang terbaik, Membujuk ibu untuk menerimamu apa adanya dan semua butuh waktu kamu tidak introspeksi diri malah sibuk bermain-main dengan laki-laki lain !"
"Bermain main? Kamu kalau ngomong gak di pikir ya mas aku kerja bantuin kamu biayain Cinta kamu pikir aku main-main ?! Istri mana mas yang kuat selalu di sisihkan di no duakan dan di acuhkan ?!"
"......."
"Kok kamu selalu merasa benar sendiri ! Kalau memang kamu ngerasa aku ini gak ada gunanya dan mengkhianati kamu udahlah cukup, Aku cape mas ngertiin kamu selama 4 tahun " Beranjak dan membereskan pakaian di ranselnya.
"Anya,"Menarik tangan Anya kuat.
"Lepasin!!"Memberontak.
"Cukup mas aku sabar banget sama kamu, Kalau dulu aku tau kamu lebih peduli dengan orang tua kamu aku gak mau punya Cinta ! Aku korbanin semua demi kamu malah kaya gini "Mengambil sweater pergi dari kamar.
"Anyaaaa"Berlari mengejar.
Memencet lift berkali-kali. Melihat Ron sudah dekat Anya memutuskan berlari mencari tangga darurat.
"Anya " Menangkap bahu Anya dan mendorong ke tembok.
"Oke aku salah , Aku mohon kamu memaafkanku dan kita balik ke Wonogiri bareng-bareng"
Memeluk.
Anya menangis.
"Aku mohon maafin aku, Aku salah.... Aku salah ... Aku salah gak bisa jadi suami yangg baik buat kamu"Memeluk erat sambil mengelus rambut Anya.
"Aku cape mas bertahun tahun berantem masalah ini" Isaknya.
"Kalau kamu gak sanggup sama aku ya udah kita pisah aja"
"Gak ..... Kita gak akan pisah sampai kapan pun, Aku cinta banget sama kamu "Meneteskan air mata.
"Tapi kenapa kamu mengacuhkanku mas????"
("Karena aku gak sanggup mendengar dan melihat penderitaan yang sudah aku buat, Anya ")
mencium kepala Anya
Jakarta
Berdiri melihat jalanan dari lantai 25 gedung Darwis. Kemacetan masih terlihat di sepanjang jalan kuning walaupun hari sudah siang ,
Tok!!
Tok!!
Tok!!
"Masuk! " Kata Andrew sambil berbalik badan .
Nadin masuk dengan was-was.
"Duduk " Perintah Andrew sambil duduk di kursi kerjanya.
Nadin berjalan mendekat dan duduk di kursi depan Andrew .
"Ada apa any bisa saya bantu pak ?"Tanya Nadin hati-hati.
"Bagaimana dengan laporan keuangan lestoran D di mall L ?" Tanya Andrew sambil menatap tajam .
"Laporan keuangan???"bingung
("Kenapa dia menanyakan laporan keuangan ?? Apa ada masalah ?? ") Berfikiran keras untuk menjawab .
"Katanya kamu dari divisi keuangan lestoran Darwis . Kenapa diam saja di tanya laporan keuangannya???" Menyipitka mata yang sudah sipit.
"Betul pak saya dari divisi keuangan lestoran Darwis , Tapi tidak biasanya pemimpin menanyakan langsung pada saya . Biasanya saya hanya perlu melaporkan ke sekertaris Yohana Atau ke kak Marta " Ikutan menatap serius.
"Apa bedanya aku tanya Marta atau kamu langsung ? Sama-sama aku kan bosnya ?" Menatap jengkel .
"Tapi laporan keuangan bulan ini sudah saya urus dan sudah saya serahkan ke Sekertaris Yohana " Nadin ngeyel .
"Kali ini kami harus melapor ke saya langsung "bersandar dan menyilangkan kedua tangannya di dada sambil tersenyum .
("Apa dia tersenyum ?? Baru saja dia marah-marah mengeluarkan ekspresi set*n sekarang dia tersenyum ??") Menelan ludah tak percaya .
Masih memandang wajah Andrew yang tersenyum . (" Gila tanpa aku sadari Andrew memang menawan ") mengedip-ngedipkan mata .
