#OZ's POV
...
Setelah mandi penuh dengan gairah bersama Jiya, kami berjalan beriringan sambil bersenda gurau di malam yang berhias lagu jangkrik di luar sana seolah menandakan malam sudah sangat larut sekarang.
" Um bibi-"
" Ssh... Kamu masih memanggilku bibi setelah kita melakukan semua itu, Oz?"
Bibirku hanya dihentikan oleh jari telunjuk ketika akan mengatakan sesuatu padanya.
" Ah salahku... Kalau begitu Jiya, apakah kita akan merahasiakan ini atau...? "
Kupikir yang terbaik adalah merahasiakannya untuk sekarang, tapi meminta pendapat Jiya adalah suatu hal yang harus kulakukan karena dia adalah seorang perempuan disini.
Dia pasti memiliki lebih banyak pikiran daripada pria yang baru dewasa sepertiku.
" Mn, untuk sekarang mari kita rahasiakan dulu. Ini terlalu mendadak jika kita langsung mengumumkan hubungan kita apa adanya kepada semua orang. Mereka pasti akan terkejut sampai mati nanti, kita akan melakukan itu perlahan-lahan. " Dia mengangguk setelah merenung beberapa saat, lalu melanjutkan...
" Bukankah hubungan gelap semacam ini membuatmu lebih bersemangat, Oz? " Dia menyikut pinggangku sambil tersenyum menggoda.
Pah!
" Benar, ini memang membuatku lebih bersemangat." Aku hanya menampar lembut pantatnya sebagai respon.
Sungguh succubus! Dia memang benar-benar tahu bagaimana mencairkan situasi yang cukup canggung ini dengan pikiran nakalnya.
...
Namun, yang tidak kuduga adalah adanya tiga kehadiran yang berada di ruang tamu seolah sedang menunggu kami.
Aku tidak terkejut dengan si rubah kecil, tapi untuk kedua lainnya ini cukup mengejutkan melihat waktu yang sudah selarut ini.
Ini akan merepotkan jika mereka mengetahui rahasia kecil kami.
Aku langsung memasang wajah poker untuk mengurangi kecurigaan, karena sepasang pria dan wanita yang terlihat bersama di malam selarut ini jelas akan membuat mereka curiga.
Sepasang mata kecil yang lucu menatap kami dengan penuh rasa ingin tahu yang membuatku sedikit goyah dalam mempertahankan wajah pokerku.
Heup!
Apa itu tadi? Aku merasakan hawa dingin yang tiba-tib merambat di punggungku.
Aku mengalihkan pandangan kepada kecantikan berbaju hijau yang sedikit menguap sambil menatap kami dengan penuh keluhan.
Kenapa kau menatap kami seperti itu Big sis!?
Apakah kami berbuat salah padamu?
Aku bingung dengan ekspresi di wajahnya yang membuat jantungku sedikit berpacu karena pikiran tertentu yang terlintas di kepalaku.
Uhm, untuk kehadiran terakhir mari kita lewati... Aku merasa akan melihat sosok setan jika menoleh kepadanya.
Kenapa dia terlihat begitu marah?
Badump! Hatiku semakin menjadi gelisah.
" Err... Kenapa kalian belum tidur? Apakah kalian tidak merasa lelah seharian ini? " mengabaikan jantungku yang berdebar begitu cepat, aku memutuskan untuk bertanya pada mereka.
" Grr... " Yuzuha menggeram dan melompat ke arah kepalaku seperti biasa.
Ouch! Itu sangat kasar Yuzuha... Kenapa tidak pelan pelan saja ketika kau mendarat di kepalaku?
Sigh...
Aku hanya tersenyum pahit sambil membelai ekornya, namun wajahku hanya mendapat cambukan sebagai balasannya ketika dia melompat pergi entah kemana.
Ada apa dengan rubah ini?
Apakah dia marah karena aku terlalu lama di kamar mandi? Ah, itu mungkin saja.
