Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 1 - Prolog

The King Ghost Wife

🇮🇩Destiyana_Cindy
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 295.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

-Kota Beijing, China-

Seorang wanita berjalan Kota Beijing yang ramai dan gemerlap walaupun di malam hari. Suara indah terdengar dari bibirnya yang menyanyikan salah satu lagu, matanya memandang jalanan kota yang ramai akan banyak penjalan kaki dan kendaraan yang berlalu lintas. Sesekali ia berhenti di depan toko untuk melihat barang-barang yang menurutnya menarik.

Ingin sekali ia membeli barang-barang itu, apalagi terdapat hal-hal tentang EXO dan BTS, itu membuat jiwa fansgirlnya membara dan ingin sekali meraup semuanya. Namun, memikirkan keuangannya ia menjadi sedih karena uangnya sudah habis untuk membeli bahan dan peralatan yang ia perlukan.

Gadis itu bernama Gia, gadis berumur 27 tahun itu sedang menikmati hari liburnya yang singkat karena kesibukan bekerjanya. Jika kalian berfikir bahwa pekerjaannya seperti perkerja kantoran, artis, doktor atau yang lainnya, maka kalian salah. Karena walaupun terlihat seperti gadis normal biasanya Gia memiliki perkerjaan yang sangat sulit dan berbahaya, yaitu Agen Rahasia atau bisa dibilang Tentara Bayaran.

Gia sangat ahli dalam penyamaran dan mengubah suaranya. Berbekal kemampuannya ia menjadi mata-mata yang ahli hingga menjadi incaran dunia karena takut akan keahliannya yang bisa membahayakan rahasia-rahasia gelap milik mereka. Dan juga Gia memiliki keahlian dalam membuat dan memodifikasi alat-alat teknologi yang telah ia pelajari sejak dulu, semua alat-alat yang ia gunakan 100% ciptaannya sendiri tanpa mengandalkan orang lain.

Walaupun ia menjadi Agen rahasia Gia tidak masuk dalam organisasi manapun. Ia bekerja sendiri. Karena ia tidak pernah percaya dengan siapapun. Walaupun dia bekerja sendiri banyak orang-orang yang menggunakan jasa Gia karena kinerjanya yang profesional dan tidak pernah gagal dalam misinya.

Gia menghela nafasnya melihat barang-barang yang menarik matanya, ingin rasanya ia membelinya. Namun, uang yang ia miliki sudah habis setelah ia memutuskan cuti, ini semua gara-gara misi yang diberikan oleh Thomas yang mengharuskannya cuti mendadak untuk memperbaiki alat-alatnya yang telah rusak karena misi yang dia berikan, dan mengharuskannya menggunakan semua uangnya untuk membeli bahan-bahan untuk memperbaikit alat-alat itu.

"Sialan kenapa uangku sudah habis padahal aku ingin membeli barang-barang itu," keluh Gia.

Gia benar-benar menyesal telah menghabiskan semua uangnya, ia seharusnya menyisihkan sediki uang untuk membeli album oppa-oppanya. Walaupun bekerja sebagai tentara bayaran dia sangat menyukai anime dan oppa oppa tampan korea, iya kalian tidak salah dengar ia menyukai oppa oppa korea yang terkenal tampan. Jika kalian menyodorkan foto pria tampan apalagi yang bertelanjang dada pasti lenyap sudah sikap dingin Gia dan malah akan menjadi fansgirl yang menggemaskan -_-

Remember years ago

Someone told me i should take

Caution when it comes to love

I did I did

Suara dering lagu terdengar dari ponselnya, membuyarkan lamunannya akan barang-barang yang terpajang di etalase toko. Gia melirik ponselnya dan mendapati nomor asing yang menelponnya.

"Hohohoho.... akhirnya ada uang juga yang datang." Dengan semangat Gia mengangkat ponselnya untuk menjawab panggilan dari nomor tersebut.

"Hallo Black Diamond" Suara seorang pria terdengar dari seberang panggilan.

"Oh hallo apa yang kau inginkan?" Dengan senyum merekah Gia menjawab.

"Aku ingin kamu menyelidiki kantor pusat Straley Company, selidiki hal-hal yang mereka lakukan beberapa hari ini. Aku ingin laporan lengkap secepatnya." Jelas si penelpon.

Gia mengerutkan dahinya mendengar Straley Company. "Straley Company? Bukankah itu perusahaan swasta yang dimiliki beberapa penjabat pemerintah?"

"Kau benar, aku curiga pihak mereka melakukan eksperimen rahasia terhadap hal yang tidak mungkin."

Gia semakin bingung. "Hal tidak mungkin?"

"Benar, kau akan mengetahuinya jika melakukan penyelidikan menyeluruh."

Gia mengangguk. "Baik, akan ku lakukan."

"Bagus, uang mukanya sudah ku kirim ke rekeningmu."

Tring~~~~

Gia menjauhkan ponselnya dan melihat pesan dari bank bahwa ia mendapatkan kiriman uang.

