Chereads / Jadi Pahlawan Lagi? / Chapter 15 - Chapter 14

Chapter 15 - Chapter 14

"—ini…"

Aku sama sekali tidak bisa menyembunyikan perasaan keterkejutan akan pemandangan horor di depan mataku ini.

Sama sekali tidak ada sisanya sama sekali.

Sebuah desa kecil yang seharusnya berdiri dengan tegap di sekitar daerah ini telah berubah menjadi abu serta tanah kosong, terdapat sisa-sisa yang mengatakan kalau ini desa ini telah diserang kemudian dibakar sekaligus dijarah di saat yang bersamaan.

Mata keemasan milikku segera melirik ke sana ke mari, berharap untuk menemukan setidaknya seseorang yang bertahan hidup dari situasi ini untuk kutanyai akan apa yang baru saja terjadi.

"Sa—Sakaki…"

Shigure yang berada di belakangku nampak sama terkejutnya dengan diriku dan ditambah lagi dia sama sekali belum pernah melihat pemandangan semacam ini sebelumnya sehingga mungkin perasaannya jauh lebih rumit dan berat ketimbang diriku.

Aku sendiri hanya bisa menggertakan gigi sambil terus berjalan ke depan di antara reruntuhan serta bau gosong yang menyerang hidungku.

Sialan, apa yang sebenarnya terjadi sini?

Kami seharusnya pergi ke sebuah desa yang berada beberapa kilo dari sini, tetapi sebuah asap hitam telah membubung tinggi dari arah desa ini dan mataku menangkapnya dari jendela kereta kuda.

Dipenuhi perasaan pensaran, aku segera memerintahkan sang kusir untuk pergi ke arah sini walau dia sempat mengatakan kalau hal semacam itu dilakukan maka kami akan datang terlambat ke tempat tujuan kami; desa tempat kami akan melaksanakan Quest.

Namun hal semacam itu terkesan tidak penting karena asap hitam itu memberikan perasaan tidak enak kepadaku, sehingga sampailah kami ke sisa-sisa desa yang telah hancur.

"Apakah ada orang?!!"

Aku berteriak dengan sepenuh tenaga sambil terus menerus berlarian ke berbagai tempat tetapi sama sekali tidak ada jawaban.

"…."

Setelah beberapa saat akhirnya aku terdiam.

Kalau seperti ini maka mereka mungkin akan kesusahan untuk mendengarkan senadainya mereka tertimpa oleh sisa-sisa bangunan.

Kalau begitu…

"[Detect Life]!"

Kuteriakan nama dari salah satu dari kumpulan skill yang kumiliki dan pandanganku dengan cepat berganti dari sebuah dunia berwarna menjadi layaknya seseorang yang sedang mengenakan Thermal Google, dalam artian lain adalah kacamat pendeteksi hawa panas.

Aku tidak terlalu paham konsep dari skill sebelumnya tetapi setelah mendapatkan special skill dengan bentuk [Alchemy God] aku kurang lebih bisa memahami apa yang sebenarnya skill lakukan kepada tubuh kita sampai bisa mencapai ke titik ini, titik dimana pandangan mataku bisa melihat layaknya sebuah kacamata pendeteksi panas.

Pada dasarnya skill akan menulis ulang sel beberapa bagian tubuh dari seseorang sehingga akan tercapailah kemampuan fisik yang terkesan mustahil bagi seorang manusia capai, hal ini terjadi karena skill pada dasarnya adalah bentuk lebih mudah daripada sihir alias magic dari sisi pengunaannya tetapi prosesnya jauh lebih rumit.

Orang biasa tak akan menyadari ini, hanya mereka yang memiliki pengetahuan yang besar saja akan memahami hal ini dan dalam kasus ini aku adalah salah satu orang dengan pengetahuan yang telah terserap sehingga menjadi ilmu dasar dalam pikiranku.

Dengan pandangan mata yang menyerupai kacamata pendeteksi panas maka kini menemukan seseorang yang masih hidup bukanlah halangan lagi!

Mataku pun memandang ke sekeliling demi menemukan apa ada yang masih bertahan hidup di balik reruntuhan bangunan ini.

Akhirnya setelah beberap saat aku menemukan seseorang di balik tumpukan kayu hitam, mereka sepertinya terbakar lalu menimpa tubuh milik siapapun yang sedang berada di tumpukan kayu tersebut.

Aku berjalan ke arahnya dengan cepat dan Shigure mengikutiku dari belakang, dia memang terlihat seperti seseorang yang tanggap sekarang tapi aku tahu kalau dia melakukan semuanya karena sudah tidak memiliki ide akan hal apa yang harus dilakukannya pada saat seperti ini.

"Oi!"

