Chapter 24 - 24

"Apa artinya sayang?" tanya Kamil lagi.

"Titah bertanya pada dokter mas, soal kebenaran anak kembar kita perempuan dan laki-laki." jawab Titah.

"I don't know dear, if we hear the doctor directly, please doctor." jawab Kamil.

"Yes right, your twins are men and women." jawab dokter.

"Alhamdulillah.." Kamil dan Titah mengucap syukur.

"Alors quand vais-je donner naissance à un médecin?" tanya Titah.

"Comptez simplement les jours de l'aid." jawab dokter.

"Est-ce un médecin?"

"Oui est le matueil."

"Sayang.."

"Iya mas, ada apa?"

"Kata dokter apa?"

"Titah kan bertanya tadi, kapan Titah melahirkan mas.."

"Lalu?"

"Kata dokter tinggal menghitung hari saja Titah akan melahirkan mas.."

"Oh.." seru Kamil.

"Iya mas.." sambung Titah.

"Once again safe ya for Mr. and Mrs. Kamil." kata dokter.

"Yes Doctor, Thank you." sambung Titah dan Kamil.

Setelah dari rumah sakit aku dan Titah pulang, rasanya aku tidak sabar untuk memberitahukan pada papa dan mama kalau anakku kembar, tak lupa ku kabari juga paman dari Titah soal anak kembar kami.

Pak kyai Abdullah senang sekali mendapatkan kabar tersebut.

"Akhirnya sampai juga di rumah ya sayang.." kata Kamil.

"Iya mas.." sambung Titah.

"Assalamu'alaikum." Titah, Kamil, aa Fitroh dan aa Yudi memberikan selamat pada semua yang ada di rumah.

"Wa'alaikumussalam." semua yang ada di rumah menjawab salam dari Titah, Kamil, aa Fitroh dan aa Yudi.

"Mama mana pah?" tanya Kamil.

"Ada apa mil?" tanya bu Prameswari juga.

"Mama, papa tahu gak?"

"Enggak.." jawab bu Prameswari dan pak Galih.

"Mama dan papa akan punya cucu kembar.." kata Kamil yang memberitahu ibu dan ayah nya dengan senang.

"Yang benar kamu?"

"Iya mah.."

"Alhamdulillah."

"Kalau begitu besok kita buat syukuran ya." kata pak Galih.

"Dan jangan lupakan anak yatim dan orang yang tidak mampu juga ya, karena.." sambung bu Prameswari.

"Iya tau mah, hehe.." sambung Kamil juga.

"Alhamdulillah kalau begitu, kamu mau ngapain mil?"

"Mau menelepon pak kyai Abdullah mah.., masa tidak di kasih tahu, tidak adil mah.."

"Oh iya ya, susah dan senang sama-sama." kata pak Galih.

"Nah.." seru Kamil.

"Mas, mah, pah.."

"Iya sayang.." jawab Kamil, pak Galih dan bu Prameswari.

"Titah istirahat di kamar ya." kata Titah.

"Tah.."

"Iya mah.."

"Anjeun kaasih wartos mbak Ningrum jeung teh Indriani nya, ngomong lamun urang hoyong midamel acara syukuran di imah enjing sarta tanyakan tiasa bantos henteu enjing." kata bu Prameswari.

"Maaf mah Titah tidak mengerti apa yang mama maksud." sambung Titah.

"Astaghfirullahalazim maaf mama lupa sayang, kamu tidak mengerti bahasa sunda.."

"Maksudnya mama, mama minta tolong untuk kasih kabar ke mbak Ningrum dan teh Indriani kalau kita mau membuat acara syukuran di rumah dan tanyakan bisa tidak besok mbak Ningrum dan teh Indriani bantu, gitu sayang.." kayay Kamil menjelaskan pada Titah.

"Oh, iya mah nanti Titah sampaikan." kata Titah.

[Assalamu'alaikum Mbak, Titah, ingin memberitahu kalau nanti sore mau belanja ke pasar untuk syukuran, bisa bantu tidak besok di rumah?] tanya Titah.

