Chereads / Flower Emperor - Lord of Valkyrie (IND) / Chapter 17 - Kamar mandi *

Chapter 17 - Kamar mandi *

< WARNING!! SEXUAL CONTENT HERE!! >

...

" Ara~ sangat besar... "

Jiya menjilat bibirnya, matanya tidak bisa beralih dari hal besar yang berkedut didepannya.

Payudaranya yang bulat dan kencang bergerak naik turun mengikuti nafasnya yang berat penuh dengan nafsu.

Tidak menunggu lama, ia meraih poros yang sudah berdiri tegak seperti pilar itu.

Hngh ~ erangan pemuda terdengar.

Mengerutkan bibirnya, ia mendekat dan mencium kepal pilar itu dengan penuh kasih sayang.

*Kissu*

" Fuwah~ sudah sangat panas... Ini milikku~ "

Dia menjulurkan lidahnya menjilat ujung kepala penis yang sudah berlendir itu.

Ketika lidahnya sedang menjilati penis itu seperti sebatang es krim, jari jarinya yang lembut sibuk membelai kedua bola yang tergantung dibawahnya.

" Mnn.. en.. en.. bagaimana rasanya Oz~ "

Jiya mendongak menatap pemuda itu.

" Jika kau terus merayuku, kau akan menyesalinya jiya... " pemuda itu masih berusaha menahan nafsunya.

" Benarkah~ "

Jiya membuka bibir merah cerinya dan menelan semua penis Oz ke mulutnya.

Ah ... Pemuda itu mengerang kenikmatan.

Kepalanya bergerak naik turun menghisap penis itu penuh dengan semangat. Matanya yang indah menatap pemuda yang mengerang itu penuh kemenangan.

Perlahan.. ia menggerakkan lidah dengan lincah dalam mulutnya untuk membungkus penis itu.

Slurp ~ suara mengisap terdengar menambah suasana semakin meriah.

" En... Oh ~ "

Merasakan tangan besar tiba tiba meraih payudaranya yang menggantung bebas, Jiya berhenti sejenak dan mengerang erotis.

Menatap pemuda yang tiba-tiba menyentuhnya, matanya membentuk bulan sabit dan melanjutkan mengocok penisnya yang semakin terasa tebal.

Slurp~

Suck~

Slurp~ ...

" Haah... ini sangat lezat.. nnh.. kenapa penis mu terasa sangat lezat Oz... slurp~? "

" Diam! " Oz mencubit putingnya.

" Ahn~ Kamu... "

Jiya mengerang kaget tapi dengan cepat membuka mulut cerinya yang indah, dan mengisap ujungnya sementara kedua tangannya membelai bolanya sebagai pembalasan.

Kemudian dia melepaskan ujung dari mulutnya dan sekali lagi membungkusnya dengan lidahnya. Tangan kirinya dengan marah membelai penisnya yang menyebabkan cairan bening meluap dari ujungnya.

Dia menggunakan ujung lidahnya untuk menggoda lubang dan menggigit lembut kepalanya dengan giginya. Tangannya yang bebas terus membelai lembut kedua bolanya.

Melihat tatapan penuh nafsu Jiya, pemuda itu akhirnya tidak tahan dan merasakan dorongan untuk menembakkan semennya.

Melihat penis yang semakin berdenyut keras, Jiya meletakkan bibir seksinya di penis dan mengisap lebih keras.

Splurt! Splurt ...

Oz menembakkan banyak semen ke mulut Jiya cukup lama.

Jiya tidak pernah berhenti mengisap. Suara " gulp … gulp ... " terdengar saat dia menelan semua semen yang ditembakkan Oz.

" Slurp... Sangat banyak... Sangat lezat... Kamu yang terbaik Oz ~ "

Sambil menyeka mulutnya dan mengisap sisa semen dari jari-jarinya ia menatap pemuda itu dengan menggoda.

#Oz's POV

Aku tidak peduli lagi!

" Hyaa... Mhn~ "

Aku yang tidak tahan dengan godaannya cepat meraih pinggangnya dan mendudukkannya dipangkuan ku.

Aku langsung menyerang bibirnya yang manis itu.