("Apa dia penderita bipolar kok emosinya naik turun ") Tiba-tiba ekspresi Nadin berubah kesal .
"Kenapa kamu???"melihat Nadin salting.
Mencoba duduk tegak dan serius .
"Sebenarnya apa yang bos Andrew inginkan dari saya ? " Tanya Nadin serius
Andrew tertawa terbahak-bahak mendengar perkataannya Nadin .
"Menurut kamu apa yang aku inginkan dari mu ??"
"An-ya ??" Tanya Nadin .
Gantian Andrew yang membenahi duduknya tegak dan menggeser maju agar lebih dekat dengan Nadin dari meja kerjanya.
"Saya sudah kasih laporan ke sekertaris Yohana kalau saya juga tidak bisa menghubungi Anya secara pribadi " Jawab Nadin .
" Lagi pula saya juga tidak terlalu dekat dengan Anya Sekarang sejak dia naik pangkat jadi asisten " Jawab Nadin berbohong karena tidak mau repot .
"Benarkah ??"
"Iya , Sejak dia jadi asisten pribadi bos Andrew dia jarang bertemu ataupun say hello lewat hp "
" Jadi menurut kamu Anya menjauhi mu karena saya ??" Tanya Andrew memandang tajam .
"Bukan-bukan itu maksud saya" Membuang nafas kesal .
Andrew menggeser kursinya sedikit mundur menunggu penjelasan Nadin .
"Intinya mungkin di kampung halaman suami Anya itu susah sinyal , Maka dari itu hp Anya tidak aktif "
"kamu tau kampung halamannya?"
Menggeleng
"Lah , Bukannya kalian berteman sudah lama ?"
"iya ,Tapi ...."
"Di mana kalian bertemu ?" Tanya Andrew lagi .
"Mmm.... " Mengingat-ingat
(" Aku bertemu Anya pertama kali di Singapura . Tapi tidak , Tidak mungkin aku mengatakan yang sejujurnya.")
"Di tower Darwis " Jawab Nadin lagi .
"Hmmmmm..... " Mengetuk-ngetuk jarinya di meja wajah Andrew kesal bukan main .
"Kamu itu temen yang gak guna ternyata, Masa kampung temen sendiri gak tau !" Kata Andrew tajam
Nadin tak menjawab ia hanya memutar bola matanya kesal .
Tok!!
Tok!!
Tok!!
Pintu ruangan Andrew di ketok dari luar .
"Masuk " Melihat ke arah pintu .
Sekertaris Yohana datang membawa agenda .
"Bos,Kita ada acara rapat dengan klien di lantai bawah " Lapor Yohana sambil membuka jadwal di tabletnya.
Menerima dan membaca laporan
"Oke," Berdiri .
"Kita rapat dulu" Mengambil jas dan memakainya.
"Pak Andrew saya gimana???" Tanya Nadin yang di acuhkan.
Andrew menoleh dan tersenyum Yohana juga ikut tersenyum melihat Nadin terlihat tegang habis di interogasi Andrew .
"Malam ini aku akan ajak kamu dinner . Jadi jangan pulang dulu setelah jam kantor selesai "
"....."
"Kamu boleh tunggu saya di ruangan di dekat lobby " Jelas Andrew lagi .
" Dinner ??" Bertanya tak percaya
" Aku gak salah denger kan ? " Tanya Nadin lagi .
Tapi Andrew sudah pergi berlalu begitu saja .
Nadin Tersenyum kegirangan .
(" Dia ngajak aku dinner ")
"Nadin ayo keluar" Kata yohana Mengingatkan Nadin yang bengong
"Eh .... Iya "Nadin tersenyum bodoh.
"Bu Yohana aku gak salah denger kan kalau bos Andrew ngajak makan malam aku ?" Tanya Nadin lagi sambil berjalan beriringan keluar ruangan Andrew
"Gak"
"Ini pertanda apa ya?????" Tanya Nadin lagi masih tak percaya.
Yohana terkekeh mendengar pertanyan Nadin
"Nanti kamu tau sendiri jawaban nya "jawab Yohana .
