"Huh! Lo pada kan anak horkay bego! Gue rakjel gini di tindas" seru Vika, so guys, keesokan hari setelah mereka minta maaf, lebih singkatnya hari ini :v Vika disuruh temanin mereka pergi jalan dan semua pake uang Vika
"Makanya jangan sembarangan buat janji" seru Dimas sambil memilih baju ber merk gucci, yang asli btw
"Uang Vika abis nanti, jangan beli itu ihh" Vika merengek, udah puluhan juta habis hari ini :"( horkay bebas ye gak :((
"Udah lah ya, penghasilan lo ratusan juta kan perbulan? Relain aja" timpal Aaron
"Ya kan kalo buku Vika laku, kalau enggak mah sama aja" seru Vika dengan wajah cemberut
"Tepatin janji aja deh sekarang" seru Dimas, mereka pulang jam 18.34
Kasian Vika, mau nangis tapi ditahan, total pengeluarannya 30 juta lebih donk, kesel sih, tapi kan salahnya dia :)
Vika langsung masuk ke kamar, berendam dulu 30 menitan, terus main hp bentar lalu belajar, dan seperti biasa, ia selesai antara setengah sembilan atau jam sembilan
Pagi yang baru dengan rasa yang lama, Vika bangun, anehnya dia kayak gak mood gitu hari ini, gak tau deh ngapa
Ya ya, ini hari biasa, gak ada spesialnya, ia melalui berapa hari tanpa semangat, syukurnya gak berpengaruh ke otaknya. ini hari Sabtu, hari terakhir PAS dan hebatnya, semua nilai langsung dikasih tau
Anak pinter sih ya, Vika dapet seratus semua, anak barunya ada satu 99, Dimas sama Liona auto bangga, yas yes yas yes mulu mereka
Pulangnya, Vika rapat, sampai jam 3-an terus dia pulang
Sip, abangnya ngumpul
"Bang" seru Vika
"Hm?" seru mereka, kecuali Elvin
"Jalan" seru Vika
"Oke" jawab mereka, lagi lagi tanpa Elvin
"Puji Tuhannn" seru Vika yang langsung masuk ke kamarnya, berendam aer dingin dulu guys, terus langsung keluar, eh, diluar mereka udah pada masuk mobil
Setelah ngunci pintu dan gerbang, Vika masuk ke mobil
"Kenapa kalian? Kok langsung iya pas diajak jalan? Moodnya lagi baik? Atau jangan jangan ditembak?" tanya Vika
"Gak papa, lagi mood aja gitu" balas Evan
Mereka pergi ke mall, makan bentar, nonton, terus main, terus pulang pas jam 8
"Kok pulang sih??" tanya Vika
"Emang belum capek?" tanya Avan balik
Vika cuma ngegelengin kepalanya
"Kalo lo nanya kenapa tiba tiba hidup lo membosankan, itu karena lo ngabisin uang lo buat orang lain" seru Elvin tiba tiba
"Hah?" Vika gak nyambung
"Lo beberapa hari lalu nraktir temen kan? Nraktir sebanyak 36 juta, gara gara itu hidup lo jadi gak bersemangat" seru Elvin
Vika cuma melongo
"Woww, 36 juta, gak boleh gitu lho Vik" seru Evan yang menguping
"Kok abang tau?" tanyanya
"Gak penting" seru Elvin, "Gak nyesel?" sambungnya
"Ya, nyesel sih, terus gimana? Masa iya di minta balik? Kan gak mungkin" seru Vika sambil mendongakkan kepalanya dan menutup matanya
"Galau kok gara gara uang" seru Elvin
"Yaudahlah, kebayar kan sama barang barang yang dikasih teman abang?" timpal Ethan
"Iya sih...itu mah setengah juga enggak, paling seperempat dari yang dikasih teman teman abang" seru Vika
"Terus kenapa kok galau? Emang sih, Vika belakangan ini gak semangat" timpal Avan
"Kurang kasih sayang" gumam Vika pelan
"Hah?" Elvin yang merasa adiknya mengatakan sesuatu refleks bertanya
"Gak papa, kurang nonton kartun, oh iya, nilai Vika seratus semua" seru Vika sambil tersenyum manis
"Oh gitu" seru Elvin
"Ah, kirain bakal dipuji" batin Vika sambil melihat kembali ke depan, ke arah jalan, "Ini gue kok rasanya gak enak badan ya...?" Vika menutup matanya dan berbicara dalam hati
"Hm~ He said one day you'll leave this world behind~ So live a life you will remember~" Vika bernyanyi sepelan mungkin
"Ciah, galau, kenapa nih?" seru Evan dengan nada bercanda
"Hahaha, gak tau nih" seru Vika
Elvin membuat laju mobil semakin cepat
"Harus cepet sampai rumah" batinnya
"Bawa selimut ama bantal kalian ke ruang keluarga, malam ini kita tidur sama sama" seru Elvin setelah memasuki rumah mereka
"Ah, padahal malam ini mau ngedrakor ama nonton anime" batin Vika
"Kenapa? Mager gue" seru Avan
"Tadi di mobil ada yang ngegumam dia kurang kasih sayang, biar malam ini kita hujani ama kasih sayang" seru Elvin menyindir Vika
Ketiga abangnya melihat ke arah Vika
"E-eh..." seru Vika yang malu
"Oke, cepet diambilll" seru Ethan yang langsung lari ke atas bersama Evan
Mereka menyusun semuanya, nyusun benteng selimut juga, ide Vika sih, katanya mau balek ke masa kecil, yaudah mereka bikin
"Kurang kasih sayang katanya, iya kali kurang, mau seberapa banyak?" seru Avan tiba tiba
"Diem ih" balas Vika yang masih malu malu kucing *ew
"Terus lo mau kita ngapain sekarang?" tanya Evan
"Gak tau" serunya
"Cewek mah gitu, dalem hati banyak maunya, diluar bilangnya gak tau lah, terserah lah" cibir Avan
"Beneran gak tau aku nya, udah sana tidur, ku mau nge drakor bentar" seru Vika
"Bentar sampe jam 3 pagi" balas Elvin
"Bentar kan?" seru Vika yang langsung masuk ke benteng selimut
Sebenarnya, dia tidur di dalam sana, penasaran akan sesuatu, jadi kalo udah dapat apa yang dia mau, baru dia ngedrakor
.