Aku mengabaikannya untuk saat ini dan menatap kecantikan berbaju hijau berharap dia akan menjawab sesuatu paling tidak.
" Huff... Bagaimana kau berharap wanita tua sepertiku dapat tidur dengan nyenyak ketika mendengar 'suara' menyenangkan seperti itu, kalian terlalu berisik tahu!? " Dia memutar matanya seolah itu wajar untuk tidak bisa tidur dalam situasi ini.
Boom! Aku berdiri kaku seolah tersambar petir di siang hari yang cerah.
'Suara' ? Jangan bilang...
Aku melirik Jiya, tapi yang terakhir hanya mengalihkan pandangannya kesamping dan bersiul ringan seolah bukan urusannya.
" Ah.. Oh.. Itu.. Err.. " Aku bingung harus berkata apa sekarang.
Membuat alasan? Tidak mungkin.
Mengatakan yang sebenarnya? Itu terlalu cepat! Tapi...
( Hmph! Mampus.)
Guh! Elena menambahkan hit terakhir pada jantungku yang tidak siap ini.
Kenapa Dewa!? Kenapa rahasia kecilku sebenarnya terbongkar secepati ini!
Apakah kau mengutukku disana!?
Kenapa!!!?
Aku merasa tertindas disini...
Aku ingin menangis tapi tidak memiliki air mata untuk itu.
" Ah! Qi dalam tubuhku serasa akan meledak jika aku tidak cepat cepat mengolahnya, kalian bisa melanjutkan sementara aku akan bermeditasi untuk melakukan terobosan sekarang. Selamat malam! "
Jiya menepuk pundakku sebelum menghilang dengan cepat seperti angin. Aku bisa mendengar kata ' jaga dirimu ' saat ia perlahan menghilang.
Apa apaan? Aku hanya bisa melongo melihat tindakan Jiya yang melempar semua masalah kepadaku.
Kamu pengkhianat!
Bukankah kamu bilang mereka akan sibuk berkultivasi sekarang?
Grr, awas saja kau! Akan kubuat kau memohon ampun saat 'pertemuan' kita selanjutnya.
Aku hanya bisa mengutuk dalam hati.
" Hoamz... Karena semuanya sudah tenang sekarang, aku akan pergi tidur dulu, selamat malam!" Big Sis Ning berdiri dan melangkah pergi, namun ia tiba-tiba berhenti ditengah jalan dan berbalik dengan senyum licik.
" Ah benar juga..! Lain kali tolong lakukan di tempat tidur alih-alih di kamar mandi, Oke!? Kau membuat Little Xue kesal karena tidak jadi melakukan mandi favoritnya, kau tau..."
Xue xue pergi ke kamar mandi?
Badump!
Ini.. ini akan menjadi semakin rumit.
" Lihat... Wajahnya seperti akan memakan seseorang sekarang, kau harus menghiburnya dengan benar, Ok? Tapi... jangan menghibur Little Xue seperti yang kau lakukan pada Ibunya sebelumnya. Itu mungkin tidak akan berhasil, Oz! "
Dia mengedip padaku lalu pergi dengan cekikikan.
Oh tidak! Wanita ini menambah bara api ke gunung yang akan meletus itu!
" Y- Yo... Xue xue. " Aku menyapanya dengan gugup namun yang terakhir hanya diam saja menatapku dengan dingin.
Keheningan sebelum letusan sangat mengerikan, Pikirku.
" Err... aku akan pergi kalau kau tetap diam seperti itu." Aku berbalik dan bertindak seolah akan pergi dengan harapan gadis ini akan mau berbicara sesuatu, namun...
Woosh!
Pisau Es tiba tiba melintas dengan cepat melewatiku hingga menancap pada dinding sebelah pintu.
Gulp! Apa-apaan itu?
Aku menoleh dengan kaku melihat embun es terpancar pada tangan Xue xue yang menatapku lalu mengalihkan ke bagian bawahku.
