"Mas, sambil nunggu sidang skripsi kan aku nganggur nih, Mas gak ada niatan mau ngasih aku pekerjaan apa gitu?"
Aku memeluk leher Dewa dari belakang. Suamiku itu tengah asyik menonton televisi di ruang tengah ditemani segelas kopi panas. Kebetulan malam ini sedang turun hujan deras. Jadi cuaca benar-benar dingin sehingga lebih nikmat ditemani sama yang panas-panas.
"Kamu mau kerja apa?"
Aku tersenyum. Dewa memang lebih peka dari yang aku duga. "Jadi sekretaris Mas misalnya," bisikku.
Dewa menarik lembut tanganku sehingga aku kini mengelilinginya dan berhenti tepat di depannya. Dewa menarikku untuk duduk di atas pangkuannya.
"Terus sekretaris Mas yang sekarang gimana? Masa dipecat?"
Aku menggelengkan kepala. "Ya jangan. Aku jadi sekretaris pribadi aja gak papa kok. Biar lebih banyak waktu sama Mas," ujarku sambil memainkan jemariku di dada bidangnya.
"Yakin? Mas takut kalo kamu kelelahan ngintilin Mas ke manapun."
"Emangnya Mas sering keluar ketemu klien?"