"Ya udah aku mau rapat dulu kamu balik kerja sana,"
"Baik Buu"
"Aneh, Dia sampai mengajakku dinner hanya untuk mendapatkan informasi tentang Anya " bergumam
(" Aku rasa Andrew memang punya rasa sama si Anya ")
🍀
🍀🍀
🍀🍀🍀
Wonogiri
"Pasien yang kita rujuk ke RSUD tidak bisa di tolong" Jelas Desi di ruangan Ron .
"Sudah tua kalau pun bisa bertahan hanya menghabiskan waktu dan tenaga" Jawab Ron masih sambil menulis di laporannya.
"Bagaimanamana keadaan Cinta mas???Apa sudah membaik ? " Tanya Desi lagi.
"Yaa minggu depan Cinta harus operasi pelebaran saluran pernapasan " Fuduk di dekat Desi.
"Sabar mas " Mengelus pundak Ron.
"Anya udah balik ke Jakarta???"Tanya Desi lagi.
"Belum, Masih beberapa hari lagi dia di sini"
"Dia gak mau nungguin operasi Cinta ?" Bertanya heran.
"Dia ada acara ke Eropa katanya , Lagi pula jika dia ada di sini ibu pasti akan mengabaikannya lagi dan aku gak tega liat dia harus nangis "
"Aku gak ngerti mas kenapa budhe gak ngizinin Cinta di rawat ibu kandungnya,"
"Susah " Memandang jauh ke depan .
" Sebenernya semua ini salahku " Menggosok-gosok lehernya.
"Gak seharusnya aku nentang keinginan ibu untuk menikah dengan anak temannya, Akhirnya aku malah menyia-nyiakan Anya dan cinta jadi korbannya"
"Cinta korban ???"
"Ya aku pikir dengan menghamili Anya ibu akan luluh merestui hubungan kita"
"Tapi tidak ketika Anya dan aku memberontak habis-habisan dan kuliahku terbengkalai ibu malah menyiksa Anya dengan gosip gosip-gosip yang tidak masuk akal, Dan membuat Anya ingin menggugurkan Cinta berulang kali"
"Gosip? "
"Maksudmu gosip kak Anya masuk majalah dewasa dan menjual diri ke pengusaha di kota mas ????"
"Iya... Kamu pun mendengarnya????
Mengangguk
"Sebenarnya ibu lah yg menjebak Anya dan menjatuhkan reputasi Anya di dunia modeling . Tapi mau gimana lagi tangan dingin ibu akhirnya berimbas ke Lusi dan akhirnya ibu mau gak mau harus menerima konsekuensinya mengurus Cinta yang cacat " Menghela nafas panjang.
"Aneh kenapa budhe sudah mendapatkan Karmanya tidak sadar diri?"
"Mungkin setiap orang tua ingin anaknya menempuh jalan yang terbaik ..... Tanpa peduli perasaan anaknya yang sesungguhnya"
Duduk bermalas-malasan di rumah Ron sambil membaca buku, Sesekali melirik bi Inem yang sedang menyetrika baju . Jarak mereka yang tidak jauh membuat bi Inem Tersenyum setiap kali di lirik. Sampah bekas coklat, Buku dan gelas kopi berserakan di lantai .
Bi Inem hanya sesekali menggeleng kepalanya melihat tingkah laku Anya yang 180 derajat berantakan ketika penghuni rumah tidak ada.
"Mbak Anya gak mandi dulu terus makan ???udah siang loh???" Bi Inem akhirnya mengingatkan Anya setelah tidak bergerak sedari bi Inem datang .
"Bibi udah masakin botok udang kesukaan mbak Anya loh " Sambil menata baju yang sudah di setrika rapi di keranjang yang berbeda .
"Belum laper bi " Jawab Anya tak menghiraukan malah asyik dengan lembaran besar buku yang di bacanya .
"Kalau gak ada ibu mbak Anya terlihat lebih anteng di rumah, Coba kalau ada ibu pasti gak tau kemana perginya" Tersenyum.
Anya tertawa mendengarnya .