Seolah mengatakan jika aku pergi selangkah lagi, pisau es itu akan mengenai tempat yang sangat istimewa bagiku.
" Tenang dulu Xue xue... ini.. semua ini tidak seperti yang kau bayangkan, mungkin. Jadi tenanglah dulu okee...? mari kita bicara baik-baik, ya? " Aku mengangkat tanganku dengan penuh kekalahan.
Yup! Setidaknya sebagian ini memang salahku, lagipula... Aku melakukan 'itu' dengan Ibunya. Dia pasti sangat kecewa padaku sekarang.
Tapi... Apa yang bisa aku lakukan ketika di suguhi hidangan menggiurkan yang datang kedepan pintu rumahmu seperti 'itu' ?
Aku laki laki yang berada dalam masa puncak berapi-api, kau tahu...
" Kemari! " Dia berbicara dengan perintah penuh seolah memanggil bocah nakal yang berbuat kesalahan.
Aku menggerakkan tubuhku dengan kaku dan berhenti beberapa langkah di depannya.
" Duduk! " Dia memerintah lagi.
" Duduk di bawah! "
" Eh? " Saat aku akan duduk di kursi kosong seberangnya, Xue xue menambahkan perintah yang sedikit membuatku bingung.
" Di.. lantai? " Aku memiringkan kepala dan bertanya padanya untuk memastikan bahwa aku tidak salah dengar.
" Benar." Dia menjawab tanpa berkedip padaku yang membuatku membuka dan menutup mulut beberapa kali tanpa mampu berkata apapun.
Apa? Kenapa aku harus menurutinya?
Aku tidak mau! Ini adalah masalah harga diri seorang pria, hmph!
Bahkan jika kamu marah, kamu tidak bisa menggertakku seperti itu!
Lalu aku duduk di kursi tanpa perduli dengannya, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan sekarang, Xue xue!
Woosh!
" Kyaa! " jeritan aneh keluar dariku saat menghindari bilah es yang sudah menusuk kursi yang kududuki sebelumnya.
Aku memegang selangkanganku dan menatap Xue xue dengan ngeri... Dia jelas mengincar tempat itu!
" Apa kau gila, Xue xue? Ini pusaka ku yang sangat- "
Woosh!
" Hyaa... berhenti mengincar selangkanganku kumohon! "
Apakah dia memang secepat ini? Aku merasa Xue xue telah mendapatkan 'boost' pada kekuatannya saat ini, dia sangat cepat! Aku sampai kewalahan untuk menghindarinya!
Apakah dia sedang kesurupan seorang ahli atau bagaimana?
Sigh... Aku hanya bisa menghela nafas secara internal melihat begitu marahnya gadis ini sambil menghidari lusinan bilah es yang datang.
Ini memang akan merepotkan...
Maafkan aku ruang tamu... Kau harus menanggung kekesalan Xue xue yang akan membuatmu berantakan sekarang.
...
...
#Main POV
Kristal-kristal es menghiasi ruang tamu dimana-mana. Bukannya itu menambah kesan indah atau elegan, itu lebih seperti menambah kekacauan yang membuat semua berantakan.
Dinding, kursi, lantai, langit-langit, bahkan beberapa lukisan dan barang-barang yang di pajang di dalam ruangan tidak bisa lepas dari amukan bilah es yang terbang dari seorang gadis muda.
Jika, seseorang melihat ini. Mereka mungkin akan ragu jika ruangan ini adalah ruang tamu.
*Crack*
Bilah es menembus jendela kayu samping.
Xia Xue berhenti, dia mendengus dan kembali duduk di kursi yang masih utuh menatap pria muda yang mengelus dadanya dengan lega.
Xia Xue yang tidak tahu apa yang terjadi padanya juga sedikit bingung, namun dia sangat kesal! Sangat kesal sampai dia ingin menggigit pria muda ini hingga berdarah-darah.
