Hari ini jadwal pemotretan Seven-F di lokasi terbuka. Kru sudah memilih sebuah onsen ( pemandian air panas) di daerah Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu yang tak begitu jauh dari kota Tokyo. Azmya dan Akira sebagai ketua dan penanggung jawab segala kegiatan Seven-F dengan produk mereka mau tidak mau harus turun ke lokasi juga untuk memastikan semua kegiatan berjalan lancar tanpa kendala. Dengan menaiki mobil travel Azmya dan Akira dengan tiga orang timnya berangkat ke sana.
Sepanjang menuju lokasi Azmya lebih banyak diam dan melamun dan hanya memakai headphonenya sambil mendengarkan dari lagu dari MP3 player yang dipinjami Akira.
Sepertinya lagu lagu di playlist nya berisi lagu dari Seven-F semua. Azmya pun penasaran dengan musik dan lagu mereka. Dengan penuh keseriusan Azmya mendengarkan satu persatu lagu mereka.
Menarik sih, lirik lagunya kebanyakan membahas tentang perjalanan mereka menjadi super mega bintang sekarang. Entah sampai lagu yang keberapa, Azmya terhenyak dengan lagu yang berbahasa Inggris super mellow hanya saja bagian rap nya tetap kuat dengan bahasa Korea.
Azmya sekilas melirik judulnya "Rainy day"
[At the edge of the lake when it was raining
We spend our first kiss together
And its so beautiful
If I can turn back the time
Rain rain rain come again
Take me ...]
...….
Lirik lagunya seperti kisah dia dengan Jun delapan tahun yang lalu di tepi danau dan
di saat hujan dimana mereka berdua bersama melewatkan momen romantis mereka.
Apakah lagu ini ditulis oleh Jun. Seperti yang pernah Akira katakan kalau Rjun adalah pencipta banyak lagu lagunya Seven-F. Mungkin saja Rjun yang menulis lagu ini. Tapi apakah benar lagu itu sesuai dengan perasaannya Jun yang sebenarnya. Yang ingin kembali ke masa itu.
Azmya pun kembali tenggelam dalam lamunan dan khayalannya. Dia membayangkan dirinya dan Jun kembali ke masa waktu itu. Dan tak lama Azmya pun tertidur di samping Akira sambil mendengarkan lagu Seven-F.
"Azmya … banguuun, kita sudah sampai!"teriak Akira mengguncang-guncangkan badan Azmya yang tertidur.
Azmya pun terbangun dan langsung menguap.
"Kamu ini gak pernah bisa nempel di kursi di bantal, penyakit sleeping beauty kamu memang benar benar merepotkan," keluh Akira sambil menunjukkan bahunya yang kesakitan selama perjalanan Azmya tertidur di bahu Azmya.
"Maaf, heehehee," serengeh Azmya.
"Ayo, kita siap-siap, sebelum Seven-F datang, set pemotretan harus sudah siap dan stand by!"ucap Akira semangat.
"Oke, kamu duluan dulu ke tempatnya, aku mau cari minuman segar dulu!"ucap Azmya langsung berjalan meninggalkan Akira menuju resortnya.
"Sip!"Akira mengacungkan jempolnya.
Azmya melihat restorannya sepi, karena memang tempat dan area ini sudah di booking oleh Konami Grup khusus acara syuting dan pemotretan.
Setelah memesan jus alpukat Azmya duduk di meja dekat jendela yang menampilkan pemandangan pegunungan Hokane. Sungguh asri dan sejuk, ini mengingatkan alam Lembang di Bandung.
Setelah dipikir pikir sudah lama Azmya tidak pulang ke Indonesia. Dia rindu suasana sejuk kota Bandung. Azmya rindu juga dengan mamih papihnya. Sudah hampir enam bulan mereka tidak bertemu. Sebenarnya ada rasa ingin pulang ke tanah air berkumpul lagi dengan mamih papihnya.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pesanannya datang. Azmya langsung menyeruput jus nya. Sambil memandang pemandangan yang membuatnya menjadi ingat kampung halamannya di Bandung. Haruskah dia berhenti bekerja? Azmya pun merebahkan kepalanya di meja. Kepalanya terasa berat dan dia ingin merebahkan kepalanya beberapa menit lagi sebelum dia menyusul Akira ke tempat pemotretan.
Sementara itu Seven-F bersama para kru nya sudah sampai di onsen Hokane setengah jam setelah Azmya dan Akira sampai.
Mereka bertujuh merasa takjub juga dengan pemandangan di sini. Mereka pun asyik mengelilingi cottage dan area sekitarnya.