.
*Brak
*Bugh
"Sh....Ma-maaf...." suara anak kecil, lirih, berasal dari tengah ruangan, anak itu menahan tangisannya
"Denger ya, lo itu gak guna disini, jadi tunduk aja, ngerti?" laki laki, berbeda lima tahun dari anak perempuan tadi
Ia hanya menggangguk, mungkin ia akan pingsan jika satu tendangan atau pukulan mendarat lagi padanya
"Bagus" anak laki laki itu keluar
Drap drap drap drap
"Uh....sakit...." gumamnya, ia berlari ke taman, menangis dalam sunyi di bawah pohon besar sore itu
"He-hei..." seseorang menyapanya, orang itu menyentuh punggung anak itu
"Kamu gak papa....?" tanya anak lelaki itu
"Ah, eng-enggak kok, kamu ngapain disini?" seru anak perempuan itu dengan senyum ceria miliknya
"Aku..." anak itu memikirkan jawaban, "Aku disini mau liat kamu...kamu setiap sore nangis sendirian disini..." batinnya
"Aku mau jalan jalan tadi" seru anak lelaki itu
"Oh gitu ya" seru gadis kecil itu, "Nama kamu siapa?" tanya gadis itu
"Aku Aa..." kata kata itu terpotong, seketika semua yang ia lihat, menjadi sama seperti tv dengan layar yang rusak
Deg!
"Eh?" seorang gadis memakai gaun polos berwarna putih, dia ada di taman sekarang, entahlah taman mana, ia sendiri tidak tau
"Ah, anak itu..." batinnya, ia melihat, di bawah pohon besar di tengah taman, ada 2 anak kecil, cewek cowok, bermain dengan gembiranya
"Siapa mereka...?" gadis itu menggumam, ia berjalan mendekat, namun
Jleb!
Darah mengalir deras dari perutnya
"Pi-pisau...?" ia ditusuk dari belakang, mencoba melihat siapa yang menusuknya, namun tidak bisa, yang ia lihat terakhir, kedua anak itu, tertawa jahat ke arahnya
"Ke...na...." ia terjatuh tidak berdaya
.
.
"Yosh! Kamu udah bisa!" anak laki laki, huh?
"Beneran? Yeyyy" anak perempuan itu melompat kegirangan
"Iya" balas anak tadi sambil tersenyum, lalu senyumannya memudar
"Vika" serunya, wajah anak kecil itu berubah menjadi serius
"Iya?" anak perempuan berumur 5 tahun itu melihat ke arah temannya
"Jangan...lupain aku ya...?" seru anak laki laki itu sambil memandang sayu Vika
"Hah? Tentu saja tidak akan! Ada apa? Mengapa kau terlihat sedih?" tanya gadis kecil itu, Vika, namanya
"Aku..." lelaki itu akan berbicara, namun kemudian
"Aaron!!" suara berat dari seorang pria
*Duak
Gadis kecil itu mengeluarkan air matanya, temannya ditendang? Mengapa...?
Ia berlari ke arah temannya, membantunya kemudian memeluknya
"Jangan sentuh anak saya!!" pria itu membentak Vika
"Apa apaan kamu?! Ini teman Vika!! Jangan sakiti dia!!" gadis kecil itu berteriak sekeras yang ia bisa
"VIKA!!!" ah, sial, Elvin... Evan...dan Ethan...
Vika tanpa pikir panjang, menggendong temannya itu dan berlari sekencang yang ia bisa
"Vika..." lelaki kecil itu menggumam
"Vika akan bawa Aaron sama Vika! Kita akan menikah nanti, dan menjalani hidup bersama!" ucapan dari seorang gadis kecil itu...membuat sebuah senyuman terukir, padahal ia tidak tau jelas apa arti menikah, lucu sekali...
*Brak
Gadis kecil itu tersandung
"Sakit..." ia sudah penuh dengan luka gores
"Vika..." anak laki laki itu menangkup pipi gadis yang ada di hadapannya
*Cup
Kecupan terakhir di pipi sebelum semuanya menjadi gelap
.
.
.
.
.
.
Udah keliatan tuh
Komennya jan lupa, aghu gigit nanti klo gak komen, bilang p aja juga gpp :((
:v
Typo bertebaran, maap :(