Mulutku mengeluarkan teriakan, berusaha untuk memanggil orang yang sedang berada di bawahan tumpukan kayu tersebut tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan balasan.

Dengan segera aku mematikan [Life Detect] dan pandanganku kembali normal, aku pun segera berusaha untuk mengangkat tumpukan kayu yang menimpanya dan itu adalah perkara mudah.

"Satu… dua… tiga!"

Hanya dalam satu kali angkat, aku bisa membersihkan semua reruntuhan yang menimpa orang malang ini.

Setelah reruntuhan yang merupakan penghalang berhasil dibersihkan, mataku terbuka lebar pada saat melihat keadaan dari orang tersebut.

Tubuhnya setengah terbakar, ini sudah termasuk luka bakar tingkat parah…

Tch, dengan sihir penyembuhanku luka semacam ini masih akan begitu sulit untuk pulih.

Apa yang harus kulakukan sekarang… penanganan pertama adalah sesuatu yang penting tetapi aku sama sekali tidak memiliki pengetahuan medis sama sekali untuk menangani hal semacam ini.

Setidaknya aku berpikir seperti itu sampai Shigure yang berada di belakangku memanggilku.

"Sakaki-san."

"Ah, Shigure ada apa?"

"Apakah orang ini bisa diselamatkan?"

"Hngg, entah. Luka bakarnya mungkin sudah masuk ke tingkat tiga atau sudah mendekati empat jadi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan…."

"Tingkat tiga atau empat?"

"Hanya salah satu cara penyebutan medis untuk menyebut tingkatan luka bakar."

"Ung…."

Sepertinya Shigure menggunakan segenap kekuatannya untuk memandang ke arah tubuh orang malang yang bahkan wajahnya sudah tidak bisa dikenali ini, tetapi dia masih memiliki tanda kehidupan dan dalam dunia fantasi itu berarti dia masih bisa diselamatkan.

Sihir penyembuhan memang tidak akan bisa menyembuhkan penyakit yang paling dasar seperti Flu atau semacamnya, penyakit semacam itu harus ditangani secara medis dan menggunakan obat tetapi jika itu luka atau semacamnya maka hal semacam sihir bisa digunakan.

Dan itu membawaku ke sini untuk mengambil kesimpulan akan hal apa yang bisa kulakukan.

Sihir…

Benar, sihir adalah jawabannya!

Bukan sihirku tetapi sihir dari Shigure adalah jawabannya!

"Shigure, sekarang waktunya untuk penggunaan sihir pertamamu!"

"Eh?!"

Shigure tentu saja nampak terkejut pada saat mendengarku tetapi dia sama sekali tidak melawan atau pun menunjukan ketidak setujuan, dia hanya bingung serta tak tahu apa yang menyambar diriku sampai mengambil langkah semacam ini.

"Kau masih ingat status milikmu kan?"

"Uhh, aku membawa perkamen yang mengatakan isi statusku."

Dia pun membuka perkamen miliknya dan status miliknya telah tertulis di dalam sana.

[Nama: Hayamaru Shigure]

[Gender: Female]

[Usia: 16 tahun]

[Skill: [Staff Mastery: Level MAX] [Dash: Level MAX] [Air Dash: Level MAX] [Evade: Level MAX] [Concentration: Level MAX]]

[Special Skill: [Hands of Healing]]

[Magic: [Light Affinity: Level MAX] [Water Affinity: Level MAX] [Earth Affinity: Level 4] [Magic Manipulation: Level 6] [Magic Mastery: Level 1]

[Special Magic: (Kosong)

[Designated Rank: [A]]

Hal yang langsung menarik perhatianku tentunya adalah pada bagian [Special Skill] miliknya yaitu [Hands of Healing], dari namanya saja sudah bisa ditebak apa kegunaannya kan!

Tapi sekedar untuk berjaga-jaga saja…

"Shigure, coba sentuh bagian kolom [Special Skill]:[Hands of Healing]."

Kepala milik gadis berambut perak tersebut mengangguk saja tanda bahwa dia paham dan dia pun menyentuh kolom tersebut.

Secara ajaib, kolom lain muncul dari bawah kolom bertuliskan [Hands of Healing] dan di sana tertulis akan deskripsi akan skill milik Shigure.

[Deskripsi: Hands of Healing adalah sebuah Skill Khusus yang saat ini hanya dimiliki oleh satu orang saja di dunia Eos. Special Skill ini memungkinkan pemiliknya untuk mempelajari sihir penyembuhan dengan tingkat yang tidak manusiawi, menyamai dewa bukanlah mimpi belaka dengan keberadaan Special Skill ini.]

"Ini dia!"

