Disebuah kamar tradisional, dua orang pelayan tengah merawat seorang gadis muda yang tertidur, mereka tidak tahu apakah gadis itu akan bangun atau tidak, sudah beberapa hari semenjak gadis itu terbaring koma diatas ranjang.
Seorang pelayan yang tengah merapikan selimut tercengah melihat gerakan tangan gadis itu. "Lihat! Tangan tuan putri bergerak."
"Mana? Mana? Benar tangan Tuan Putri bergerak. Lihat kelopak mata Tuan Putri juga bergerak!" Rekannya bergegas dan melihat perubahan Sang Putri.
Dua orang pelayan itu berseru gembira melihat keadaan putri Jialin yang mulai sadar. "Cepat panggil Junzhi, Tuan Putri mulai sadar."
"Baik" pelayan itu dengan cepat pergi memanggil pelayan utama Sang Putri.
Sayup-sayup Gia mendengar suara disekitarnya dan membuat kepalanya pusing.
"Sial kepalaku sakit sekali." Gia membantin sambil memegang kepalanya yang berdenyut sakit.
"Putri syukurlah anda bangun." Seorang pelayan yang baru saja datang segera menghampiri Sang Putri.
Gia perlahan membuka kelopak matanya dan melihat pemandangan yang asing baginya, mengerutkan dahinya melihat sekeliling. Apa yang ia lihat bukanlah kamar putih dengan bau obat-obatan maupun sebuah kamar yang ditempeli berbagai kertas yang memenuhi kamarnya, namun sebuah kamar serta perabotan yang terbuat dari kayu dengan desain yang sangat kuno menyapa pemandangan matanya.
"Dimana ini?" Gia mencoba bangun dari tempat tidurnya dan dibantu oleh pelayan itu.
"Putri sekarang anda berada di kamar anda." Jawab si pelayan sedikit bingung mengapa Sang Putri menanyankan keberadaannya, jelas-jelas dia berada di kamarnya sendiri.
"Tidak tidak ini bukan kamarku. Dan siapa kamu?" Gia mengerutkan keningnya melihat pakaian aneh yang dikenakan gadis itu.
"Putri anda tidak mengenal nubi?" Si pelayan kaget dengan pertanyaan Sang Putri. Ia tidak mengenalnya? Padahal dia selalu melayani Sang Putri sejak dulu.
(Nubi = Cara pelayan wanita memanggil dirinya a.k.a aku)
"Putri? Siapa putri?" Gia malah berbalik bertanya dengan heran. Seingatnya Gia adalah gadis yatim piatu sejak kecil, sejak kapan dia menjadi seorang putri?
"Pu.. putri... anda tidak ingat siapa anda? Putri pasti bercandakan tidak mungkin putri hilang ingatan." Si Pelayan mulai khawatir bila Sang Putri hilang ingatan akibat tragedi yang ia alami.
"Hilang ingatan? Siapa juga yang hilang ingatan, aku masih ingat semua kenangan yang kuingat sejak dulu. Tapi tunggu dimana ini? Tempat ini sungguh aneh, semua bangunan terbuat dari kayu serta perabotan yang terkesan kuno dan pakaian apa yang digunakan gadis ini kenapa kuno sekali dan tidak fashionable?" Gia mulai curiga ia berada di tempat asing yang tidak pernah ia kenal sama sekali. Semua keadaan di kamar ini seperti di zaman kuno yang dia lihat di film dan serial kolosal China.
"Tunggu siapa namaku dan dimana aku?" Gia langsung bertanya pada si pelayan dan mencoba menghilangkan fikiran mustahil yang tiba-tiba terlintas dikepalanya.
"Pu... putri... tidak ingat?" Si pelayan mulai kaget dan khawatir jika Sang Putri benar-benar hilang ingatan.
"Cepat jawab pertanyaanku!" Bentak Gia pada si pelayan. Gia mulai jengah dengannya yang tak segera menjawab pertanyaannya.
"Pu.. putri." Si pelayan mulai ketakutan karena Sang Putri tidak pernah membentaknya apalagi menatapnya dengan mata dingin menakutkan yang tidak pernah ia tunjukan.
"Cepat!" Gia mulai kehabisan kesabaran dengan sikap pelayan itu.
"Na.. nama putri adalah Rong Jialin, putri dari Kaisar Rong Gao Ming dan mendiang Permaisuri Zhang Junda anda adalah putri pertama kekaisaran ini dan anak ketiga dari mendiang Permaisuri Zhang Junda. Anda memiliki saudara kembar yang bernama Rong Baojia yang sekarang sedang mengikuti masternya untuk melakukan latihan kultivasi dan anda juga adik dari Rong Jing Ying Putra Makota kekaisaran ini." Jelas si pelayan sambil menundukan kepala.
