Chereads / Jadi Pahlawan Lagi? / Chapter 13 - Chapter 12

Chapter 13 - Chapter 12

Aku sama sekali tidak menyembunyikan emosiku pada saat menerima surat hasil rapat yang diberikan oleh para anggota rapat melalui si botak macho.

"Oi…"

"A—Ah… ada apa?"

Si botak macho terlihat berusaha untuk mendekat ke pintu keluar setiap kali aku berkedip namun aku jarang sekali berkedip karena bola mataku ini dipaksa untuk terbuka lebar begitu melihat surat hasil rapat mendadak para petinggi dan juga para anggota Guild yang memiliki rank tinggi.

Aku memandang si botak macho dan dia langsung gemetar sendiri, aku bisa melihat kalau ada keringat dingin mulai menetes dari dahinya.

Dia benar-benar terlihat ketakutan.

Kakiku melangkah dengan cepat ke arah pria itu, walau aku tidak berlari tapi kecepatan kakiku luar biasa cepat sampai bisa dibilang aku seperti melakukan teleportasi dari tempatku berdiri sebelumnya ke depan si botak macho.

"Apa maksud dari semua ini?"

"Hiiii!"

Segeralah si botak macho terdiam di tempat dan langsung berdiri tegap seperti seorang tentara yang baru saja diberi komando walau aku sama sekali tidak mengeluarkan perintah agar dia berdiri tegap.

"Ah, itu… anu… aku bisa menjelaskannya."

Kedua mata kami bertemu, manik emasku menatap baik-baik bola mata hitam yang dimiliki si botak ini sembari memasang ekspresi sekosong mungkin untuk memperkuat efek teror yang kuberikan.

Aku segera menunjukkan kertas yang ada di tanganku langsung ke wajah milik lawan bicaraku tersebut.

Di sana tertulis.

[Selamat siang, tuan Sakaki Hiyama.

Kami mendapatkan berita kalau anda merupakan seorang calon Adventurer yang memiliki potensi yang luar biasa sampai membuat kami, para anggota dengan rank tertinggi Guild, harus berkumpul bersama untuk membahas penerimaan anda sebagai salah satu anggota Guild.

Kami memutuskan untuk menerima anda.

Selain itu, setelah melewati proses diskusi yang panjang akhirnya kami bisa mengambil keputusan akan penempatan rank anda.

Nama: Sakaki Hiyama

Designated Rank: F

Semoga anda bisa bekerja sama dengan kami dalam jangka waktu lama.

Tertanda: Marco Rolius, wakil Guildmaster]

"Dilihat dari manapun ini aneh kan?"

"Ah, iya… anu, itu… bisakah setidaknya kau menghentikan tatapanmu itu? Aku benar-benar dibuat tidak nyaman dengannya…"

Tentu saja, aku tidak dengan mudah menuruti permintaan dari sang pembawa berita buruk ini.

Aku malah semakin menaikkan intensitas pandanganku ke arahnya sampai akhirnya dia hanya bisa ikut memasang wajah kosong.

Raut wajah pucatnya menunjukkan kalau dia sudah menyerah dengan kehidupannya dan menyerahkan nasibnya ke tanganku ini.

"Lakukan sesukamu…"

"Kalau begitu bagaimana kalau memulai semuanya dengan memberikan penjelasan kepadaku?"

"… sejak awal itu memang sudah menjadi niatku…"

"Jangan berbicara balik."

"Ba—baik…"

Kemudian aku mendapatkan sebuah penjelasan panjang lebar dari si botak macho mengenai keputusan untuk menaruhku ke rank anggota paling rendah.

Untuk mempersingkat semuanya maka aku bisa menjelaskannya semuanya menjadi seperti ini; saat ini sang Guildmaster sedang tidak ada di tempat sehingga rapat sebenarnya tak bisa digelar dengan begitu mudah, aku sendiri tidak mendapatkan penjelasan akan ke mana dia sebenarnya jadi membawanya ke mari secara paksa bukanlah suatu pilihan.

