Chapter 21 - 21

Hari ini mata kuliah ku sudah selesai, sedangkan Titah belum. Dia masih ada satu pelajaran lagi, aku menemani istriku untuk istirahat di kampus sebelum kami pulang.

Aku merasa Bagus masih memperhatikan aku dan Titah, Bagas Adiknya menghampiri aku dan Titah, kemudian ia meminta alamat tinggal kami, katanya ada yang ingin dia bicarakan padaku dan juga Titah. Dan Titah pun memberikan alamat tinggal kami di apartemen Central Paris Chatelet Apartment Paris no 27.

"Aku harus membantu Titah dan Kamil untuk menjauhi mereka dari Bagus, assalamu'alaikum." kata Bagas dan Bagas memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Bagus.

"Bagus, apa yang kamu inginkan, istri saya?, saya tidak akan membiarkan kamu merebutnya dari saya, saya sangat mencintainya.." tanya Kamil.

"Tunggu mas.."

"Kenapa sayang, kamu membela dia ya, kamu tidak tahu saya itu?"

"Tunggu dan dengarkan dulu mas, ini bukan Bagus tapi Bagas saudara kembarnya Bagus." jawab Titah.

"Iya benar saya Bagas bukan Bagus, saya bisa membantu kalian untuk menjauhkan Bagus dari kalian, maaf sebelumnya saya ingin bertanya kalian tinggal dimana?" tanya Bagas.

"Saya dan suami tinggal di apartemen Central Paris Chatelet Apartment Paris no 27 mas.." jawab Titah.

"Oh ya, saya dan Bagus juga tinggal di sana." kata Bagas.

"Bagaimana kalau kamu datang saja ke apartemenku untuk buka puasa bersama." sambung Titah.

"Baik.., sampai ketemu nanti sore.." kata Bagas lagi.

"Iya.." seru Kamil dan Titah.

"Assalamu'alaikum." Bagas memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Kamil menjawab salam dari Bagas.

Di Apartement No 13,

" Kali ini sudah saya pastikan Ochi akan menyusul kamu untuk kuliah di sini dan saya pastikan juga kamu dan Ochi akan di percepat untuk segera menikah, sehingga aku bisa menikahi Ocha. " kata Bagas di dalam hati.

"Gas.."

"Apa gus?" tanya Bagas.

"Tumben rapih, mau kemana?" tanya Bagus juga.

"Ke rumah Ocha.." jawab Bagas.

"Oh.." seru Bagus.

"Iya.." sambung Bagas.

Di apartement no 27,

"Cah ayu.."

"Nggih jo, enten menapa?" tanya Titah.

"Kok akeh sekali tumbasanne lan masakanne juga akeh sekali, gelem ono tamu ya?" tanya Paijo juga.

"Iya jo." jawab Titah.

"Oh.." seru Paijo.

"Cah ayu, den mas Kamil, ono tamu ing ruang tamu." kata Purnomo.

"Nggih.." seru Kamil dan Titah.

"Siapa ya?" tanya Kamil.

"Mungkin Bagas, mas.." jawab Titah.

"Yank.."

"Iya mas.."

"Lihat yuk siapa tamunya, jo.." ajak Kamil.

"Nggih den mas Kamil." jawab Paijo.

"Kamu lanjutkan ya." pinta Kamil.

"Nggih den mas Kamil." kata Paijo patuh.

"Yank.."

"Iya mas."

"Assalamu'alaikum." Titah dan Kamil memberikan salam pada Bagas.

"Wa'alaikumussalam." Bagas menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Tuh benar kan mas, Bagas yang datang.." kata Titah.

"Iya sayang.." sambung Kamil.

Arab Saudi

Riyadh

Di Apartemen Fitroh,

"Arya.."

"Iya umi.."

"Tolong umi ya, umi bawa nasi dan sayur untuk buka puasa ke meja makan, kamu bawa es dan teh hangatnya ya.." pinta mbak Ningrum.

"Iya umi.." kata Arya patuh.

"Wih sudah siap saja, tinggal tunggu buka puasa nih.." kata Fitroh.

"Iya abi.." sambung Arya.

"Bi.."

"Iya.."

"Mau ke kamar dulu ya.." kata Arya.

"Iya.." seru Fitroh.

"Hp abi, ada yang menelepon angkat gak ya?" tanya Arya.

"Loh kamu di sini, katanya mau ke kamar.." kata mbak Ningrum.

"Ada telepon mi.." sambung Arya.

"Oh ada telepon ya sudah angkat, umi mau ambil tisu di kamar ya.."

"Iya mi.."

"Assalamu'alaikum." Arya memberikan salam pada pak Galih.

"Wa'alaikumussalam, ini Arya ya?" tanya pak Galih.

"Iya aki, aki apa kabar?" tanya Arya juga.

"Alhamdulillah baik sayang, kamu sendiri gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik juga aki.."

"Abi mana?"