"Bi Inem nih sampai hafal deh ma aku"
"Hafal lah mbak , walaupun mbak jarang disini kan bibi tau karakter masing-masing penghuni rumah ini . Gini-gini bibi udah dari kecil loh ngurursin mas Roni "
"Ohya ?" Menutup bukunya memandang bi Inem .
" Dulu waktu masih remaja Mas Ron tuh gimana sih bi orangnya ??" Tanya Anya penasaran.
"Ya mas Roni gitu orangnya " Duduk di kursi dekat setrikaan
" Baik sopan anak rumahan nurut dan gak pernah neko-neko " Diam mengingat-ingat
" Mas Roni itu dari SD sampai SMA puinter loh mbak Anya , Juara satu terus selain itu Mas Roni itu penyayang sama dek Lusi . Mmmm..... Bibi iri ... Anak-anak bu Ratna semuanya pinter-pinter dalam hal sekolah " Jelas bibi .
"Mmm.....Selain itu bi "
"Bu Ratna sama pak Wibisono itu disiplinnya luar biasa loh mbak, Tahu sendirikan pak Wibisono itu tentara gimana kerasnya kalau ngedidik anak "
"Makanya mas Roni sama dek Lusi itu pas sekolah disiplin . Mereka....bla ...bla....blaa... "tersenyum senang sambil terus menceritakan kebaikan kebaikan keluarga Wibisono yang sudah memperkerjakan bi Inem bertahun-tahun lamanya.
Anya fokus mendengar kan cerita bi inem yang sering ia dengar dari dulu. Walaupun ceritanya hanya di ulang-ulang tapi Anya tidak merasa puas karena apa yang di ceritakan bi Inem dan Tante Yati tidak sesuai dengan apa yang dia alami .
(" Aku tahu mas Ron dari keluarga baik-baik oleh sebab itu lah ibu membenciku .... Andai saja aku tidak keras kepala mungkin tidak akan berakhir seperti ini ") Membuang nafas panjang .
("Aku terlalu berani sehingga menghancurkan semua masa depan mas Ron , Coba aku menolaknya mungkin sekarang Mas Ron sudah jadi dokter spesialis tanpa perlu drop out menyia-nyiakan kuliah beasiswa di luar negeri ")
("Aku merasa jadi duri dalam kebahagiaan yang mas Ron punya . Mungkin benar aku harus pergi dari sini dan membiarkan mereka bahagia tanpa kehadiran ku ") Menutup matanya perlahan bulir kecil bening menetes dari matanya
"Mbak Anya "
("Tidak aku gak boleh menangis ")
"Eh iya bi" Menggosok-gosok matanya .
"Kenapa menangis ??" Tanya bi Inem memperhatikan Anya lebih dekat .
"Ah kayaknya aku terlalu banyak baca deh bi " Beranjak berdiri dan menata buku di rak buku.
"Mbak Anya jangan terlalu ngebebani diri dengan keadaan Cinta, Apa pun yang terjadi itu kan sudah takdir lagi pula Bu Ratna berusaha semaksimal mungkin buat mempertahankan Cinta biar bisa tumbuh seperti anak anak kecil lainnya " Mendekat ke Anya dan mengelus punggung Anya.
Anya Berbalik memperhatikan perempuan tua yang berusaha menghibur dirinya,Tersenyum . Tapi tidak sekarang giliran bi Inem yang menangis tergugu.
"Loh bibi kenapa nangis ??" Tanya Anya sambil mengelus punggung bi Inem yang kurus .
"Bibi cuma sedih tiap lihat Cinta mbak Anya ,Harus jauh sama ibu nya dan merasa tidak adil dengan kehidupan ini " berderai air mata .
"Bibi bisa rasain mbak Anya pasti sangat kesepian jauh dari anak pertama satu-satunya .
"mbak anya maafin bibi yaaa"memeluk Anya merasa bersalah.
Anya Memeluk Bu Inem .
"Bibi sedih ngeliat kalian mbak"terisak Isak.
"Bibi sebenarnya gak rela kalau mas Roni dan mbak Anya harus berpisah cuma gara-gara status, Bibi tau betul perasaan mas roni sama mbak Anya itu kayak apa , Bibi suka liat mas Roni itu ngliatin foto mbak Anya di hp sampai berjam-jam di sini,bibi ikut sedih tapi bibi gak bisa berbuat apa-apa kecuali cuma diam memperhatikan dari jauh " Jelas bi inem terus menangis.