Setelah menutup mata sejenak, ia membukanya kembali dan menatap pria muda itu, Oz.
Secercah kilatan licik terpancar di kedua pupilnya yang biru seperti permata indah itu.
Dia menunduk.
Sob! Sob... Hiks...
Suara isakan disertai air mata yang turun dari wajahnya membuat Oz berdiri kaku dengan mata bulat terbuka lebar.
" Xue xue... Kamu..." Oz mendekat dengan langkah cepat memegang bahunya.
" Sob.. Aku tidak menyangka, pria yang ku bawa pulang akan menjadi orang sebejat ini.. hiks " Xia Xue menangis tersedu-sedu.
" Apa? Aku tidak- " Oz terkejut oleh kata-kata Xia Xue.
Namun ia juga berpikir dalam hati. Apakah aku memang seorang seperti itu? Jika aku bisa menahan godaan, mungkin 'itu' semua tidak akan terjadi dan membuat gadis ini menangis.
Oz ingin membalas perkataan Xia Xue namun akhirnya ia hanya bisa menghela nafas dengan pahit.
" Ternyata pria yang menyelamatkan Ibuku akan meminta imbalan seperti 'itu' sebagai balasannya. Ibu pasti akan menuruti semua permintaan dermawannya apapun itu walau harus menahan penghinaan, itu adalah sifat Ibuku... Hiks.."
Xia Xue terus menunduk seolah ia adalah putri yang sangat tidak berguna karena membiarkan Ibunya sendiri mengorbankan tubuhnya.
" Itu... Itu... Tidak seperti itu Xia-" Oz akan menyangkal namun...
" Diam kau bajingan! Jangan bicara padaku... Jangan sentuh aku!" Xia Xue meraung dan menampar tangan Oz yang berada di bahunya.
" Aku..." Oz hanya menunduk tidak tahu harus berkata apa lagi.
" Hiks.. Ibuku yang malang... kenapa kau selalu menanggung beban seperti ini sendirian, aku sangat mengagumi mu namun aku tidak mengerti bagaimana kau dengan mudahnya memberikan tubuhmu pada bajingan seperti ini."
Xia Xue menangis lebih saat menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
" Bajingan ini hanya mengambil keuntungan darimu! Dia pasti sama seperti pria lain... Dia pasti akan pergi setelah mendapat semua keuntungan! Lagipula mereka hanya memikirkan untuk memuaskan bagian bawahnya saja! Sob.. "
Dia mendongak menatap Oz yang diliputi rasa bersalah.
' Kena kau! ' Xia Xue bersorak dalam hati.
" Kau sudah puas bukan? Apakah ini sifatmu yang sebenarnya, Oz!? Sekarang kau bisa pergi dengan bahagia! Atau apa kau juga ingin memanfaatkan aku sekarang? Mungkin kau juga mengincar Sister Ning? Dia juga sangat cantik bukan? "
Xia Xue berteriak pada Oz yang wajahnya sudah pucat, dia sedikit tidak nyaman tapi dia harus melakukannya sekarang. Dia ingin menguji tekad sebenarnya Pria ini.
Oz merasa jantungnya terkoyak melihat air mata Xia Xue, dia lebih suka dipukuli hingga babak belur daripada melihat kesedihan gadis ini.
" Aku- aku.. " hanya kata itu yang terucap dari bibirnya yang memiliki sedikit darah.
" Kenapa!? Bukankah kau sama seperti pria lain? Kau akan pergi jauh meninggalkan kami! Meninggalkan Ibuku yang sudah kau nodai... " Xia Xue mendengus, menyeka air mata di wajahnya.
" Meski ibuku tidak mengatakan apa-apa atau bahkan bertindak riang di luar, aku yakin dia juga merasa sedih! Lagipula, siapa yang ingin memberikan tubuhnya pada pria yang baru ditemuinya meski itu dermawannya! itu tidak mungkin! " Matanya yang sedikit memiliki sisa air mata menatap pemuda itu.