"Guys, aku mau ke resto dulu, nyari minuman segar, kalian mau tidak?" tanya Rjun.
"Hyung aja, kita mau keliling di sekitar ini dulu!" jawab Su Ho.
"Oke!"
Rjun pun hanya sendirian berjalan menuju resort. Ternyata memang sepi dan tidak ada pengunjung. Cuma ada satu dan itu pun sepertinya sedang tertidur. Rjun pun berjalan mendekati jendela tak jauh dari Azmya yang sedang tertidur.
Setelah pramusaji menanyakan apa yang dipesan Rjun, Rjun melihat ke luar jendela. Dia tersenyum melihat pemandangan pegunungan yang begitu indah. Tapi tak lama dia mendengar suara dengkuran halus dari pengunjung yang tertidur itu. Rjun pun melihatnya dan dia terkejut saat dia melihat wajah pengunjung itu. Ternyata Azmya yang tertidur.
Rjun pun mendekati ke dekat meja Azmya. Dia melihat wajah Azmya yang sedang tertidur.
"Kebiasaaannya dari dulu sampai sekarang belum berubah, tukang tidur dimana aja, apa dia nggak mikir kalau dia itu seorang gadis, bagaimana kalau ada orang jahat yang memanfaatkannya yang sedang ketiduran seperti ini?" gumam Rjun.
Rjun hendak membangunkannya. Tapi urung. Dia terpesona dengan wajah Azmya yang sedang tertidur. Begitu polos namun cantik, alisnya yang rapi dan simetris berwana kecoklatan sangat sempurna dengan hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang tipis merah muda sungguh sangat cantik. Lama juga Rjun memperhatikan Azmya yang tertidur. Dia teringat kembali saat SMA dulu juga dia melihat Azmya tertidur di perpustakaan. Rasanya Rjun ingin tetap disampingnya dan menjaganya sampai dia terbangun.
Tiba-tiba Azmya mengingau.
"Jun ... Jun…" panggil Azmya dalam tidurnya sambil menangis.
Rjun kaget campur terharu, kenapa Azmya memanggil-manggil namanya. Apakah dia muncul dalam mimpinya saat ini.
Rjun bingung harus bagaimana. Sementara Azmya tetap memanggil namanya. Saking bingungnya dia tak sadar menggenggam tangan Azmya supaya dia terbangun.
Ternyata usahanya berhasil, Azmya langsung terbangun dan kaget setengah mati ketika dia melihat Rjun sudah ada dihadapannya.
Rjun pun melepaskan genggaman tangannya. Dan dia sedikit terkejut ketika melihat jari manis kirinya Azmya terpasang cincin yang indah.
"Sorry,.tadi saya bangunin, soalnya sepertinya kamu lagi mimpi buruk"ucap Rjun kikuk.
"Oh.. iya, maaf !"kata Azmya juga sedikit canggung. Entahlah baru kali ini yang pertama kalinya mereka berbicara langsung setelah delapan tahun berlalu.
"Kamu tidak apa-apa?"tanya Rjun menunjukkan kekhawatiran yang mungkin terlihat seperti kaku.
"Gwencannayo (saya baik-baik saja)!" jawab Azmya tersenyum tipis.
Keduanya canggung. Entah kalimat apa yang mesti mereka utarakan setelah sekian lama tidak bertemu.
"Kamu Azmya kan, Azmya yang Jun kenal?"tanya Rjun pada akhirnya yang pertama kali membahas itu.
Azmya mengangguk pelan tanpa melihat Rjun dan sedikit senyum yang dipaksakan.
"Kamu tahu aku Jun kan?"tanya Jun balik.
"Iya"jawab Azmya pendek.
Rjun merasa Azmya sekarang tidak seperti dulu yang dia kenal. Waktu itu,Azmya selalu tersenyum melihatnya dan tak pernah melepaskan tatapannya ke arahnya.
Namun sekarang Azmya tidak seperti itu, dia selalu mengarahkan matanya ke arah lain.
"Kenapa kamu tidak menyapa duluan, harusnya kamu seneng dong ketemu dengan teman lama!"tanya Rjun.
Sungguh kata "teman lama" membuat hati Azmya semakin sakit. Bahkan Jun menyebut teman lama bukan mantan atau bukan pacar. Mendengar itu Azmya tertawa sinis.
"Aku takut salah orang, lagipula Rjun Seven-F mana mungkin Jun yang aku kenal dulu !" jawab Azmya sambil menunjuk ke arah badan Rjun.
Rjun mencoba memandang wajah Azmya yang selalu beralih alih arah pandangannya, dia ingin sekali Azmya di depannya ini melihat dan menatapnya dengan cara yang dulu.
