Chereads / Legacy Falls / Chapter 46 - Earthmate

Chapter 46 - Earthmate

(POV ANTARA)

"Ada apa?".

"Kakiku..."

Aku melihat kearah kaki Angel dan kakinya berdarah. Aku langsung merobek lengan jaket ku dan mengikatkan nya ke kaki Angel.

"Kenapa bisa berdarah?".

"T-Tadi waktu turun dari mobil… ada kaca pecah."

Theresa mendatangi kami dan dia juga ikut terkejut melihat kaki Angel yang berdarah.

Theresa mengeluarkan sapu tangan yang sepertinya itu bulu domba emas.

"Maaf ya Angel, kakak lupa memberi mu alas kaki," ucap Theresa.

"Tidak kok, ini bukan salah bibi."

Theresa langsung terdiam membatu. Tangannya tadi yang mengelus kepala Angel tidak bergerak lagi.

"B-Bibi?".

Oh, dia syok dipanggil bibi padahal tadi dia dipanggil kak. Theresa, ingat umur ya.

Beberapa detik kemudian luka di kaki Angel sembuh.

Angel tersenyum dan dia memeluk Theresa. "Terima kasih bibi!".

Theresa mengambil bulu domba emas kembali dan melipatnya menjadi kecil. Theresa membantu Angel berdiri lalu dia memanggil laba-laba raksasa yang membawa alat rajut.

Laba-laba apa yang bawa alat rajut? Itu juga pertanyaan ku. Dari semua mahluk panggilan Theresa, mungkin ini yang paling aneh.

"Spijut, bisa buatkan sepatu wol yang tebal?".

Spijut? Spider Rajut? Pasti ini nama yang diberikan Theresa.

"Tentu saja bisa. Kalau kamu bayar dengan—".

"Iya-iya nanti kuberi kalkun."

Laba-laba makan kalkun, enak bener hidupnya. Aku saja makan sayur dan kacang-kacangan saja tiap hari.

"Antara kamu antarkan saja logistik ini ke gudang persediaan. Pembuatan sepatu ini lumayan lama."

"Baiklah."

Aku menggunakan Laskara untuk membuat troli barang agar aku dapat membawa logistik ini dengan cepat.

Namun kalau aku pikir-pikir lagi, Theresa benar-benar memiliki sifat keibuan. Dia mengeluarkan sifat keibuannya saat bersama Angel, bahkan dia tidak menunjukkan ekspresi marah kepada Angel saat dia dipanggil bibi sama Angel. Coba saja yang manggil dia bibi itu paman Kario… aku tidak bisa membayangkan nya.

….

Kota Kediri kah? Kota paling damai dan tidak ada satupun mutan yang berani mendekat karena Kediri dilindungi oleh salah satu Laskar paling kuat di Indonesia yaitu Marco Williem.

Aku pernah bertarung bersamanya di Medan perang dan jujur orang ini punya kekuatan yang diluar akal sehat. Laskara nya bertipe Magician dengan kemampuan petir yang luar biasa mengerikan. Dia dijuluki [The Lord Lighting], sedangkan aku dijuluki [The Antara].

Aku mengangkat kartu tanda pengenal ku ke arah CCTV.

"Aku mengantarkan logistik, tolong pintu gedung dibuka," ucapku sambil melihat kearah CCTV.

Tak berlangsung lama, pintu terbuka dan aku pun dengan cepat menaruh logistik yang kubawa. Aku tidak ingin berada ditempat ini lama-lama karena tempat ini dipenuhi oleh CCTV.

"Terima kasih banyak!".

Aku pun pergi dari gedung persediaan. Namun sebelum itu aku ingin berjalan-jalan di kota Kediri ini.

Aku juga ingin pergi ke gunung yang berada di belakang gedung persediaan karena katanya di gunung itu ada beruang yang masih hidup.

Kenapa aku ingin bertemu dengan beruang? Karena aku ingin bergulat dengan beruang. Itu adalah mimpiku selama ini, bergulat dengan beruang.

——

——

(Antara, aku merasakan ada aura aneh dari gunung yang ingin kau kunjungi) ucap Byakko di alam bawah sadarku.

"Aura aneh?".

(Iya… aku merasakan… aura yang sangat jahat.)