" Aku tidak akan meninggalkan kalian! Aku tidak akan meninggalkan Jiya! " Suara serak Oz terdengar dengan tegas.
" Heh... Itu hanya ucapan belaka! Janji omong kosong yang akan mudah di langgar hanya dengan kedipan mata! Seperti 'Pria' yang bahkan kasih sayangnya menjadi hancur di depan pangkat dan kekuasaan. Bahkan rela menjual putrinya dan mencelakai istrinya sendiri. "
Xia Xue mencibir dengan penuh hinaan terpampang di wajahnya.
" AKU BERSUMPAH! Bahkan sampai ajal menjemputku, Aku tidak akan meninggalkan mereka yang berharga bagiku, termasuk wanitaku! Bahkan jika seluruh dunia memusuhinya, aku akan selalu berada di sampingnya dan melindunginya !
Bahkan para dewa pun tidak akan kubiarkan menyentuh satu ujungpun rambutnya selama aku masih hidup!
Bahkan jika aku mati! Aku akan menjadi hantu untuk membantai semua musuh yang berani menyakitinya!
Jika aku mengingkarinya...! "
" Berhenti!! " Xia Xue yang sangat terkejut mencoba menghentikan sumpah serapah Oz, namun itu hanya sia-sia.
" Petir Surgawi! Api Neraka! Atau apapun! Akan menghancurkan Jiwa dan Ragaku hingga tak tersisa dan tidak akan pernah bisa bereinkarnasi lagi! Aku bersumpah! "
Boom!
Boom!
Suara petir dan lolongan angin kencang menggema dengan mengerikan di luar seolah badai dahsyat telah turun dan akan menenggelamkan Kota ini dengan kehancuran.
Oz mengangkat jari telunjuknya ke langit saat sumpahnya terucap dengan tegas!
Auranya jelas sangat sombong dan ganas seolah seorang penguasa telah menantang seluruh dunia.
Suaranya jelas menggelegar seperti guntur di seluruh kediaman keluarga Liu.
Tidak di ragukan lagi itu akan menjadi sesuatu yang menghebohkan besok.
" Kamu sangat bodoh, Oz! " Xia Xue tidak tahu bahwa pemuda ini akan sangat mengejutkan seperti ini, tekadnya lebih besar daripada yang ia bayangkan.
Dia juga tahu sebenarnya pemuda ini tidak akan meninggalkan mereka seolah tidak saling mengenal lagi di masa depan.
Namun, ini terlalu banyak!
Bahkan para dewa sekalipun akan ragu melakukan sumpah semacam itu!
Dia bahagia! Namun juga sedikit merasa bersalah karena sedikit mempermainkan Oz.
Pikirannya sekarang sangat rumit. Namun ia condong ke arah yang lebih bahagia, setidaknya mereka akan memiliki sosok pilar yang bisa mendukung mereka, wanita yang sangat rentan di dunia yang mengerikan ini.
Tapi dia tidak hanya ingin menjadi wanita pengerat saja!
Dia juga ingin menjadi kuat!
Agar bisa mendukung sosok pilar seperti itu agar tetap berdiri tegak!
Sosok pilar yang tidak akan ragu mendukung mereka!
Jadi dia harus mendukung pilar itu agar menjadi lebih kuat juga tanpa menjadi beban.
Dengan ini Xia Xue tidak lagi ragu dengan perasaannya,
Karena dia bahkan telah melakukan sumpah seperti itu. Kenapa dia masih ragu lagi?
Tidak mungkin dia akan menemukan seseorang seperti Oz lagi di masa depan.
Sekarang ada satu yang nyata di depannya, dia tidak akan melepaskan kesempatan ini apapun yang terjadi.
...
( Kau punya cukup nyali untuk seorang bocah seperti dirimu, Oz.)
Elena juga sama terkejutnya dengan Xia Xue, dia juga telah banyak melihat peristiwa dimana para pria yang hanya mengambil keuntungan dari wanita lalu meninggalkan nya begitu saja.