(Kultivasi = Beladiri)
"Putri Rong Jialin... anak ketiga dari kaisar dan permaisuri terdahulu." Gia mengerutkankan dahinya dengan semua informasi yang di jelaskan pelayan, seingatnya ia adalah yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa ia akan menjadi putri.
"Tunggu dimana tempat ini?" Kata Gia semakin ketakutan dengan pikiran yang tiba-tiba terlintas di benaknya.
"Ini di Paviliun Teratai Hitam tempat tinggal Yang Mulia Putri di istana Kekaisaran Xue Ying." Jelas si pelayan.
"Sialan benar dugaanku ternyata aku bertransmigrasi ke dunia lain." Batin Gia sambil menutup matanya dengan lengannya.
"Siapa namamu?"
"Nama nubi Junzhi,Yang Mulia." Jawab pelayan itu yang ternyata bernama Junzhi.
"Junzhi bawa aku ke perpustakaan dan carikan peta dan buku-buku sejarah tentang dunia ini." Perintah Gia tanpa menghiraukan tatapan bingung Junzhi.
"Baik Tuan Putri." Dengan patuh Junzhi segera melaksanakan perintah sang Putri.
o0o
Kaisar bersama rombongannya segera meninggalkan Aula Istana setelah menyelesaikan peradilan istana guna membahas masalah negara bersama menteri-menterinya. Dengan wibawa Sang Kaisar berjalan melewati taman teratai yang tidak jauh dari Aula Istana.
Rong Gaoming adalah Kaisar dari Kekaisaran Xue Ying yang telah lama memimpin dan membawa kemakmuran dinegerinya, banyak kebijakan-kebijakan yang beliau keluarkan demi kebaikan semua rakyatnya. Beberapa tahun setelah kepemimpinannya dia bertemu seorang wanita yang menawan hatinya, tak berselang lama akhirnya mereka menikah.
Wanita itu bernama Zhang Junda, anak perempuan dari perdana menteri. Dalam pernikahan mereka menghasilkan 3 anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Si Sulung lahir dan diberi nama Rong Jingying, dia dianugrahi sebagai Putra Mahkota Kekaisaran Xue Ying. Selang 5 tahun, Sang Permaisuri hamil anak kembar yang bernama Rong Baojia dan Rong Jialin, namun dalam kelahiran ini Sang Permaisuri mengorbankan nyawanya untuk putri kecilnya agar bisa hidup.
Sang Kaisar yang mendengar kematian wanita tercintanya sangat murka dan menghukum mati semua pelayan Permaisuri Zhang Junda, untuk putri kecilnya ia mengasingkan Rong Jialin ke istana yang jauh dari istana pusat.
Tiba-tiba seorang pelayan berjalan mendekati Kaisar dan membungkuk hormat.
"Salam Yang Mulia Kaisar, semoga anda diberkahi umur ribuan tahun."
Sang Kaisar melirik pelayan kecil itu. "Ada apa?"
"Ampun Yang Mulia telah mengganggu jalan anda, nubi ingin melaporkan keadaan Putri Jialin." Si pelayan menangkupkan kedua tangannya.
"Jialin? Bagaimana dengannya?" Walaupun terkesan acuh namun matanya tersirat kekhawatiran.
"Sang Putri telah siuman dan sekarang dokter kekaisaran telah memeriksa Sang Putri, kata dokter beliau... beliau..." Dengan ragu pelayan itu mengatakan keadaan Sang Putri.
"Ada apa dengan Jialin?!?" Kaisar geram dengan sikap ragu-ragu si pelayan.
Dengan segera si pelayan berlutut di tanah."Ampun Yang Mulia, kata dokter kekaisaran Putri Jialin telah kehilangan semua ingatannya."
"Apa???" Seru Kaisar dengan keras.
Pelayan itu hanya terdiam ketika Kaisar terkejut.
"Mari kita mengunjungi istana Teratai Hitam." Bersama rombongannya Sang Kaisar dengan cepat meninggalkan area Aula Istana dan berjalan menuju Paviliun Teratai Hitam, tempat tinggal putrinya.
Tiba-tiba Putra Mahkota berlari kecil menghampiri Sang Kaisar yang hendak menuju Paviliun Teratai Hitam. "Fuhuang saya ikut untuk melihat keadaan Jialin."
