Chereads / BISAKAH KAU MENCINTAIKU LAGI / Chapter 10 - MENIKAH TANPA CINTA

Chapter 10 - MENIKAH TANPA CINTA

Hayden masuk ke dalam rumah Abram dengan hati tatapan begitu dingin. Apa yang ada di sekelilingnya tidak membuatnya peduli.

Langkah kaki Hayden semakin berat saat mendekati tempat pernikahan antara dirinya dan Viona.

Di lihatnya Abram dan Viona sudah berdiri di tempat pernikahan. Selain ada Penghulu ada beberapa juga orang saksi yang akan menjadi saksi dalam pernikahannya.

"Hayden!" panggil Abram dengan tatapan kesal.

"Ada apa?" sahut Hayden dengan nada dingin.

"Kamu datang terlambat lima belas menit! kita disini semua sudah menunggumu. Apa seperti ini cara kamu membalas orang yang telah membantumu mengembalikan perusahaan kamu?" ucap Abram dengan emosi tinggi.

"Aku terlambat lima belas menit itu tidaklah penting. Bukankah sekarang aku sudah ada di sini? dan Putri kesayangan kamu sudah bisa menikahiku di sini sekarang." ucap Hayden tanpa melihat ke arah wajah Abram dan Viona.

"Cukup Hayden! kamu bisa ke sini karena belas kasihan Ayahku!! kamu tidak akan bisa menjadi apa-apa tanpa Ayah yang membantumu Hayden!!" teriak Viona dengan penuh kemarahan.

Hayden mengangkat wajahnya, melihat wajah Viona dengan tatapan jijik.

"Terserah apa katamu! kalian berdua sudah menghancurkan harga diriku, sekarang lakukan apa saja kalian inginkan dariku. Cepat lakukan pernikahan ini. Aku sudah tidak bisa lama-lama di sini." ucap Hayden dengan perasaan kesal yang tidak bisa di tahannya lagi.

"Hayden!! aku minta kamu menjalankan apa yang telah kita sepakati. Kamu harus memenuhi semua kesepakatan yang telah kita buat. Atau aku harus menarik kembali semua aset perusahaan kamu!" ucap Tuan Abram di telinga Hayden.

Hayden mengepalkan kedua tangannya dengan penuh kemarahan. Namun kemudian, Hayden mengingat semua yang di katakan Sheren. Kalau semua itu tidaklah penting di banding dengan kebahagiaan keluarganya.

"Ya Tuhan, seandainya ada Sheren di sini. Pasti Sheren akan bisa menenangkan hatiku." ucap Hayden dengan perasaan sakit.

"Tuan Gleen, tolong segera nikahkan mereka berdua. Sepertinya putriku dan calon menantuku sudah tidak sabar ingin menikah cepat-cepat." ucap Tuan Abram pada Tuan Glenn seorang penghulu.

Tuan Gleen menganggukkan kepalanya, kemudian memulai acara proses pernikahan Hayden dan Sheren.

Dengan di awali doa-doa dan penjelasan cara proses pernikahan. Tuan Glenn baru memulai melakukan proses pernikahan yang mengesahkan hubungan antara Hayden dan Viona.

Bibir Viona tersenyum, hatinya sangat bahagia karena keinginan terbesarnya untuk menikahi Hayden telah tercapai, tinggal satu keinginan yang belum Viona lakukan yaitu memisahkan hubungan Sheren dan Hayden.

"Kita lihat saja Sheren, siapa nanti yang akan mendapatkan Hayden. Aku atau kamu? kamu bisa tersenyum bangga sebelum ini. Karena kamu bisa memiliki Hayden, tapi sekarang aku ada di kehidupan Hayden. Sebentar lagi kamu yang akan pergi dari kehidupan Hayden." ucap Viona dengan senyum penuh kelicikan.

Proses pernikahan berjalan lancar dan tidak terlalu banyak pembicaraan dari Hayden.

Dengan di akhiri sebuah nasihat dan doa, hubungan Hayden dan Viona telah sah menjadi suami istri.

Hati Hayden menangis dan berteriak melihat semua yang telah terjadi.

"Ya Tuhan!! ini sangatlah tidak adil bagiku dan Sheren, apa salahku dan Sheren hingga ujian ini datang seperti ini? aku tidak ingin menginginkan hal ini Tuhan!!!" teriak Hayden dalam hati.

Sungguh, hatinya tidak bisa berlama-lama dengan orang-orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya.

"Hayden! acara pernikahan kita sudah selesai, semua keluarga besarku sudah pulang. Apa kamu masih tetap berdiri di sini seharian?" tanya Viona merapatkan tubuhnya pada Hayden yang berdiri tegang.