" Mmh... Enn... Hnn... ~ "

Erangan erotis bocor darinya. Aku membuka giginya mencoba memasukkan lidahku kepadanya.

Dia merespon keinginanku dengan membuka giginya, lidah kami saling terjalin mengeluarkan suara suara cabul. Benang air liur saling bertautan saat kami perlahan memisahkan bibir.

Meski ini pertama kali aku menyentuh seorang wanita, pengalaman yang terkandung pada kultivasi Flower Emperor membuatku seperti sudah berpengalaman dalam hal semacam ini.

Kami berdua saling memandang dalam keheningan, seolah mengerti keinginan satu sama lain, kami mendekatkan bibir dan mulai berciuman dengan penuh gairah lagi.

" Enh.. hngh... fwah... Oz ~ " dia menyebut namaku ditengah erangannya yang membuatku semakin bersemangat.

Aku membelai dua gundukan payudaranya yang menantang dan memutar putingnya dengan gemas.

" Ahn~ "

Ciuman kami terpisah, aku menelusuri lehernya dan mengendus aroma harumnya yang membuatnya menggeliat liat di pangkuanku.

Menjilat lehernya, aku memiliki keinginan untuk mencium dan memberikan tandaku padanya.

*kiss*

" Ahhn Oz~ tidak disana ... "

Dia melarangku tapi tidak menghentikanku jadi aku terus mencium dengan keras dilehernya sampai menciptakan tanda merah.

" Ini adalah salah satu hukumanmu Jiya... Haaa " aku berbisik dan menggigit ringan di daun telinganya.

" Yahn~ ... " Dia menjerit.

Aku merasakan telapak tangan bermain dengan penisku yang masih keras dibawah sana, ah... kau yang memintanya jiya...

Aku menunduk mencium salah satu payudara nya yang indah dengan perlahan. Mencapai tonjolan kecil merah mudanya yang berdiri tegak, aku memutar ujung lidahku disekitarnya menggoda dia.

" Auh ... Nnnm " dia melengkungkan punggungnya menahan erangan ketika aku menggigit ringan putingnya.

Tanganku yang bebas meraih payudaranya yang lain, membelai dan meremasnya beberapa kali.

Dia semakin kacau, nafasnya compang camping, bibirnya terbuka dan tertutup merasakan kenikmatan yang diberikan mulutku.

Aku berhenti dan memandang matanya, mencium bibirnya lagi. Tangan kiriku perlahan turun membelai perutnya yang rata, dan terus menyusuri kebawah menuju arah pangkal pahanya.

" Hyan!..." Dia berteriak lucu ketika aku sampai di gua madunya yang sudah basah oleh nektarnya.

" Oh lihat disini~ siapa yang sudah sangat basah? " aku bertanya sambil menggesek ringan bibir bagian bawahnya dan menggoda kacang kecilnya sesekali.

" Enh... Ah.. oh itu karena kamu~ Ah ya... Disana... "

" Jiya~ Kamu sangat jujur disini bukan ? " aku mengulurkan dua jari dan menusukkannya kedalam.

Dindingnya dengat erat membungkus jari jariku saat aku mencoba masuk lebih jauh.

" Ahh ...ya jarimu memasukiku ahn... ya... itu bagus.. cium.. cium aku!.. " dia meminta.

Aku menciumnya dengan ganas menikmati seluruh bibirnya sambil menggerakkan jariku keluar masuk gua madunya.

" Hnn... Hnn.. nhh ~ " suara cabulnya keluar di sela sela ciuman gairah kami.

Aku mengocok jariku lebih cepat dan meraih salah satu payudaranya dengan tanganku yang bebas meremasnya dengan kasar.

" Ahn.. tidak..! Jika kau terus seperti itu~ " Dia mengerang dan berkedut beberapa kali.

Aku menciumnya lagi menghalanginya agar tidak berbicara.

" Mnn ... Mnn .. mwah... Ah.. aku ... Aku datang~ ... "

Jari jariku tenggelam seolah dihisap oleh vaginanya.

Tubuhnya berkedut keras ketika melengkung seperti busur.. jus cinta nya meluap deras .. menyembur keluar dari vaginanya beberapa kali.