"Ada di meja makan bantu umi siapkan untuk buka puasa ki.."

"Aki mau ngomong sama abi kamu boleh?"

"Boleh aki.."

"Ya sudah kasih hp nya sama abi kamu ya.."

"Iya aki.."

"Abi, abi.."

"Iya Arya, kok cepat banget ke kamarnya sudah di bersihkan ya kamarnya?" tanya Fitroh.

"Belum abi, ini.." jawab Arya dan memberikan hp ayahnya pada ayahnya.

"Hp abi, siapa yang telepon?"

"Oh iya lupa jelasin ke abi ya, ini bi, aki telepon."

"Oh, ya mana sini, kamu beresin kamar dulu ya.." pinta Fitroh.

"Ok abi.." kata Arya patuh.

Ayah dan kakakku membicarakan sesuatu tentang menjaga aku dan istriku dari Siska.

Kakakku, Fitroh akan tinggal di Prancis, kota yang sedang aku singgahi sekarang, tentunya saja tidak sendiri, Kakakku, Fitroh juga di bantu oleh kakak perempuanku, Indriani, yang kebetulan juga tinggal di sana bersama suaminya.

"Nya atos pah ajeng biar Fitroh jeung teh Indriani anu ngatur." kata Fitroh.

"Bageur, papa percayakan sadayana sarua anjeun, anjeun atur wae sadayana nya." sambung pak Galih.

"Muhun pah.." seru Fitroh.

"Assalamu'alaikum." pak Galih memberikan salam pada Fitroh.

"Wa'alaikumussalam." Fitroh menjawab salam dari pak Galih.

"Siapa bi?" tanya mbak Ningrum.

"Papa, mi.." jawab Fitroh.

"Oh.." seru mbak Ningrum.

"Oh iya mi, barang-barang sudah siap semua kan?" tanya Fitroh.

"Sudah bi.." jawab mbak Nuzy.

"Ya sudah, habis buka puasa kita jalan ya." kata Fitroh.

"Mau kemana bi?" tanya Arya.

"Kita pindah rumah sayang, karena abi pindah kerja." jawab mbak Ningrum.

"Oh, dimana?"

"Di Prancis"

"Bisa ketemu om Kamil dan tante Titah dong bi, mi?"

"Iya.." jawab Fitroh dan mbak Ningrum lagi.

Prancis

Di Apartment No 27,

"Alhamdulillah.."

"Besok calon istri dari Bagus akan datang dan pindah kuliah di kampus kita juga, jadi kamu tenang saja ya." kata Bagas.

"Iya, terimakasih ya gas.." sambung Kamil.

"Iya.." seru Bagas.

"Cah ayu.."

"Iya.."

"Biar saya saja yang membuka pintunya." kata Paijo.

"Oh iya jo, Pur.." sambung Titah dan memanggil Purnomo.

"Nggih.."

"Tolong bersihkan ya." pinta Titah.

"Nggih cah ayu.." kata Purnomo patuh.

Di Depan Pintu Apartement No 27,

"Assalamu'alaikum." teh Indriani memberikan salam pada Paijo.

"Wa'alaikumussalam, mau mencari siapa ya bu?" Paijo menjawab salam dari teh Indriani.

"Titah atau Kamil ada?" tanya teh Indriani.

"A.." jawab Paijo yang terpotong oleh Titah.

"Siapa jo?, teh Indriani.." tanya Titah dan melihat teh Indriani.

"Iya.." seru teh Indriani.

"Sama siapa?" tanya Titah.

"Sama suami dan anak-anak" jawab teh Indriani.

"Masuk yuk, jo.." ajak Titah.

"Nggih tuan mami." jawab Paijo.

"Tolong buatkan minuman ya dan tolong juga panggil kan suami saya juga ya." pinta Titah.

"Siap cah ayu.." kata Paijo patuh.

"Maaf den mas.."

"Ya ada apa Pur?"

"Sudah belum ya?"

"Oh iya, kita ke.." kata Kamil yang terpotong oleh Paijo.

"Den mas Kamil.."

"Iya.." seru Kamil.

"Di panggil cah ayu.." kata Paijo.

"Oh iya, gas ke depan yuk." sambung Kamil.

"Yuk.." seru Bagas.

"Mas.."

"Iya.., teh Indriani.."

"Iya.."

"Kapan sampai?" tanya Kamil.

"Teteh sama keluarga mah sudah tinggal di Prancis lama mil, kan suaminya teteh kerja di sini, oh ya gimana sama bisnis kamu di sini lancar gak?" tanya teh Indriani juga.

"Alhamdulillah teh, lancar.." jawab Kamil.

"Alhamdulillah, oh iya mil ada yang mau teteh obrolin nih sama kamu." kata teh Indriani.

"Ya sudah obrolin saja di sini.." sambung Kamil.

"Jadi seperti ini mil.." teh Indriani menceritakan semua pada Kamil dan Titah.