Tetapi pada akhirnya rapat berhasil digelar karena kejadian semacam ini baru saja terjadi sejak kemunculan Guild berapa ratus tahun lalu.

Seseorang dengan [Rank] yang tak bisa diperhitungkan oleh [Estimation Stone] yang selama ini sudah berfungsi dengan baik dan tidak memiliki tanda untuk menunjukkan keanehan atau gangguan sama sekali.

Hal semacam ini jelas saja adalah sesuatu yang aneh dan akan menarik perhatian dari para petinggi Guild.

[Rank: ???]

Hanya dengan satu kolom itu semuanya baru saja berubah total.

Mereka hanya bisa memikirkan dua kemungkinan saja setelah melihat status milikku.

Aku adalah seseorang yang amat kuat sampai tak bisa diperhitungkan batas kekuatannya.

Aku adalah seseorang yang amat lemah sampai saking lemahnya kekuatanku tak bisa dideteksi.

Dilihat dari manapun juga, kemungkinan yang benar adalah yang pertama.

Tapi kenapa para petinggi Guild malah memilih untuk menempatkan diriku yang sangat kuat ini di rank yang paling bawah?

Alasannya juga dibagi menjadi dua lagi.

Guildmaster yang biasanya mengambil semua keputusan penting sedang keluar, seperti kataku tadi.

Akan terjadi sebuah keributan besar kalau seandainya seseorang sepertiku muncul secara tiba-tiba diantara Adventurer lainnya dan ini akan mengacaukan alur Guild yang selama ini berjalan.

Sepertinya… pilihan untuk menempatkan seseorang tak dikenal dengan kekuatan yang melebihi manusia biasa di rank paling rendah adalah pilihan yang paling tepat saat ini karena mereka ingin menjaga Guild ini.

Tapi jujur, hal semacam ini sebenarnya adalah semacam pertaruhan.

Seandainya saja, seandainya kalau aku ini adalah seseorang yang emosinya gampang meletus seperti gunung berapi maka kemungkinan besar aku sudah menghancurkan Guild, tidak, seluruh kota dengan kekuatanku…

Membayangkannya saja sudah membuat diriku merasa horor sendiri.

Ahh~ aku bersyukur kalau diriku ini 'diriku' yang sekarang.

"A—apakah penjelasan itu sudah membuatmu puas? Jadi tolong, berhentilah menatapku seperti itu…"

"Haaaah…"

Kuhela nafasku panjang-panjang sambil berjalan ke arah pintu keluar lalu melirik ke arah Shigure sebentar sembari menggaruk kepalaku.

"Kurasa aku harus bertahan dengan semua ini selama beberapa saat tapi aku pasti akan bisa berada di puncak Guild ini dalam waktu singkat."

"Ahahaha, ya itu benar…"

"Botak macho."

"Eh?! Aku?"

Si botak macho pun menunjuk dirinya sendiri sambil memasang wajah kebingungan, sepertinya dia belum pernah dipanggil seperti itu sekalipun dalam hidupnya, tidak seperti aku mempedulikannya karena mood-ku sedang jelek karena harus menerima semuanya apa adanya.

"Jangan terlalu takut denganku, juga aku sama sekali tidak memiliki ketertarikan akan tahta atau harta… walau kalau aku boleh jujur wanita adalah ketertarikan utamaku."

"Bukankah kau baru saja mengakui dirimu sediri itu orang mesum…"

"Apakah kau baru saja mengatakan sesuatu?"

"Sama sekali tidak!"

"Sama itu, aku akan langsung mengambil Quest."

"Seawal ini?"

"Kau bicara apa?"

"Aku hanya bergumam kepada diriku sendiri!"

"Juga."

"Iya?"

"Beri tahu aku namamu."

"Namaku? Tapi untuk apa?"