"Hmm ..... Sudahjangan kaya sinetron Indonesia deh ,aku udah gak nangis loh" Memegang kedua bahu bi inem sambil tertawa.
"Mbak Anya nih kebal banget deh kaya artis aja, Bentar nangis bentar udah tertawa bentar biasa aja ,Bibi heran sama mbak Anya belajar akting di mana sih "memukul lengan Anya yang kecil.
"Aduh bii sakit dong,ini cuma tulang di pukul"Mengelus lengannya sambil tertawa
bi inem tertawa melihat Anya.
Tin!!
Tin!!
Suara klakson motor dari luar pagar rumah Ron.
"Mas ron pulang tuh" Kata bi inem .
"Wah cepet banget dia pulang ?"Melihat jam tangan.
"Ya udah buruan mandi sana , Nanti ini semua biar bi inem yg beresin " Mendorong Anya masuk kamarnya
"Oke-oke "Anya masuk kamar dan bi Inem berlari kehalaman depan membuka pagar .
BI inem membuka gerbang halaman dan membiarkan Ron masuk dengan motor meticnya . Ron yg mengenakan baju dinas PNS turun sambil membuka helm.
"Anya udah makan bi???"tanya Ron masuk di ikuti bi inem.
"Belom mas"
"Ckckck...." Menggeleng kepala heran.
berjalan memasuki rumah dan menaro ransel kerjanya di kursi ukir kuno di ruangan tengah.
"Bi tolong bikinin teh ya " Sambil membuka pintu kamar tapi ia tutup lagi melihat gelas besar berisi es kopi.
"Gak makan minum kopi terus ??"
BI inem yang di ajak bicara pura-pura tidak mendengar jalan saja kedapur membuat teh.
Ron mengambil gelas kopi dan masuk ke kamar.
Anya duduk mengenakan handuk sambil mengeringkan rambut di depan cermin
menoleh tersenyum.
"Udah Dateng mas??" Berdiri dan mematikan mesin pengering rambut.
Andrew menunjukkan gelas kopi.
"Mmm..... Aku bosan jadi terpaksa ngopi deh "Memeluk Ron.
"Kamu gak makan minum kopi terus, Gak sayang sama lambungmu ?" Membiarkan Anya mencium pipi kanan kirinya.
"Akuu makan kok, Makan coklat"jawab Anya tersenyum.
"Pakai bajumu aku temenin kamu makan" Mencoba memberontak dari pelukan Anya.
"Baiklah "melepaskan sambil mencubit pipi Ron.
Mengambil celana pendek di lantai dan mengenakan.Ron duduk melihat Anya yg super duper berantakan hanya geleng-geleng kepala.
"Katanya kamu asisten Andrew yang bisa di andalkan dalam segala hal. Kenapa kalau dirumah bersikap malas dan tidak beretika???" Menatap jijik.
"Aku cari perhatian kamu biar kamu ngomel" Menghampiri Ron dan duduk di pangkuannya
"Apa kamu bersikap seperti ini juga didepan Andrew ???"
"Mas aku udah ngejelasin ke kamu yaaa tadi waktu kita balik dari Jogja pulang ke Wonogiri dari Andrew Caroline Nadin sampai Lia aku udah ceritain ke kamu sejujurnya-jujurnya apa adanya, Apa kamu masih gak puas dan gak kasihan sama authornya ngetik Semua pembicaraan kita dan perdebatan kita yang lebih banyak gak masuk akalnya ?"
"Aku capek mas bosen. Kamu kalau gak percaya udah deh aku nyerah aja terserah Ama kamu aja "berdiri dan kembali ke meja rias memakai kaos t-shirt.
Ron gak peduli dan sibuk main hp.
Anya yang melihat Ron dari cermin mencibir kesal.
"Mas kamu liat hp aku gak???"Tanya Anya sibuk membuka laci.
"Kamu dari dateng gak keluarin hp kamu"Jawab Ron masih sibuk mengetik.
"Masa ?" Membongkar koper dan mengeluarkan isi koper.