Aku bersorak dengan penuh kesenangan sambil menggenggamkan tanganku kuat-kuat untuk menahan perasaan senang yang luar biasa muncul.

"Apa maksudnya, Sakaki?"

"Maksudnya dengan menggunakan atau lebih tepatnya memiliki [Special Skill] ini maka kau akan bisa menyelamatkan orang ini!"

"Aku masih tidak terlalu mengerti."

"Penjelasan akan kuberikan di saat yang bersamaan denganmu mengikuti perkataanku."

"Uhh, baiklah kurasa."

Walau masih kebingungan dan ada keraguan tetapi dengan menurut saja kepadaku pada saat seperti ini maka semuanya akan berjalan dengan lancar, setidaknya aku berharap begitu.

Aku segera mendekati tubuh dari orang dengan luka bakar tersebut.

"Sekarang berdirilah di dekat orang ini, Shigure."

Shigure melakukan perintahku.

Dia sekarang sedang berada di dekat tubuh milik orang malang ini, lebih tepatnya di sisiku.

Aku pun menghela napas sebentar untuk meyakinkan diriku untuk melakukan semua ini, kalau solusi yang kupikirkan tidak berjalan dengan lancar maka perasaan menyesal untuk kali ke entah berapa akan kembali menghantuiku.

"Sekarang tutup matamu."

Dia pun menurut.

"Bayangkan akan adanya sebuah kekuatan yang berada di sekitarmu, jumlah mereka bagaikan udara; tidak terbatas dan seolah akan selalu ada, coba bayangkan kalau kau menghisap kekuatan-kekuatan tersebut."

Sekali lagi sebuah anggukan.

Dia menarik napas secara perlahan.

Sepertinya dia sudah bisa membayangakannya, sekarang untuk langkah berikutnya.

"Bayangkan, lebih tepatnya milikilah keinginan kalau kau ingin menyembuhkan orang di depanmu ini."

"Un."

Hanya dengan satu jawaban tersebut aku sudah tahu kalau Shigure mengerti.

Secara perlahan, walau samar, aku bisa melihatnya.

Adanya semacam cahaya yang mulai muncul dari telapak tangan milik Shigure dan mulai menjadi semakin terang, semakin terang lagi, dan menjadi semakin besar dimana akhirnya mencapai ukuran dua kali dari telapak tangan mungil milik gadis ini.

"Sekarang sentuhlah orang yang terluka, dengan keadaan matamu masih tertutup, lakukan sekarang."

Shigure menundukan tubuhnya dan kedua tangannya menyentuh tubuh, lebih tepatnya bagian tubuh milik orang itu yang terluka.

Keajaiban yang mungkin hanya pernah akan kau lihat di dalam game atau film pun terjadi.

Luka bakar milik orang itu secara perlahan mulai menghilang seolah waktu bergerak kembali ke belakang, mirip dengan suatu video yang terkena rewind tapi orang dengan mata teliti sepertiku bisa tahu dengan benar kalau hal semacam memutar balikan waktu adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.

Shigure benar-benar memulihkan orang itu.

Aku yang melihatnya pun tersenyum tipis.

Shigure ternyata adalah seseorang yang memang memiliki bakat alami untuk menggunakan sihir, buktinya dia bisa menggunakan sihir penyembuhan hanya dengan panduan paling dasar dan aku sendiri sadar kalau aku lebih menguatkan kepada imajinasi milik Shigure ketimbang teknik yang diketahuinya.

Luka milik orang itu pun pulih dengan cepat tetapi seiring dengan pulihnya luka milik orang itu aku menyadari kalau ternyata orang itu adalah seorang wanita.

Bagaimana aku bisa mengetahuinya?

Uhh… dari lekuk tubuh dan dadanya yang setelah dipulihkan terlihat dengan begitu jelas.

"Shi—Shigure, kurasa itu sudah cukup. Sekarang buka matamu."

Aku berkata seperti itu sambil memalingkan tubuhku ke belakang agar pada saat wanita itu sadar dia tidak akan langsung menamparku.

Tapi entah untuk beberapa alasan malah Shigure lah yang berteriak duluan dan segera berpaling ke arah yang sama denganku.

"Sa—Sakaki! Dia wanita lho!"

"Aku tahu… dan dia sekarang tidak mengenakan pakaian sama sekali, pasti pakaiannya ikut terbakar."

Kugaruk bagian belakang kepalaku sambil melepaskan jubah yang kukenakan lalu kembali menghadap ke arah tubuh milik wanita tersebut.

Ingin rasanya aku menikmati pemandangan ini tetapi hal semacam itu sama sekali tidak bisa dilakukan, mengingat situasi yang sedang berjalan.

"Ditambah lagi dia adalah Elf … apa yang sebenarnya terjadi di sini?"