[Assalamu'alaikum teh, Titah ingin memberitahu kalau nanti sore mau belanja ke pasar untuk syukuran, bisa bantu tidak besok di rumah?] tanya Titah lagi.

[Wa'alaikumussalam tah, iya teteh mau bantu hari ini belanja ke pasar dan besok masak-masak di rumah, ke pasarnya jam berapa ya?] tanya teh Indriani juga.

[Titah kurang mengerti teh, tapi nanti Titah tanyakan mama ya.] jawab Titah.

[Iya tah..] seru teh Indriani.

[Assalamu'alaikum.] Titah memberikan salam pada teh Indriani.

[Wa'alaikumussalam.] teh Indriani menjawab salam dari Titah.

[Wa'alaikumussalam, bisa tah.] jawab mbak Ningrum.

[Alhamdulillah, besok jam berapanya untuk masak-masak biar mama saja ya mbak yang jelaskan soalnya Titah kurang tahu.] kata Titah.

[Iya Tah, oh ya ke pasarnya jam berapa nanti?] tanya mbak Ningrum.

[Kurang tahu juga mbak.., tapi nanti Titah tanyakan mama ya.] jawab Titah.

[Iya, nanti mbak dan teh Kulsum ke rumah kamu kok.] kata mbak Ningrum.

[Oh iya mbak..] seru Titah.

"Ya sudah kalau begitu assalamu'alaikum.] mbak Ningrum memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari mbak Ningrum.

Titah yang sudah menyampaikan amanah dari mama ke kakak dan kakak iparku, keluar kamar untuk menanyakan jam berapa pergi ke pasarnya.

Tak berapa lama kemudian kakak dan kakak iparku datang ke rumah untuk membicarakan soal syukuran besok.

Keesokan harinya rencana syukuran kami berjalan dengan lancar.

Tiga bulan kemudian..

Prancis

" Alhamdulillah bulan ini tinggal menghitung hari istriku akan segera melahirkan anakku. " kata Kamil dalam hati yang mengucapkan rasa syukurnya.

"Tah.." bu Prameswari memanggil Titah.

"Iya mah." jawab Titah.

"Kamil mana?" tanya bu Prameswari.

"Tidak tahu mah, tadi sih di sini." jawab Titah lagi.

"Oh.." seru bu Prameswari.

"Jo.." Titah memanggil Paijo.

"Inggih cah ayu." jawab Paijo.

"Kamu lihat suami saya tidak?" tanya Titah.

"Di teras depan cah ayu." jawab Paijo lagi.

"Tolong panggilin ya, jo.." pinta bu Prameswari.

"Siap ibu juragan." kata Paijo patuh.

"Assalamu'alaikum." Raditya memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Raditya.

"Om, nenek dan tante ada gak?" tanya Raditya.

"Ada dit, masuk saja dit.." jawab Kamil.

"Assalamu'alaikum, den mas, den Raditya." Paijo memberikan salam pada Kamil dan Raditya.

"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Raditya menjawab salam dari Paijo.

"Maaf den mas dicari ibu juragan."

"Oh iya, dit masuk yuk." ajak Kamil.

"Yuk om.." sambung Raditya.

"Jo, bikinkan saya minum sekalian sama Raditya ya." pinta Kamil.

"Siap den mas." kata Paijo patuh.

"Assalamu'alaikum." Kamil dan Raditya memberikan salam pada Titah dan bu Prameswari.

"Wa'alaikumussalam", Titah dan bu Prameswari menjawab salam dari Kamil dan Raditya.

"Kata Paijo, mama panggil Kamil nya, aya naon mah?" tanya Kamil.

"Muhun leres mil, mama panggil anjeun ka dieu hayang taros atos beuli perlengkapan bayi tacan untuk anak anjeun ajeng?" tanya bu Prameswari juga.

"Tacan mah, oh muhun Kamil poho untung mama ingatkan Kamil nya, astaghfirullahalazim kok tiasa poho gini mah." jawab Kamil.