Kalau dulu Azmya selalu tidak malu malu mengungkapkan perasaaanya padanya bahkan waktu dulu Jun merasa malu dan tidak percaya diri selalu diperhatikan Azmya. Tapi sekarang Azmya tidak mau menatap wajahnya sama sekali. Kenapa? Dan cincin apa yang dikenakannya itu? Apa dia sudah bertunangan dengan seseorang?
"Awalnya aku juga nggak nyangka kalau perwakilan Konami Grup adalah Azmya yang aku kenal, tapi aku yakin setelah melihat langsung!
"Sepertinya waktu itu juga, aku nggak salah lihat orang waktu di lampu merah di Kota Seoul, aku lihat kamu di lampu merah, hanya saja saat aku mau memastikan keburu lampu hijau"cerita Rjun.
Azmya jadi teringat waktu itu, saat dia berjalan sendirian di jalan kota Seoul, di lampu merah ada sebuah van putih di depannya. Ternyata Jun pertama kali melihatnya disana.
"Iya itu aku!"jawab Azmya.
"Sudah delapan tahun kita tidak bertemu?"sambung Azmya.
"Delapan tahun tiga bulan delapan belas hari tepatnya"ucap Rjun sangat detail.
"Lebay amat kamu, sampai detail seperti itu"ucap Azmya disambung dengan tawa yang renyah enak di dengar. Rjun senang mendengar Azmya tertawa.
"Iyalah, kalau kamu tidak percaya, hitung aja, dulu waktu terakhir ketemu tanggal berapa tahun berapa?"tanya Rjun menguji daya ingatnya Azmya.
"15 September 2004," jawab Azmya.
"Ternyata kamu masih ingat!"kata Rjun puas.
"Delapan tahun cukup untuk merubah segalanya ya?"tanya Azmya.
"Berubah, maksudnya?"tanya Rjun.
"Dulu kamu itu pemalu, pendiam, tidak suka macam macam, tapi sekarang kamu udah jadi penyanyi idol grup, jago dance, sumpahnya aku nggak nyangka kamu bisa berubah 180 derajat dari segi itu,"ungkap Azmya.
"Ya itu benar, nggak kebayang kan kalau sekarang aku jadi penyanyi, musisi dan juga
dancer?"tanya Rjun tersenyum malu.
"Syukurlah, sekarang kamu sudah sukses jadi bintang, sebagai teman aku cukup bangga kamu bisa jadi kayak gini,"ucap Azmya tulus.
Giliran Rjun merasa menciut ketika Azmya melontarkan kata teman.
"Kamu juga berubah,"timpal Rjun.
Azmya pun mau tidak mau menatap Rjun ketika dia berbicara itu.
"Kamu sekarang sukses juga jadi salah satu Executive di Konami Grup."
"Dulu kamu orangnya cuek, malas belajar, sekarang malah jadi seperti ini, aku sebagai teman juga bangga," kata Rjun tulus.
"Dan kamu juga sekarang tambah cantik dan anggun," ucap Rjun hanya bisa dia katakan dalam hati.
Azmya pun tersenyum mendengar ucapan Rjun yang membalas perkataannya.
"Semoga ke depannya kita semakin sukses dan bahagia dengan pasangan kita masing masing," kata Azmya tersenyum lebar menatap wajah Rjun. Dari semenjak tadi Azmya tidak pernah menatap wajahnya. Namun saat dia menatap ada perkataan yang menyakitkan dan menyudutkan hatinya.
Cukup lama Rjun tidak menjawab. Tapi pada akhirnya Rjun pun menjawab dengan pelan.
"Iya, semoga, kamu kalau mau menikah, jangan lupa undang aku!"pinta Rjun.
"Iya tentu, dan semoga kamu lancar dengan Hyo Jin !"ucap Azmya menahan rasa kelu di lidahnya.
"Kamu denger ucapan Hyo Jin waktu itu ya?"tanya Rjun kaget ternyata Azmya mendengar percakapannya.
"Ooopppsss, aku tahu ini rahasia, tapi aku tidak akan membongkar hubungan kalian ke media kok, tenang aja!" ucap Azmya.
Rjun nampak sedikit sedih dan kebingungan. Entah dia harus menceritakannya pada Azmya tentang hubungannya dengan Hyo Jin. Tapi Rjun merasa kalau dia ceritakan itu semua, itu seolah mengungkapkan kalau Rjun ingin membuat Azmya kebingungan.
Toh Azmya juga sudah memiliki calon suami. Rasanya tidak pas juga kalau dia ungkapkan yang sebenarnya.