Mulutnya terbuka lebar dan matanya terpejam merasakan kenikmatan pasca orgasmenya.

Aku terkekeh melihatnya seperti itu.

" Hehe~ bagaimana rasanya tanganku Jiya~? " Aku meraih dagunya menggodanya yang sedang terengah engah.

" Luar biasa~ Aku belum pernah merasakan hal seperti ini hanya dari tangan saja~ Haah..dan entah kenapa tubuhku masih memiliki banyak energi disini.. haa " Dia berkata sambil dengan ringan mencium bibirku.

Mungkin itu salah satu manfaat Flower Emperor ? Oz berpikir.

Mungkin benar karena ia juga mendapat banyak Yin Qi dari Jiya.

Tapi dia akan mengurus itu nanti...

" Apakah menurutmu hukuman karena telah memprovokasiku hanya sampai disitu? "

Pah!

Aku menepuk pantatnya yang besar dan kenyal.

" Apakah masih ada lagi~ ? " Dia menempelkan payudaranya ke dadaku dan menggosoknya.

Dia mencengkram penisku dan mendekati telingaku..

" Aku juga menginginkan yang ini~ " dia berbisik seperti itu yang membuatku hampir menyemburkan darah.

Kemudian dia berdiri menunjukkan kelopak bunganya yang tertutup dan penuh dengan cairan cintanya.

" Jika kau menatapnya seperti itu... Aku juga bisa malu tahu ~ "

Merasakan tatapan panasku dia berkata dengan malu malu.

Kukira dia menginginkan ku untuk menjilatinya tapi ternyata tidak.

Dia perlahan menurunkan pinggangnya meluruskan vaginanya sejajar dengan penisku, dia mengulurkan jari telunjuk dan jari tengahnya yang lain untuk membuka kelopak bunganya yang tertutup.

Perlahan tapi pasti... Jiya menempelkan bibir vaginanya dan mencoba memasukkan penisku kedalam dirinya.

Pemandangan sosok succubusnya yang mencoba memasukkan porosku pada guanya ini membuatku menelan ludah dengan keras.

" Ahn... Sangat besar... Mnn ... "

" Ugh... "

Kami berdua mengerang bersama saat kepala penisku memasuki guanya.

Kami berdua saling menatap penuh keinginan, kedua lengannya membentang merangkul leherku. Bibir kami perlahan mendekat dan menyatu.

Aku memegang pinggangnya yang ramping perlahan menurunkannya.

" Fwah... Pelan pelan Oz~ kau membuatku seperti seorang perawan disini... nnhh.. " Dia merengut sedikit keskesakitan.

Walaupun dia seorang kultivator, rasa pedih pada gua cintanya jelas berbeda dengan rasa sakit yang diterimanya pada fisik biasa.

" Yah... Vaginamu masih sangat sempit disini jiya~ aku hampir berpikir kau masih perawan disini... " aku menggodanya.

" Nnh... Itu karena penismu seperti monster hmph! Aku juga belum pernah di sentuh selama lebih dari lima tahun... Ahn Oz... Pelan pelan~ "

Aku menggerakkan pinggulku sedikit menyela kata katanya.

" Tapi... Bukankah kau lebih menyukai ukuran yang seperti ini melihat betapa laparnya dirimu..? " Aku berbisik dan meniup telinganya.

" En... tidak... " dia akan mengangguk tapi dengan cepat menggeleng kepala kemudian.

" Eh benarkah~ ? Kalau begitu aku akan mencabutnya." Aku menggoda seolah akan menarik pinggangku.

" Jangan menggodaku! Ahn... Baiklah! aku menginginkan mu... Aku menginginkan penis besarmu! Jangan tarik keluar.. tolong~ "

Jiya memohon dengan memelas.

Uh.. aku sedikit merasa bersalah karena menggodanya lalu memasukkan poros ku lebih jauh kedalam dirinya.

" Ah.. ya ya... Masukkan lebih dalam... Ya... Ah... Sangat enak~ " Teriakan penuh kepedihan bercampur kenikmatan terdengar dari Jiya.

Aku akhirnya tidak sabar dan menghentakkan pinggangku memasukkan porosku yang panjangnya lebih dari 8 inchi seutuhnya...