Ah!
Oz akhirnya tersadar dengan apa yang baru saja dikatakannya, dia menggosok hidungnya dan menoleh ke samping jelas bahwa dia juga merasa malu.
" Ah... Aku hanya tiba-tiba ingin mengatakan itu. Jangan terlalu dipikirkan, anggap saja itu ratapan seorang pria aneh, Ok? "
Dia bersungguh-sungguh dengan sumpahnya, tapi dia ingin berlari sekarang! Dia sangat malu! Suaranya sangat keras dan menyebar ke seluruh kediaman.
Jadi itu sangat memalukan!
Aku ingin mengubur diriku sendiri sekarang! Pikir Oz.
" Heh... Itu sudah terlambat! Janjimu sudah tidak bisa ditarik lagi, Oz! Kami dalam perawatanmu mulai sekarang, ah maksudku Ibu! Tapi jangan berharap aku akan memanggilmu 'Ayah' hmph! "
Xia Xue terkekeh lalu mendengus saat menyilangkan tangannya seperti bos.
Meskipun ia sudah yakin dengan perasaannya, dia tidak bisa langsung mengakuinya kan? Pikir Xia Xue.
" Um, ah... Aku akan melakukan terobosan dulu, Selamat malam Xue xue! "
Oz yang masih canggung pergi dengan cepat setelah berbasa basi dengan Xia Xue yang sudah tenang.
" Haha! Dia juga bisa sangat imut ketika malu seperti itu! " Xia Xue tertawa bahagia ketika melihat betapa malu dan gugupnya Oz ketika pergi.
Kemana perginya keberaniannya sebelumnya?
Sungguh pria yang aneh!
...
Tak... Tak... Tak...
Langkah kaki terdengar ketika Xia Xue mencoba membersihkan semua kekacauan yang ia buat.
" Ah... Ibu? Ne.. Big sis juga? " Xia Xue terkejut dengan kedatangan keduanya.
" Kamu membuat keributan yang cukup menarik, Little Xue." Liu Ningzi menatap Xia Xue penuh dengan pujian membuat yang terakhir tersipu malu.
Jiya tidak mengatakan apa-apa dan hanya memeluk putrinya dengan erat, jelas matanya yang sedikit merah menunjukkan bahwa ia telah menangis sebelumnya.
" Ibu... Aku tahu bahwa kau sangat bahagia, tapi dadamu yang besar ini akan menghancurkan wajah imutku ini, kau tahu... " Xia Xue mengeluh dalam hati 'kenapa ini begitu besar? Apakah punyaku juga bisa menjadi seperti itu?'
" Ehehe~ ... Maafkan Ibu, Xue'er. Tapi aku tidak pernah menyangka bahwa kau akan bertindak seperti itu, kamu sungguh mengejutkan ku disini."
Melonggarkan sedikit pelukannya, Jiya mengusap pipi Xia Xue dengan pipinya sendiri.
" Hmph! Tentu saja, lagipula aku ini jenius! Tapi aku lebih terkejut padamu Ibu! Kau sudah memakan rumput muda di sana! " Xia Xue mendengus lalu mencibir pada Ibunya.
" Ara~ Xue'er yang cemburu cukup imut bukan? Mm, sebenarnya aku hanya berniat menggodanya tapi tidak menyangka itu akan kebablasan seperti itu~ Tehee.. " Jiya terkikik menyodok pipi kembung Xia Xue lalu mengeluarkan lidahnya sebagai balasan dari cibiran putrinya.
" Tehee Dada sapimu!! "
" Hyaa...!"
Xia Xue meremas dua payudara Jiya, membuat yang terakhir berteriak dan mulai berlarian saling mengejar.
" Huhu... Kalian bahkan tidak memikirkan perasaan wanita ini disini~ aku sangat sedih." Berbeda dari kata katanya, senyum tersebar di wajahnya saat menatap Ibu dan anak yang riang itu.