"Agak menyebalkan terus memanggilmu sebagai botak macho di dalam pikiranku, rasanya daripada rangkaian tiga kalimat maka satu nama saja sudah cukup."

"O—ohh … panggil aku Demias."

"Baiklah, Demias ya .…"

Si botak macho—maksudku si Demias sepertinya sudah berada di bawah kendaliku sekarang karena mulai dari sekarang kami berdua akan sangat sering bertatap muka, dia adalah penjaga dari konter Guild sementara diriku adalah anggotanya.

Biasanya orang yang pertama kali menyambut seorang calon [Adventurer] akan terus menjadi pembimbing diri mereka sehingga pihak manapun dengan dominasi lebih tinggi akan diuntungkan.

Sebelumnya aku benar-benar dipermainkan oleh siapapun yang menjadi pembimbingku… kudengar dia mati gara-gara digigit Wyvern karena sok ingin memberikan contoh semangat kepada [Adventurer] baru menjelang pertarungan terakhirku sebelum aku kembali ke duniaku…

Yah apa peduliku sih.

"Shigure."

"I—iya?"

Seperti biasa, Shigure membalas perkataanku dengan nada bicara lemah dan lembut, uhh… kalau kau terus bertingah seperti ini aku juga harus melindungimu dari serangan predator bernama laki-laki mesum.

Aku akan membuatnya menjadi sedikit lebih keras dalam menghadapi berbagai hal seiring dengan berjalannya waktu.

"Kita akan pergi lho, jadi bersiaplah."

"Sa—Sakaki, aku selalu siap!"

"Baguslah kalau begitu."

Aku kemudian berjalan lebih dahulu keluar dari ruangan tersebut dan diiringi dengan kedua orang yang berada di belakangku, kami semua berjalan menuju konter Guild yang sebelumnya kami datangi.

Demias kembali ke tempatnya dan dia segera mengeluarkan sebuah buku tebal.

"Silahkan pilih Quest-mu, kalau ada huruf yang tak bisa kau baca maka se—."

"Aku bisa membaca kok."

"Eh?! Bukankah biasanya hanya mereka dari golongan orang kaya saja yang bisa membaca?"

Sayangnya aku sudah mempelajari tulisan di dunia ini sampai-sampai skill [Runic Language] milikku berada di level maksimal saking seringnya aku membaca berbagai karya tulis di Eos.

Jadi sayang sekali Demias, sama sekali tidak ada kesempatan bagimu untuk memerkan kemampuanmu dalam membaca seperti ini.

Demias sendiri sepertinya masih terkejut dengan pertakaanku, dia sudah terlalu banyak dikejutkan.

Kuharap jantung miliknya tidak apa-apa.

Shigure mengeluarkan suara; "Ohhh" pelan sembari memandangiku yang sedang membuka lalu membaca tulisan di buku tebal tersebut.

Tak perlu waktu lama bagiku sampai akhirnya menemukan suatu Quest yang rasanya pas dengan kondisi kami sekarang.

Aku berada di Rank F sementara Shigure adalah seorang Rank A, ini adalah balance yang begitu buruk sehingga aku sebenarnya berharap untuk hasil rapat setidaknya memberikan aku Rank C tapi berharap sesuatu seperti itu memang adalah sesuatu yang agaknya berlebihan.

Alur Guild harus dijaga…

Benar-benar merepotkan tapi aku harus bertahan dengannya!

Aku juga bisa merasakan pandangan dari seantero orang di dalam Guild ini pada saat aku sedang memilih pekerjaan untuk diriku dan Shigure, perhatian antara Shigure dan diriku diberikan secara seimbang.

Shigure sendiri pasti diperhatikan karena penampilannya yang anggun dengan rambut peraknya dan mata birung langitnya yang besar nan indah, wajahnya pun terkesan mungil sehingga menambahkan kesan keimutan serta kecantikan yang dimilikinya … sejak awal wajah miliknya sebenarnya sudah cantik sih tapi karena ukurannya dia menjadi terkesan lebih manis saja.