Ahh sangat nyaman...

Inikah perasaan berada di dalam seorang wanita...

" Ugh... Ah.. hah .. kamu sangat kasar Oz~ tapi aku sangat suka itu~ hahn "

Jiya terengah-engah melihat vaginanya yang berhasil menelan monster Oz... Dia mengelus perut ratanya merasakan barang panas yang ada dalam dirinya.

" Kamu adalah wanitaku sekarang... Kamu tidak bisa lepas dariku untuk selamanya... Bahkan jika kamu mencoba lari, aku tidak akan membiarkanmu..." Oz menatap matanya dan menciumnya dalam dalam dan mulai menggerakkan pinggangnya naik turun.

" Mmmn ahn... Ya... Ya... Aku milikmu selamanya... Hidupku sudah menjadi milikmu semenjak kau menyelamatkan ku.. haan "

" Itu bagus "

" Ah oz ~ penismu menhantam rahimku dengan kasar~ haa... Nnh"

" Tapi kau menyukainya kan? "

Aku meremas payudaranya dengan kasar.

" Ya... Ya... Aku menyukainya.. ahn... Persetan aku lebih keras! "

" Ya ya itu enak... ah.. ah mnn... "

Aku terus menggedor-gedor guanya membuatnya menjerit penuh kesenangan.

Dia bergetar...

Sepertinya dia datang lagi...

Aku membuatnya berdiri dengan masih saling terhubung, aku menekannya di dinding dan terus mendorongnya dari depan sambil menciumnya.

Tanganku menopang kedua pahanya, tangannya melilit leherku dengan erat sambil menciumku...

" Hahn.. posisi ini ... Sangat enak... Ahn ... Sangat dalam... "

" Ya ya... Seperti itu Oz... Lebih cepat ~ ah... "

Dia terus berteriak dengan suara yang begitu erotis membuatku menjadi semakin bersemangat.

" Sangat enak di dalam dirimu Jiya... Kau mencengkeram ku sangat erat disana... Haa "

" Aku juga senang bisa membuatmu merasa enak ~ haa... "

Kami terus bercinta hingga aku merasa akan meledak...

Seolah dia tahu aku akan datang... Dia mengaitkan kedua kakinya yang panjang di pinggangnya lebih erat menolak melepaskanku lebih jauh.

Aku mengerti dan semakin mempercepat doronganku...

Setelah menggedor berkali kali aku merasa akan segera menembak.

" Aku datang Jiya... " Aku mendengus menusuk jauh sampai menyentuh rahimnya.

" Ahn... Ah aku juga~... Ah cumming... Haa... Haa.. "

Splurt!

Splurt! ...

Kami berdua menikmati perasaan seperti surga ini sambil berciuman saling bertukar air liur.

" Ah... Ha...haa... Sangat hangat... Kamu keluar sangat banyak dalam diriku Oz~ Itu memenuhi rahimku... " Jiya berkata dengan senyum di wajahnya.

" Well, kau terlihat sangat bahagia disana .. " Aku tersenyum mengangkat bahu.

" Kenapa aku tidak bahagia? ini adalah benih... benih dari pria pilihanku." Jiya tersenyum indah membuatnya terpesona.

Kami berpelukan dan saling bercumbu kemudian berpisah beberapa saat kemudian, banyak cairan cinta kami yang mengalir keluar dari bibir bawah Jiya ketika dia berdiri sendiri.

Dia mengambil beberapa dengan jarinya lalu menjilatnya memamerkannya padaku.

Aku hanya terkekeh melihat itu.

" Ara~ kamu bahkan masih sangat keras disana... Apakah kamu ingin melanjutkan." Jiya berkata penuh minat sambil menatap penisku yang masih ereksi.

Pah!

" Kita bisa melakukannya nanti, untuk sekarang kita harus mandi dulu... Kita sudah terlalu lama berada di kamar mandi, orang orang akan curiga nanti." Aku menampar pantatnya yang montok membuatnya menjerit kecil dan berjalan ke kolam.

Byur!

Ah aku lupa membersihkan diriku! Apakah kolam ini akan menjadi kotor?

Byur!

Jiya masuk ke dalam kolam dan bersandar di dadaku.