"Anjeun ieu kumaha da, nya atos ayeuna urang beuli yuk, dit.." ajak bu Prameswari.

"Yuk mah, eh tapi Titah kan sendirian mah.." sambung Kamil.

"Tenang wae anjeun, dit.." kata bu Prameswari yang melirik ke arah Raditya.

"Muhun nek, aya naon?" tanya Raditya.

"Anjeun temani tante baheula nya ti imah om wae, nini jeung om hoyong medal sakeudeung." jawab bu Prameswari.

"Siap ni, om.." seru Raditya patuh.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam"

Aku dan mama pergi untuk membeli perlengkapan bayi, Siska dan Bagus yang mengetahui aku tidak ada di rumah akan beraksi, kakakku, Fitroh melihat Siska dan Bagus di depan rumahku, kakakku, Fitroh segera ke rumahku untuk menjaga istriku walaupun sudah ada Raditya di sana.

Siska dan Bagus mengetahui kakakku, Fitroh ada di rumahku mempunyai rencana lain yaitu memfitnah kakakku mempunyai hubungan gelap dengan istriku dan juga mereka berdua mengatakan kalau anak yang di kandung oleh Titah itu bukan anakku melainkan anak dari kakakku, Fitroh.

Dan tepat di hari ini juga ketuban istriku pecah, kami membawanya segera ke rumah sakit, Siska masih di sana dan terus mendekati ku.

Mama yang mengetahui itu segera menampar Siska dan marah padanya karena telah memfitnah anaknya dan menantunya, karena Raditya memberikan videonya pada mama, ketika mama dan aku pergi membeli perlengkapan untuk anakku, dan ketika kakakku, Fitroh berada di rumahku.

Mama Siska yang mendengar perbuatan putrinya langsung menamparnya juga dan membawa Siska pulang serta menyita handphone nya, lalu Siska di kirim kembali ke Australia ke rumah suaminya, oleh mamanya.

Keesokan harinya anakku lahir kembar satu laki-laki dan satu perempuan, istriku minta agar dia yang memberikan nama untuk anak-anak kami, aku pun menyetujuinya.

Sebelum aku mengazankan anak-anak ku, aku meminta maaf terlebih dahulu pada kakakku karena aku telah menuduhnya atas hasutan dari Siska dan Bagus, kakakku pun memaafkan aku.

Dan nama anak-anak ku adalah Kaamil Sayhan Thabrani atau Kamil Junior, pada anak laki-laki kami dan Sucitra Titah Irdina atau Citra pada anak perempuan kami.

"Ingat ya dit jangan tinggalkan tante sendirian di rumah." kata bu Prameswari yang beroesan pada Raditya.

"Siap nek.." kata Raditya patuh.

"Oke.." seru Kamil dan bu Prameswari.

"Itu kan Kamil dan ibunya, mau kemana, Titah juga gak ada, berarti.." kata Siska yang di potong oleh Bagus.

"Titah ada di rumah dong.." sambung Bagus.

"Ya.."

"Itu kan Siska dan Bagus." kata Fitroh yang melihat Siska dan Bagus.

"Ya sudah yuk masuk." ajak Bagus.

"Titah kan ada di rumah, jangan-jangan, wah gawat." kata Fitroh yang bergegas masuk kedalam rumah Kamil.

"Itu siapa?" tanya Raditya.

"Dit.." Fitroh memanggil Raditya dengan berbisik-bisik agar Siska dan Bagus mengetahui keberadaannya.

"Iya, eh om Fitroh" jawab Raditya yang ketakutan.

"Ssstt.., em kamu ikuti kata-kata om ya." kata Fitroh.

"Iya om, bagaimana?" tanya Raditya.

"Oke jadi gini.." Fitroh memberitahu rencananya pada Raditya.

Lima belas menit kemudian..

"Oke om.." seru Raditya yang mengerti soal rencana tersebut.

"Oke kalau begitu om Fitroh datang dari luar lalu kamu bukain pintu ya."