Melihat wajah Yan Xiruo yang tampak semakin merah dan mendengar ucapannya sedikit ragu, Ye Juemo langsung mengerti bahwa yang ingin disampaikan Yan Xiruo adalah sesuatu yang tidak nyaman diberitahukan kepada seorang pria. Ia pun menariknya ke toko yang mewah itu.
Ye Juemo pun memanggil seorang pelayan toko yang tersenyum ramah. Merasa sudah direspon dengan baik oleh pelayan tersebut, ia pun berkata kepada Yan Xiruo, "Kamu bilang kepadanya." Kemudian ia pun membalikkan badannya dan menjauhi Yan Xiruo dan pelayan toko tersebut.
Sebaliknya, Yan Xiruo segera menarik pelayan toko tersebut ke sebelah, ia pun melirik ke arah punggung Ye Juemo yang dingin itu. Yan Xiruo ingin memastikan bahwa Ye Juemo tidak mendengar percakapan mereka berdua. Dengan suara lirih, ia memberitahukan keperluannya kepada pelayan toko tersebut.
Para pelayan toko sebenarnya tidak akan menghiraukan permintaan Yan Xiruo kalau bukan didampingi Ye Juemo. Mereka tidak berani menyinggung dan memperlambatkan Yan Xiruo di depan Ye Juemo.
"Kebetulan sekali, di dalam tasku ada pembalut cadangan, silakan tunggu sebentar, akan aku mengambilkannya." Pelayan toko dengan cepat mengambil pembalut miliknya itu dari balik toko.
Yan Xiruo mengucapkan terima kasih dan langsung ke kamar mandi.
*****
Setelah keluar dari kamar mandi, Yan Xiruo tidak menyangka Ye Juemo masih menunggunya di luar. Badannya yang tinggi sedang bersandar gagah di dinding.
Saat melihatnya dari posisi samping, kakinya yang panjang tampak menekuk sedikit, tangan kirinya juga dimasukkan ke dalam saku celana. Sebaliknya, tangan kanannya sedang menjepit sebuah rokok di jarinya.
Ketika bibirnya yang tipis menghembuskan asap putih, matanya yang gelap menyipit sedikit. Seketika memperlihatkan aura dingin yang mampu memancarkan sebuah tampilan elegan dan maskulin dari pria ini.
Tipe pria yang digemari Yan Xiruo dari kecil adalah pria yang tampak acuh dan tampan, namun pria itu juga harus dewasa. Lu Jingchen sebenarnya adalah tipe pria yang digemarinya. Sayangnya bila dibandingkan dengan pria di depannya ini, sepertinya masih ada yang kurang dari Lu Jingchen.
Hmmm, Auranya mungkin!
Pria di depannya ini, walau ia hanya berdiri diam di sana, aura yang dikeluarkannya tetap mengalirkan aura bagaikan penguasa dunia.
Ye Juemo memadamkan rokoknya yang masih tersisa setengah, dengan matanya yang dalam dan gelap ia melihat Yan Xiruo, "Lapar?"
Yan Xiruo hanya terdiam dengan pandangan tertegun.
*****
"Dandani dia dengan cantik." Ye Juemo berkata kepada pelayan toko gaun itu.
Yan Xiruo tidak bisa memproses kata-kata Ye Juemo. