Di atap sebuah gedung mewah di Seoul, Korea Selatan. Tampak seorang laki laki berpakaian jas rapi tengah memandangi pemandangan kota Seoul di atas. Dia ditemani dengan dua orang yang berpakaian serba hitam dengan kacamata hitam pula. Nampak jelas sebuah tato bergambar naga di leher mereka yang sedikit terbuka.
Mereka seperti sedang menunggu sebuah perintah dari orang yang ber jas rapi itu. Namun sepertinya orang itu belum mengatakan apa-apa. Dia sedang memandangi sebuah foto seorang wanita cantik yang sedang tersenyum.
Tampak tangan laki laki itu bergetar dan menggengam tangannya dengan kuat. Aura dendam nampak kuat di balik genggaman tangannya itu. Setelah sekian lama akhirnya laki-laki itu berkata....
"Tangkap dia meski ke ujung dunia!" teriak laki-laki itu membuat perintah.
"Baik Ketua." Kedua laki-laki bertato itu pun menunduk dan menerima perintah itu. Setelah itu mereka berdua meninggalkan laki laki itu yang sekarang sedang memantik api dan mencoba membakar sebuah foto lain dan kali ini foto seorang laki laki yang sepertinya dia sangat membencinya. Foto itu adalah foto Rjun.
~ ~ ~ ~ ~ ~
Terdapat banyak dekorasi yang terbuat dari bunga-bunga yang cantik. Rumah Azmya tampak dihias secantik mungkin untuk acara pertunangannya malam ini. Halaman depan rumah menjadi tempat para tamu undangan yang menjadi saksi pertunangan dan lamaran Sena dengan Azmya.
Nuansa merah muda dan biru menjadi tema dekorasi acara itu. Mamih dan papihnya sudah menyiapkan dengan se detail mungkin tanpa kontribusi dari Azmya. Dirinya menyerahkan segalanya pada orang tuanya. Dia hanya tahu beres saja.
Tamu-tamu sudah banyak yang berdatangan. Kebanyakan memang adalah teman-teman mamih dan papihnya. Tak ada satu pun teman Azmya yang hadir. Maka dari itu Azmya hanya ditemani Akira.
Dia menemaninya di kamar sebelum dia turun ke bawah. Akira membantunya merias wajah. Azmya melihat pantulan wajahnya di cermin meja riasnya. Tidak ada ekspresi bahagia. Datar dan terlalu kentara kalau dia belum siap sepenuhnya. Akira mencoba menghiburnya dan menyemangatinya.
"Senyumlah, kalau kamu masih mencintai Jun, masih belum terlambat," goda Akira sungguhan.
"Tidak Akira, aku harus melupakan Jun," gumam Azmya.
"Kalau Jun datang malam ini, apakah kamu akan membatalkan pertunanganmu?" tanya Akira langsung membuat Azmya terperanjat dan sedikit melotot padanya.
"Kamu undang dia kesini?" tanya Azmya.
"Tidak secara langsung, aku cuma memberitahunya malam ini adalah acara pertunanganmu. Itu saja. Dan aku share location juga ," ungkap Akira membuat Azmya sedikit kesal.
"Kalau kamu yakin dengan Sena, kamu tidak akan terpengaruh kan dengan kedatangan Jun?" tanya Akira tentu saja membuat hati Azmya sedikit khawatir.
"Aku - ," perkataan Azmya terpotong saat suara mamihnya datang ke kamarnya.
"Keluarga Sena sudah datang, kalian cepat turun ya ke bawah!" kata mamihnya memberi tahu.
"Iya mih," Azmya menjawab.
Azmya dan Akira pun segera turun ke bawah ke tempat acara berlangsung. Akira menggenggam tangan Azmya yang dingin. Entah itu karena dia gugup atau suatu hal yang lain.
Nampak di sana sudah ada Sena dengan beberapa keluarganya. Sena tampak gagah dan tampan dengan setelan jas biru tuanya. Azmya tersenyum karena Sena memilih warna jas yang sama dengan gaunnya yang dipakai hari ini. Wajah Sena tampak aura bahagia saat melihat Azmya datang. Bahkan dia sempat berucap tanpa suara padanya.
"You're so beautiful," ungkap Sena tanpa suara. Azmya mengigit bibirnya pelan. Merasa gugup dan kuatir. Dia pun menyapu seluruh wajah tamu-tamunya. Barangkali Akira benar kalau Jun akan datang ke sini.
Terdengar suara MC yang akan memulai acara itu. Azmya nampak sedikit cemas duduk di antara mamih dan papihnya. Sementara Akira, entahlah dia duduk di sebelah mana.
Acara demi acara sudah berlalu. Dan tibalah kini acara tukar cincin pertunangan. Azmya dan Sena di minta untuk maju ke tengah-tengah. Azmya sedikit ragu-ragu untuk maju. Dia melihat sekelilingnya mencari Akira yang dari tadi sebelum acara di mulai sudah tidak kelihatan.
"Silahkan untuk calon suami menyematkan cincinya!" seru MC tersebut.
Sena kemudian bersiap menyematkan cincin bermata biru itu ke jari manis Azmya. Azmya tegang dan cemas kemana Akira. Harusnya dia tidak jauh dari sini. Azmya masih melihat lihat ke sekelilingnya. Sampai dia sadar kalau tangan kanannya di raih oleh Sena. Azmya pun menatap wajah Sena yang berseri yang sudah siap dengan cincinya.
" I Love you, " ucap Sena sambil menyematkan cincin. Azmya merasa tenggorokannya tercekat tak mampu berkata. Kemudian di sadar tak jauh dari dia berdiri datanglah Akira bersama seseorang yang tak asing. Jun datang.
Azmya terkejut dan langsung menitikkan air matanya melihat wajah Jun yang menatapnya dengan sedih dan tak percaya. Azmya langsung melepaskan tangannya dari Sena. Dia tak kuasa melihat wajah Jun seperti itu.
Beberapa kali MC mengingatkan dirinya untuk segera menyematkan cincin juga ke jari tangan Sena. Dengan gemetaran Azmya meraih cincin dan perlahan dia menyematkan ke jari manis Sena. Hatinya merasa sakit dan juga ingin rasanya dia membatalkan pertunangan itu ketika melihat Jun tampak mencoba tegar dan menghapus air mata kesedihannya. Namun ketika dia melihat wajah Sena yang tersenyum tulus dengan aura kebahagiaan tak mampu dia berbuat banyak.
"Apa yang sudah aku lakukan,"gumam Azmya dalam hati.
Sena tiba-tiba mencium keningnya di hadapan banyak orang. Azmya terkesiap dan kaget dibuatnya. Terlihat jelas oleh dia Jun yang berbalik dan meninggalkan tempat ini tanpa kata-kata. Hatinya pasti terluka. Namun Azmya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini sudah keputusannya. Dia tidak bisa berbalik dan membatalkannya.
"Maafkan aku Jun," kata Azmya sambil terisak.
Tangisan Azmya mungkin terlihat seperti seorang yang sedang terharu dengan pertunangannya. Padahal tangisan dan linangan air matanya adalah penyesalannya untuk Jun.
Akira sepertinya mengejar Jun. Biarlah Akira menghibur Jun saat ini.
Puncak acara pertunangan pun diisi dengan musyawarah kapan waktu pernikahan akan dilangsungkan. Azmya kurang menyimaknya dengan tatapan kosong. Raut muka Azmya tertangkap oleh Sena. Sena pun memberinya pesan lewat chat. Karena dia tidak bisa berbicara langsung. Duduknya sekarang berseberangan dengan Azmya.
[Are you okay?]
[I'm okey]
[Kamu seperti orang yang baru dapat musibah. Apa yang terjadi?]
[Tidak apa-apa Om]
[Aku cuma nervous saja]
[Kok Om lagi]
[Kemarin kamu sudah panggil Oppa]
[Maaf Oppa, aku kebiasaan]
[Ya sudah tidak apa-apa.]
Sena pun meletakkan ponselnya lagi di saku jasnya.
Azmya pun mulai tak sabar ingin segera selesai acara itu. Dia ingin mencari Akira dan Jun. Dia juga sudah tidak fokus dengan acara itu sampai acara selesai. Bahkan dia tidak menyimak kalau kedua keluarga telah sepakat kalau pernikahan mereka tidak akan lama lagi. Bulan depan adalah waktu yang tepat dan tanggalnya pun disamakan dengan tanggal dan bulan anniversary mamih dan papih Azmya.
Setelah semua keluarga Sena pulang. Azmya mulai sibuk menelepon Akira menanyakan keberadaanya.
"Kamu dimana?" tanya Azmya cemas dan juga penasaran dengan keadaan Jun.
" Aku berada di sebuah taman di tengah kota ini bersama Jun," jawab Akira.
"Bisakah aku bicara dengannya," pinta Azmya.
Terdengar Akira bertanya pada Jun. Apakah dia mau berbicara dengan Azmya di telepon.
Menunggu Jun menjawab membuat Azmya gemetaran dan tegang. Dia sangat takut Jun menolak bicara dengannya.
"Halo." Terdengar suara Jun membuat Azmya bernapas lega.
"Halo Jun," lirih Azmya. Dadanya sedikit sesak dan dia mulai tak bisa bernapas dengan baik.
"Iya, maaf aku tidak bisa hadir sampai acaranya selesai," ungkap Jun mencoba berusaha tegar.
"Jun, a-aku, aku ...."
"Tidak apa-apa, nggak usah dipikirkan, aku harap kamu bahagia dan lancar sampai menikah nanti," ucap Jun menahan membendung airmatanya.
"Jun ...." Azmya tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya menangis.
"Oh iya, aku ucapkan terimakasih kamu sudah mau datang ke makam orangtuaku dan merawat makam mereka," ucap Jun yang akhirnya tahu kalau selama ini Azmya lah yang merawat kuburan orangtuanya. Dia tahu setelah menemui Pak Tito wali kelasnya dulu saat SMA.
Azmya hanya terisak tak mampu berbicara. Dia memang orang yang menyuruh penjaga makam orang tua Jun untuk membersihkan dan merawat makamnya.
"Tak harusnya kamu menangis, kamu harusnya bahagia menemukan orang yang tepat yang mampu buat kamu bahagia, bukan sedih dan terluka sepertiku," ucap Jun membuat Azmya tak kuasa menahan tangisannya.
"Jun maafkan aku, maaf kalau aku juga menyakitimu."
"Ya, tidak apa-apa. Semoga berbahagia ya!"
Dan Jun pun langsung memberikan ponsel ke Akira.
"Halo, Jun!"seru Azmya memanggil.
"Dia sudah pergi." Akira yang menjawab.
"Dia pasti sedih," tangis Azmya.
"Mungkin dia ingin sendiri, aku juga akan kembali ke Jakarta," kata Akira.
Azmya pun menutup panggilan teleponnya dan berlari. Dia mengambil kunci mobil dan segera berlari ke mobilnya. Teriakan dan panggilan mamih dan papihnya yang bertanya tidak dia gubris. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia akan menyusul Jun ke taman. Dia tidak mau Jun pergi.
*Bersambung
Tinggalkan PS, komen, dan vote untuk author.