Aku menatap Pet dengan kening berkerut. Kenapa wanita itu tidak juga beranjak? Apa dia tuli?
"Mbak belum mau pergi?" tanyaku padanya.
"Saya juga mau ajak Dewa makan siang sebenarnya. Tapi keduluan sama kamu. Yaudah kapan-kapan aja," ujarnya sambil beranjak dari sofa. Pet menatap Dewa yang kini memeluk pinggangku. "Aku duluan, Wa," lanjutnya tersenyum manis.
Aku mendengkus. Sama sekali tidak aku tutupi kalau aku tidak menyukainya. Aku ingin dia tahu kalau istri dari pria yang dia ajak makan siang tidak menyukai pertemuan ini.
Setelah Pet melangkah pergi meninggalkan ruangan Dewa, aku melepaskan belitan lengan Dewa yang ada di pinggangku. Aku berjalan ke arah pintu ruangan. Aku sudah tidak berselera lagi. Aku ingin pulang saja.
"Sayang,"
Dewa menahan lenganku tapi aku tepis. Aku benci suamiku bertemu dengan wanita itu. Apalagi ingin pergi makan siang berdua.
"Katanya mau makan siang, ayo," ujarnya lagi.