" Jangan khawatir, kolam ini akan membersihkan sendiri jika dibiarkan sebentar... Kita bisa berbuat nakal tanpa perlu khawatir mengotorinya." Jiya mengedip.

" Lalu mengapa kau menyuruhku untuk keluar sebelumnya" Aku memandangnya dengan aneh.

" Coba tebak? " Jiya mematuk bibirku dengan ringan.

" Jadi kau memang berniatq menggodaku, huh? " aku menepuk pantatnya dan meremasnya.

" Yahn.. jangan membuatku basah lagi disana Oz~ "

" Siapa suruh kau begitu menggoda, aku akan memakanmu lagi jika kita punya lebih banyak waktu lagi." Aku memeluknya dari belakang kemudian.

" Tentu, aku akan menyambutmu setiap waktu. " Jiya menjilat bibirnya yang seksi.

Uh succubus ini!

" Btw Oz, kenapa kultivasiku tiba tiba mengalami lonjakan seperti ini? aku merasa bahwa akan menerobos beberapa tingkat sekarang. Apakah kamu tahu sesuatu? " Jiya menyipit ketika memandang Oz, seolah dia akan tahu jika dia akan berbohong.

" Kurasa karena Teknik Kultivasiku? " Aku mengangkat bahu.

Dia juga merasa akan menerobos. Tapi dia tidak akan melakukannya disini.

" Eh, apakah kau mempelajari teknik 'Dual Cultivation' ? Tapi aku merasa teknik mu ini bukan sembarang teknik 'Dual Cultivation' seperti yang dikatakan beberapa kenalan ku..." Jiya sedikit bingung.

" Hmm kau mungkin bisa menyebutku Istimewa... " aku terkekeh menjawab dengan ambigu.

" Hmph pelit! Cepat atau lambat aku pasti akan tau... " Jiya mendengus.

Oz hanya tertawa dan melihat layar di depannya.

Name. : Oz Vessalius

Title. : Flower Emperor , Warrior Maso, Master Magus

Bloodline. : ???

Cultivation Techniques. : Ancient Dual Cultivation

Sex. : Male

Cultivation Level. : Level 7 [78/100%]

Element:

- ??? ( 0, 10 % )

- Fire ( Lv. 4 )

- Earth ( Lv. 3 )

- Darkness ( Lv. 2 )

- Lightning ( Lv. 2 )

- Wind ( Lv. 2 )

- Ice ( Lv. 2 )

- Soul ( Lv. 2 )

- Spasial ( Lv. 1 )

Innate skill :

- Break the Limit

- ??? Body

- All-seeing Vision

- Jack All of Trades

- ??? Transform ( Early )

Flower Points: 432.000 Fp

Valkyrie's: -

Partner's: - Jiya ( Afinity: 99 )

___

( Hmm? Afinitas ? Apa maksutnya disini, Ai? )

[ Tingkat Kepercayaan dan ketergantungan. Jika mencapai 100, wanita itu akan terikat jiwa dan raganya pada Master dan tidak akan pernah bisa menghianatinya.]

( Eh? Apakah ada manfaatnya dengan itu? )

[ Master dan para wanitanya akan berbagi semua hal. Setiap perasaan akan selalu tersampai satu sama lain. Juga, semakin kuat Master, semakin kuat para wanitanya.]

( Kurasa itu hal yang bagus.) Pikir Oz.

...

Well, aku tidak menyangka akan mendapatkan seorang istri secepat ini. Dan itu adalah ibu Xia Xue!

Jika Xue xue tau... Apakah dia akan mencoba membunuhku?

Atau apakah dia akan memanggilku ayah?

Argh.. mari pikirkan untuk masa depan...

Untung tidak ada yang tahu kami melakukan ini disini, jadi itu aman... Haaaah..

( HMPH! )

Dengusan dingin membuat Oz begetar...

Sial aku lupa!! Ada Elena Disini!!!

( E... Elena? ) Aku bertanya dengan gugup.

( Temui aku nanti. ) Suara sangat dingin bergema.

Aku sudah selesai!

Semoga dia berbelas kasih untuk tidak memotong 'ular' ku yang baru saja menjadi dewasa.

...

..