"Memang tidak ada yang harus dibongkar, aku sama Hyo Jin memang sudah banyak yang tahu hubungan kami, biarlah waktu yang akan menjawabnya," kata Rjun berat hati mengatakan itu semua.
Sementara Azmya terlihat terpukul sekali dengan penjelasan Rjun. Itu berarti memang dirinya sudah tidak punya kesempatan lagi untuk memulainya lagi dengan Jun. Dia memang sudah tidak pantas buat Jun yang sudah menjadi super star.
"Oke, kalau begitu, aku sepertinya harus ke lokasi, mengecek persiapan tim,"kata Azmya pamit meninggalkan Jun.
Dengan langkah yang berat Azmya pun meninggalkan Jun yang hanya termenung memandangi kepergian Azmya.
Tak terasa ada sesuatu yang basah dan hangat mengalir di pipi Azmya. Ternyata dia menangis. Azmya tidak kuasa menahan rasa kesedihan dan penyesalannya. Dia mencoba untuk menguatkan hati di depan Jun. Dia tidak mau menunjukkan rasa kekecewaaanya kepada Jun.
Setelah dia merasa cukup jauh dari pandangan Jun, Azmya menutup wajahnya dan menangis terisak. Dia menahan rasa kecewa dan sedih yang mendalam, dadanya terasa sesak sekali. Kemudian seseorang memegang pundaknya. Azmya mencoba menghapus airmata nya dengan cepat dan mencoba melihat siapa yang menghampirinya. Ternyata itu Lee Do Hwa. Dia berdiri tepat di hadapannya dan memandanginya dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa Kak Azmya menangis?"tanya Do Hwa mencoba menghapus sisa air matanya dengan jarinya. Azmya mencoba menghalangi Do Hwa yang mau menghapus air matanya. Dia tidak mau kalau Do Hwa tahu penyebab dia menangis. Dan lagi pula payah sekali dia kepergok menangis di depan salah satu member Seven-F.
"Gwencanna (tidak apa-apa)!"jawab Azmya mencoba berakting tidak terjadi apa-apa.
"Apa sesuatu telah terjadi, yang membuat kakak sedih dan menangis seperti ini?"tanya Do Hwa.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingat orangtuaku di Indonesia, tiba-tiba kangen, kamu rahasiakan ya kalau kamu mergoki aku menangis!"pinta Azmya.
"Oh, baiklah, aku pikir kakak habis berantem dengan orang"kata Do Hwa.
"Heheee, nggak seperti itu juga, kalau berantem aku mending lawan dengan jurus karateku," ucap Azmya.
"Apa kakak bisa karate?"tanya Do Hwa antusias.
"Aku pernah juara nasional karate di Indonesia waktu masih di high school," ungkap Azmya.
"Daebak (luar biasa)"ucap Do Hwa tidak percaya.
"Jangan salah, aku ini pemegang sabuk hitam,"ucap Azmya sombong.
"Kakak beneran keren, jadi nggak salah kalau aku suka sama kakak!"ucap Do Hwa jujur.
"Apa, suka?"tanya Azmya dengan mencoba tertawa.
"Iya, aku suka kakak, dari sejak kita bertemu di Seoul, aku sudah menyukai kakak Azmya," ungkap Do Hwa polos.
"Terima kasih Lee Do Hwa, karena seorang bintang seperti kamu sudah mau menyukai aku!" jawab Azmya menanggapinya dengan bercanda sambil berakting seolah olah tersanjung.
"Beneran kak, aku bukan becanda!" kata Do Hwa.
"Ada-ada saja kamu ini, ayoo kita ke sana, siap siap untuk pemotretan!"ajak Azmya sambil berjalan tanpa menghiraukan raut muka Do Hwa yang merasa kesal kalau ternyatan Azmya hanya menganggapnya lelucon.
Do Hwa tahu, mungkin ini terlalu mendadak dan terlalu terkesan seperti lelucon bagi Azmya. Tapi sebenarnya dia memang benar benar menyukainya. Bukan karena Azmya cantik dan menarik. Tapi dia melihat sosok Azmya mengingatkannya pada seorang gadis yang dulu sangat dia sayangi, tapi orang itu sudah meninggal.
Dia merasa kalau Azmya mirip sekali dengan gadis itu. Dari cara dia berbicara, cara dia berjalan, semuanya mirip dia. Maka dari itu Do Hwa merasa sangat tertarik untuk mendekatinya. Tapi sayang, Azmya sudah terlanjur menilainya sebagai sebuah lelucon.
***