(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)
Kaisar menghentikan langkahnya dan melihat putra sulungnya, Rong Jingying. "Baiklah, mari kita kesana."
o0o
Gia menggebrak meja dengan buku sejarah tebal. "Sialan! Ternyata aku bertrasmigrasi ke dunia lain yang sangat kuno dan tidak memiliki teknologi maju apapun, dan apa-apaan dunia ini? Mengapa semua orang memiliki kekuatan yang menunjukan otoritas, yang kuat menggertak yang lemah, tapa kekuatan kau hanyalah sampah. Aku benci dunia ini." Gia tidak habis pikir bagaimana bisa dia berpindah kedunia lain yang sangat berbeda dengan dunianya, dunia ini seperti dunia fantasy yang dia baca di novel-novel.
Sebelum membaca buku itu Gia masih beranggapan mungkin dia berada di belahan bumi lain yang mengalami kemunduran teknologi dilihat dari banguanan dan pakaian yang mereka kenakanan. Namun, Gia harus menelan pil pahit akan kenyataan yang terjadi, dia berpindah kedunia lain yang isinya orang kuat menggertak orang lemah, walaupun dunia tidak berbeda jauh, namun dunia ini sangat keras, tanpa kekuatan kau hanyalah sampah yang tak berguna.
Dan Putri Jialin-tubuh yang ditempati Gia- ternyata tidak memiliki kekuatan.
Di dunia ini terbagi menjadi 3 benua, 9 kekaisaran, 40 kerajaan, dan ratusan kota-kota kecil yang tidak masuk dalam sebuah kekaisaran maupun kerajaan. Salah satunya adalah Benua Tianwen, benua ini memiliki suhu dingin dan selalu terjadi musim dingin, hanya beberapa daerah saja yang memiliki suhu yang normal dan tanah yang subur. Mayoritas orang-orang dibenua ini memiliki elemen es dan air. Pendapatan utama dari benua ini adalah mutiara cahaya yang menghasilkan cahaya yang terang dan banyak orang menginginkannya walaupun sangat mahal.
Benua lain adalah Benua Tianming, berkebalikan dengan Benua Tianwen, Benua Tianming memiliki suhu panas dan memiliki banyak padang pasir, benua ini sangat cocok untuk kultivasi orang yang memiliki elemen api dan angin. Benua ini sangat dekat dengan Kekaisaran Xue Ying dan sering melakukan kerjasama. Benua ini juga menghasilkan mutiara cahaya namun dengan jumlah yang sangat sedikit karena hanya satu tempat yang menghasilkannya. Penghasilan utama dari benua ini adalah berbagai tanaman yang tubuh disana, karena disana memiliki tanah yang paling subur.
Dan Benua terakhir adalah Benua Tianzi, benua ini memiliki suhu yang relatif stabil dan memiliki tanah yang subur. Hasil pertanian dan pertambangan menjadi hasil utama Benua ini, mereka tidak memiliki tempat yang menghasilkan mutiara cahaya dan hanya mengandalkan benua lain untuk mendapatkannya, benua ini memiliki 3 kekaisaran, 15 kerajaan, dan ratusan kota-kota kecil. Dan negara yang Gia tinggali sekarang adalah Kekaisaran Xue Ying.
Dunia ini kekuatan seseorang terbagi menjadi 5 level dan setiap level terdiri dari 9 tingkatan yaitu :
Level 1 - Origin Realm
Level 2 - Martial Realm
Level 3 - King Realm
Level 4 - Emperor Realm
Level 5 - Lord Realm
Setiap tingkatan level memiliki kesulitan masing masing, semakin cepat kultivator dari Origin Realm naik maka kesulitan yang akan ia hadapi semakin besar. Oleh sebab itu banyak jenius kultivasi yang gagal dalam kultivasi hingga menjadi cacat sampai meninggal karena berlatih kultivasi. Oleh sebab itu masyarakat tidak terkejut bila kultivator jenius yang berada dipuncak tiba-tiba jatuh kebawah dan kehilangan kekuatan dan penghormatan orang-orang. Karena berlatih kultivasi seperti pedang bermata dua, yang akan melukai lawan dan dirinya sendiri.
(Kultivator = Ahli beladiri)
Gia masih membaca buku sejarah dengan sungguh sungguh tanpa melewatkan
satupun detail informasi dari buku tersebut. Karena ia harus mengetahui apapun tentang dunia aneh ini sebelum ia memutuskan bertindak, ia tidak ingin ceroboh dan meremehkan sesuatu yang menyebabkan ia bisa mati kapanpun.
Gia yang masih terlalu larut dalam bacaannya tiba-tiba tersentak kaget dengan pengumuman Junzhi dari luar bahwa Sang Kaisar bersama Putra Mahkota telah tiba di kediamannya.
"Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota telah tiba."
-TBC-