"Baik, akan ku lakukan secepatnya." Kata Gia yakin.

"Ingat jangan sampai ketahuan! Jika sampai ketahuan kau tahu sendiri akibatnya." Ancam si penelpon.

"Anda tenang saja, saya akan menyelesaikannya dengan rapi." Jawab Gia dingin, di benci bila orang-orang mulai meremehkan kinerjanya.

"Baguslah."

Gia menutup panggilannya dan menyeringai. "Saatnya beraksi."

o0o

Dengan mengendap-endap Gia melewati penjagaan gedung Straley Company dengan hati-hati tanpa memperingatkan sistem keamanan, ia berhenti sejenak dan bersembunyi ketika mendapati seorang penjaga yang melewati tempatnya. Ia menahan nafasnya ketika penjaga itu memeriksa tempatnya sembunyi.

Penjaga itu menengok dan memeriksa tumpukan kardus tepat disampingnya

"Hei ayo lanjutkan ke gedung utara!"

Seorang penjaga lain memanggil penjaga itu dan mengajaknya memeriksa gedung bagian lain.

Gia bernafas lega ketika salah satu rekan penjaga itu datang dan mengajaknya pergi.

Penjaga yang memeriksa tumpukan kardus itu tersentak dan menjawab rekannya. "Oh ok!" Penjaga itu mengikuti rekannya dan pergi dari tempat yang ia periksa.

Melihat kepergian dua penjaga itu, Gia bernafas lega dan dengan hati-hati keluar dari tempat sembunyiannya. Dia sudah memanipulasi kamera keamanan gedung dan menggantinya dengan rekaman palsu yang akan menipu para penjaga, ia melakukan dengan halus tanpa meninggalkan jejak sehingga orang-orang di gedung tidak akan menyadari bahwa gedung utama Straley Company telah dimasuki orang lain untuk mencuri data rahasia perusahaan.

Mata Gia terus memindai keadaan sekitar, setelah memastikan keadaan aman, ia dengan cepat berlari dan memanjat tembok kemudian melompat dengan halus tanpa meninggalkan suara. Ia memandang sekitar kemudian dengan cepat dan berlari menjauhi gedung Straley Company.

Gia terus berlari tanpa berhenti sampai menuju titik awal memulai misinya, setelah sampai disana ia mengatur nafasnya yang terengah-rengah karena kelelahan.

Setelah nafasnya stabil Gia mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan menacapkannya pada laptop yang telah ia bawa. Gia mulai mengetik serangkaian kode yang telah dia hafal diluar kepala untuk membuka keamanan dari flashdisknya, ia menunggu sejenak ketika melihat komputernya sedang memproses sandinya.

Setelan lodingnya selesai ia membuka file yang telah ia curi dari Straley Company, dia memeriksanya satu persatu dan alangkah terkejutnya dia melihat isi dari file tersebut. Dia sangat tidak percaya bahwa hal-hal seperti itu bisa dilakukan kepada manusia, dia semakin mengerutkan dahinya melihat detail dari eksperimen itu. Dia semakin dibuat terkejut melihat inti eksperimen sebenarnya, ia terengah-rengah dan dengan cepat menutup laptopnya tak kuat melihat data-data itu.

Gia segera bangkit dari tempatnya dan mengemasi semua barang-barangnya untuk meninggalkan tempat itu dan menuju ketempat orang yang telah menyewanya, banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan mengenai eksperimen itu padanya.

Gia terus berjalan dan berhenti sejenak ketika di zebra cross, setelah memastikan jalanan sepi ia segera menyebrang jalan.

Tanpa disadari Gia sebuah mobil hitam yang lampunya tidak menyala melaju dengan cepat menuju arahnya. Pengemudi mobil itu menyeringai melihatnya tidak sadar akan kehadiran mobilnya.

Brakkk~~~

Bau anyir darah menembus indra penciuman Gia dan pandangannya mulai kabur.

Tubuh Gia tergeletak ditengah jalan dengan tubuh berlumuran darah.

Pengemudi itu keluar dari mobilnya dan berjalan menuju Gia yang mencoba bertahan hidup.

"Masih hidup ternyata." Orang itu menendang tubuh Gia pelan memastikannya masih hidup.

"Uh..." Gia mengerang menahan rasa sakit akibat luka-lukanya.

"Kebanggaan dirimu yang berlebihan yang membuatmu jatuh seperti ini." Orang itu berjongkok didekat kepala Gia.

"Sayang sekali wanita cantik seperti mu harus mati muda karena ikut campur dengan urusan Straley Company." Ia mencengram dagu Gia.

"Punya kata-kata terakhir?"

Gia dengan pandangan benci menatap orang itu. "Bajingan sialan!"

Orang itu hanya terkekeh mendengar caciannya. "Kurasa tidak ada." Orang itu menyeringai dan mengeluarkan pistol dari balik jasnya.

"Sampaikan salamku pada raja neraka! Gia si Black Diamond."

Dorrr~~~~

-TBC-