Aku pun segera menuju gunung belakang gedung persediaan. Aku curiga aura jahat yang dirasakan Byakko adalah mutan. Tapi bisa saja beruang yang jahat, dan kalau memang beruang ini maka kesempatan ku untuk bergulat dengannya.

Beruang Madu? Beruang Grizzly? Atau Beruang Kutub? Aku harap itu beruang Grizzly karena aku ingin adu kekuatan!.

(Oi bodoh kenapa kamu malah mikirin beruang?,) Ucap Lana.

"KARENA BERUANG ADALAH HEWAN KESUKAAN KU!".

Aku tambah semangat dan tanpa pikir panjang aku menggunakan Garuda Full Body untuk terbang serta menuju tempat yang dibilang Byakko ada aura jahatnya dengan cepat.

"Ladang bambu?".

Aku menonaktifkan Garuda Full Body dan berjalan dengan santai di bawah bambu yang rindang.

Namun… kenapa bambu-bambu ini menyilang?.

"Byakko dimana aura jahat yang kau rasakan?".

(Didepan mu! Antara dia menyadari keberadaan mu! Cepat kejar dia!".

Aku melihat kearah depan dan ada bayangan hitam pekat yang sedang tersenyum kepadaku lalu dia berlari menjauhiku.

"Baiklah!".

Aku pun berlari mengejarnya. Aku tidak tahu makhluk apa itu namun besar badan nya sebesar beruang… mungkin saja itu hantu beruang!.

Namun… saat aku terus mengejarnya entah kenapa… aku mengantuk sekali.

Huh?.

"Untung kamu mengejarku, Byakko".

Bayangan yang kukejar tadi secara perlahan menampilkan wujudnya.

"M-Manusia? Kok bisa sebesar ini?!".

"Bisa saja kalau kamu berlatih, berlatih, dan berlatih."

Aku tercengang dan kagum melihat tubuh orang ini. Dia sebesar beruang… apakah dia manusia setengah beruang seperti Raka?.

(Oi, dia manusia,) ucap Byakko.

Tak berlangsung lama aku pun sadar kalau aku sudah tidak berada di ladang bambu.

Dimana aku? Apakah aku masih di gunung tadi?.

"Ayo Byakko, aku antarkan kamu ke tempat para Earthmate yang lain."

Aku kaget mendengar dia mengucapkan nama Byakko dan Earthmate.

"B-Bagaimana kau bisa tau tentang Byakko dan Earthmate?".

Orang itu membalikan badannya dan melihat kearah ku. Dia tersenyum lalu memegang kedua pundakku.

"Tentu saja aku tau karena aku adalah…." Dia memperlihatkan aku tangan kanannya yang ada gambar burung. "…. Aku adalah Earthmate Suzaku."

HEH?!.

"J-Jadi kamu juga sama dengan aku?!".

"Iya. Kamu lihat sendiri kan lambang burung di tangan kanan ku ini?".

Aku melihat lagi lambang burung di tangan kanannya dengan teliti. "Burung… tidak ini Phoenix!".

"Benar! Kalau begitu, bolehkah aku melihat lambang harimau mu?".

"A-Aku tidak punya…"

"Tidak mungkin. Para Earthmate pasti memiliki lambang roh penjaga mata angin."

(Oh iya aku lupa!,) Ucap Byakko.

Tiba-tiba aku merasakan panas yang luar biasa dari dadaku. Lalu dadaku bersinar dan dengan cekatan aku membuka bajuku.

"I-Ini—".

Lambang kepala harimau tiba-tiba muncul di dadaku.

"Jadi baru muncul sekarang ya…."

(Maaf Antara, aku lupa memberimu lambang ku.)

Aku hanya diam membatu. Apa-apaan perkembangan yang begitu cepat ini.

"Tapi kalau sudah memiliki lambang harimau sebagai bukti berarti sudah tidak masalah."

Orang itu berjalan. "Ayo Byakko kita harus bertemu dengan Earthmate lainnya."

Aku mengikutinya. "Ki-Kita ada dimana? Apakah kita masih berada di gunung tadi?".

"Tidak, kita berada di Agartha."

"Agartha?".

"Benar, Agartha." Tiba-tiba ada naga yang mendarat didepan kami.

"N-NAGA?!".

Orang itu mengulurkan tangannya kepadaku. "Selamat datang di Agartha, Earthmate Byakko."

———

*To be continued