"Menjauhlah dariku! aku tidak ingin menjadi gila dan ingin membunuhmu." ucap Hayden dengan tatapan dingin.

"Ingat Hayden, kebahagiaan keluarga kamu ada di tanganku. Semakin kamu membenciku aku bisa mengatakan pada Ayah untuk menarik semua aset perusahaan kamu." ucap Viona dengan tatapan tajam.

Hayden mengangkat wajahnya menatap wajah Viona dengan tatapan dingin.

"Apa yang kamu inginkan sekarang?" tanya Hayden dengan nada datar menahan semua emosinya.

"Tentu saja, aku menginginkan malam pertamaku Hayden. Ayolah ikut denganku ke kamar, sebelum aku berubah pikiran ingin menemui Ayahku." ucap Viona dengan senyum penuh kemenangan.

Hayden menghela nafas panjang, sungguh seandainya dia tidak mengingat kebahagiaan keluarganya mungkin dia sudah nekat mencekik leher wanita jalang di hadapannya.

"Sekarang apa maumu?" tanya Hayden berusaha meredam kemarahannya.

"Ayo, kita ke kamar kita? apa kamu tidak ingin melihatnya?" ucap Viona menggandeng lengan Hayden dan membawanya ke kamar yang sudah di dekorasi dengan sangat indah.

Hayden berdiri di samping Viona dengan sikap dingin dan wajah tanpa senyuman.

"Di sinilah kamar kita sementara Hayden, kita bisa menghabiskan malam pertama kita di sini." ucap Viona dengan sebuah senyuman.

Dengan tersenyum manja, Viona menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Hayden, kamu tahu...aku sangat bahagia, karena aku sudah menikah denganmu. Aku akan membuat kamu tidak bisa berpaling dariku. Aku tidak akan melepaskamu dalam pelukan Sheren, Hayden." ucap Viona dengan tatapan penuh gairah.

"Ingat! kamu harus mengingat apa yang aku katakan ini? kita menikah tidak dengan cinta, tapi karena uang!! dan satu lagi!! aku...tidak akan pernah mencintaimu!!! karena selama hidupku hanya Sheren yang aku cintai!! camkan itu!!" ucap Hayden dengan nada keras.

"Haydennnn!!! jaga bicaramu padaku! kamu harus tahu siapa aku sekarang!! hanya aku yang bisa mengendalikan hidup kamu dan keluarga kamu!" teriak Viona dengan tatapan mata berapi-api.

"Sekarang! dengarkan aku!! hari ini juga, aku meminta padamu untuk membawaku pulang ke rumah kamu. Aku mau tinggal bersama Sheren! aku mau kita bertiga tinggal bersama!!" ucap Viona dengan berteriak keras.

"Tidak!!! itu tidak akan terjadi!! aku sudah berkesepakatan dengan Tuan Abram kita akan tinggal di rumah lain. Dan itu sudah di setujui Tuan Abram!" ucap Hayden dengan dada terasa sesak berdebat dengan Viona.

"Dengar Hayden!! itu kesepakatan kamu dengan Ayahku. Tapi tidak denganku!!" ucap Viona dengan tatapan meremehkan.

"Tidak!!! aku tidak akan memenuhi keinginanmu itu!!" teriak Hayden masih mempertahankan keinginannya untuk tidak membawa Viona tinggal di rumahnya.

"Baiklah kalau itu yang kamu inginkan. Jadi kamu tetap keras kepala tidak membawaku ke rumah kamu! jangan salahkan aku kalau aku melakukannya sekarang." ucap Viona dengan tatapan dingin menghubungi Ayahnya.

"Hallo, Ayah...aku ingin hari ini juga Ayah mencabut kembali semua aset perusahaan Hayden! Hayden tidak memenuhi keinginanku Ayah. Kalau Ayah tidak memenuhi keinginanku ini, aku akan bunuh diri di hadapan Ayah sekarang." ucap Viona dengan menangis tersedu-sedu.

"Baiklah sayang, apa yang kamu inginkan aku akan memenuhinya." ucap Tuan Abram tidak bisa menolak keinginan Viona anak satu-satunya.

Hayden menegakkan punggungnya tidak percaya kalau Tuan Abram menuruti apa kata Viona. Dengan penuh kemarahan Hayden mendekati Viona dan mencekik lehernya.

"Viona!!! kamu tidak bisa melakukan hal ini!!! cepat bilang pada Ayah kamu untuk tidak melakukannya. Kamu telah menghabiskan semua kesabaranku!!" teriak Hayden baru kali ini memperlakukan wanita tidak semestinya. Selama hidupnya Hayden selalu mengalah dan menghormati semua wanita yang di kenalnya.