"Kok gak ada yaaaa???"Tanya Anya bingung.
"Kemarin aku liat di tas ransel kamu yang kecil dekat pembalut" Jawab Ron sambil mengganti baju kerjanya.
"Oh ... Iya " Berlari ke meja samping ranjangnya
"Iyaa betul" Sambil menunjukkan hp ke arah Ron.
Ron tersenyum melihat Anya.
"Yuks makan "Ajak Ron sambil keluar dengan pakaian rumah.
"Aku isi daya hpku dulu"Sambil memencet hpnya yang mati total.
"Hmmm" Jawab Ron menunggu Anya di pintu kamar.
Keluar kamar bersamaan.
"BI kita mau makan, Tapi biarin Anya yang nyiapin makannya" Melirik Anya yang ia rangkul lebih pendek beberapa cm darinya.
"Aduhhhhh kok aku sih" Cemberut.
"Lah kamu kan istrinya masa aku yang ngladenin kamu???"
Melihat Ron dan memeluk pinggang Ron.
"Mas kamu tega nyuruh nyuruh aku yang jarang di rumah???"
"Gak ada alesan, Dimana mana istri ngladenin suami"kata Ron membalas pelukan Anya.
Bi inem yang melihat tingkah keduanya hanya senyam senyum malu sendiri.
"Hmmm..... Baiklah aku akan menunjukkan kemampuan ku di hadapan suamiku tercinta" Melepaskan dan pergi menyiapkan makan.
"Gorengin aku telur dadar " Kata Ron duduk di meja makan.
"Bonusnya apa????"Menoleh.
"Cium "jawab Ron cepat
"ok" Tersenyum nakal .
Beberapa menit kemudian.
Menaruh telur dadar di depan Ron.
"Bi inem sekarang Anya bisa masak" Memperlihatkan hasil dari Anya.
Bi Inem melihat.
"Walah lebih menarik dari pada masakan bibi"Puji bi inem.
"Iya donk " Tersenyum bangga.
"Dulu mau nyalain kompor aja takut sekarang bisa masak walah Bu Ratna harus tau kemajuan mantunya yang bisa diandalkan"
Ron dan Anya saling berpandangan
tersenyum kearah Bu inem
"Ya udah makan-makan " Bi inem menyiapkan minum buat Anya dan Ron.
🎶🎶🎶🎶
Hp Ron berbunyi.
"Hallo," Sapa Ron
"....."
"Nadin ?"melirik ke Anya memberikan hp.
"Nadin??"tanya Anya heran.
Ron mengaguk
"Hallo,Iya Nadin? Apa kabar ??" Sapa Anya bingung Nadin bisa tau nomer hp Ron.
"....."
"Mmm.....Aku baik ...."
"....…."
"Iya aku di kampung .... kok kamu bisa tau hp mas Ron???"
".…...…......."
diam mendengarkan suara Nadin
"Oh... orang puskesmas yang kasih ....Oh .....
Iya.....Iyaaa..... "
"...…..."
"Hah ?! Masa sih?!" Kaget
".....................,.........."
"Aku gak lihat hp coba aku nanti cek e-mail ya"
"...…...."
"Tapi aku udah pesen tiket kereta besok lusa sih "
"......"
" Aduhhh .... Aku kenapa sih aku gak bisa liburan dengan santai tanpa di ganggu " Kesal
"........"
Melirik ke arah Ron yang tetap asyik makan .
"Iyaa.... Ya udah besok aku jalan deh "
"....."
" Iya ... Oke..... Terimakasih Nadin "
".... ..."
"Iyaaa ... selamat malam .... terima....." Melihat hp suara telpon terputus.
Menyerahkan hp ke Ron.
"Ada apa ??" Tanya Ron sambil menyuap nasi.
"Katanya Yohana udah beliin aku tiket balik besok " Jawab Anya jadi gak bersemangat makan.
"Oh.....Jadi kamu mau balik besok atau besoknya lagi ??" Tanya Ron menatap Anya.
"Bingung " Menaruh sendok dan berdiri.
"Udah???"
"Udah, Aku duluan yaaa mas" Pergi kekamar dengan muka masam.