" Ah... Ibu, maksudku sister Ning... Kau pasti akan mendapatkannya cepat atau lambat, percayalah pada dirimu sendiri bahwa kau masih sangat cantik. Pasti banyak pria yang ingin menjadi suamimu jika kau tidak bertindak dingin di luar sana."
Jiya mengucapkan kata-kata yang membuat Xia Xue memiringkan kepalanya dengan bingung
Menggelengkan kepalanya, Liu Ningzi hanya menghela nafas atas pernyataan Jiya.
" Kau sudah sangat besar sekarang. Berbeda dari gadis lusuh yang aku jemput tahun itu, kau sekarang telah menjadi sosok penggoda seperti ini. Huh.. sungguh waktu sangat cepat berlalu."
" Eh? Apa yang kau katakan Nenek? " Xia Xue semakin bingung.
" Hmm? Kenapa kau memanggilku 'Nenek' lagi? Apakah kau ingin aku memukul pantatmu,hah? "
Liu Ningzi mengangkat alisnya yang indah menatap Xia Xue dengan kesal.
" Ah... Tolong jangan! " Xia Xue melompat, bersembunyi di belakang Jiya
" Itu benar... Jika bukan karena Sister Ning yang mengadopsiku menjadi putrinya, mungkin aku sudah mati dalam sel budak itu." Jiya tersenyum ringan mengingat saat masa kecilnya.
Mata Xia Xue menjadi bulat setelah mendengar perkataan ibunya.
Jadi seperti itu! Akhirnya ia tercerahkan.
" Kenapa kita jadi mengungkit-ungkit masa lalu lagi? Bukankah sekarang saatnya merayakan kebahagiaan mu sekarang, hmm? "
Liu Ningzi dengan cepat mengubah situasi yang menuju arah canggung dengan menggoda Jiya yang sedang tersenyum melankolis.
" Ah... Mari kita bicarakan besok. Xue'er ayo kita tidur bersama hari ini, sudah lama kita tidak tidur dalam satu ruangan, kan?"
Sedikit tersipu, Jiya menyeret Xia Xue pergi sebelum Liu Ningzi bisa menggodanya lebih lagi.
" Selamat Malam Sister Ning!" Jiya dan Xia Xue memberi ucapan sebelum pergi dengan riang.
" Selamat malam, gadis gadis yang sedang jatuh cinta... Huh! "
Liu Ningzi berbalik dengan kesal menuju arah kamarnya.
Jika dia tidak merasa iri, itu jelas bohong!
Siapa juga yang tidak iri memiliki Pria yang bisa mengucapkan sumpah tertinggi seperti itu?
...
Di sisi lain, di tempat yang tak berpenghuni entah dimana.
" Ahhh....! "
Seorang pemuda sedang berguling-guling di genangan lumpur membuat seluruh bajunya kotor tak terbayangkan karena mengingat kejadian beberapa saat lalu.
" Argh! Lebih baik aku melakukan terobosan saja daripada memikirkan sesuatu yang telah terjadi seperti ini! "
Oz dengan cepat duduk bersila dan bermeditasi dengan tenang.
Elena hanya diam diam mengamati seluruh tindakan Oz, dia melebarkan persepsinya ke area sekitar Oz, kalau kalau ada yang akan mengganggunya.
Dia akan mengabaikan peristiwa tak tahu malu yang dilihatnya di kamar mandi sekarang karena dia cukup puas dengan kata-kata Oz sebelumnya.
Entah mengapa ia merasa bangga atas seluruh tindakan Oz itu.
Bahkan ia dengan rela menjaga Oz saat melakukan terobosan.
Secara bertahap Elena memandang Oz menjadi lebih bisa diandalkan sekarang.
Tentu saja Elena masih tidak sadar akan semua perasaan itu sendiri.
Dia perhatian kepada Oz seolah itu hal yang wajar.
...