Sementara untuk diriku… mereka bahkan membisikan beberapa hal secara langsung tanpa menahan diri mereka, perlakuan yang kudapat berbanding terbalik dengan Shigure.

"Heee… jadi dia itu si Rank F terbaru?"

"Kelihatannya sih mengintimidasi pada saat aku melihatnya pertama kali tapi ternyata cuma Rank F toh."

"Pakaiannya mewah sekali, dia anak seorang bangsawan?"

"Entah… tapi pasti hanya untuk bergaya doang."

Sialan, sialan, sialan… akan kubunuh, kubunuh, kubunuh…

"Sa, Sakaki?"

Suara dari Shigure berhasil membangunkanku dari diriku yang hampir gelap mata dan akan megeluarkan sihir penghancur kelas tinggi untuk memberikan luka paling berkesan bagi para bajingan tukang gosip di belakang itu.

"Ahh~ ada apa, Shigure-chan?"

"Uhm, uh…"

Ah, lihat!

Betapa imutnya dia, dia menundukan kepalanya sebentar sambil memainkan kedua jarinya, sepertinya dia berusaha untuk menyampaikan sesuatu namun sifat dasarnya menghalangi dirinya untuk menyampaikannya.

"Berjuanglah, jangan dengarkan!"

Dzyung.

Kalimat penyemangat itu baru saja menembus hati dari seorang paman-paman dengan usia 27 tahun tanpa pasangan ini dan yang pasti bukanlah seorang lolicon ini tetapi perasaan ini sudah tak tertahankan.

Ingin sekali rasanya aku mendekap gadis mungil ini lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sambil meneriakan namanya.

Sayangnya kalau aku melakukan hal semacam itu maka dapat dipastikan para Ksatria Kerajaan akan muncul lalu menyeretku masuk ke ruang bawah tanah…

Aku berhasil masuk Istana sih tapi caranya saja yang salah…

Kukeluarkan sebuah tawa kecil sembari mengelus-elus rambut milik Shigure, dia adalah penyemangatku seorang.

Partner milikku dan merupakan sekutu terdekatku saat ini.

Ohh, sepertinya dia cukup menyukai elusan kepala ini dari ekspresi wajah yang dipasang oleh dirinya.

"Jangan khawatir, jangan khawatir, Sakaki-san ini tidak akan membiarkan amarahnya keluar."

Tawa nista pun keluar dari mulutku sambil memandang ke arah mereka, orang-orang yang sebelumnya membicarakanku.

Di saat yang bersamaan mereka merupakan orang yang terus memperhatikan Shigure juga.

Tatapan penuh kebencian mereka pun kubalas dengan tawaku saja.

Melihat situasi tidak sehat di Guild ini membuat Demias meneteskan keringan dingin namun dia sama sekali tidak melontarkan satu komentar pun.

Hah, setidaknya dia tahu posisinya sekarang sehingga tidak akan berani untuk memberikan nasehat kepada diriku.

Aku berbalik kembali ke arah konter sementara pandangan orang-orang masih terus terfokus kepada diriku seorang ini, mereka sepertinya menginginkan aku pergi saja dari samping Shigure daripada fakta kalau aku ini adalah 'yang terlemah'.

"Ah, kami akan mengambil pekerjaan ini."

Jariku pun menunjuk ke arah salah satu halaman.

Di sana tertulis; Pekerjaan! Mengumpulkan Hasil Panen!

Wajah milik semua orang segera kehilangan warnanya.

Kecuali diriku yang masih tersenyum dengan penuh akan semangat sekaligus kebangaan milikku tentunya.

Langkah awal kami berdua saat ini adalah memiliki uang dan pengalaman dasar dalam pekerjaan Guild yang aneh-aneh~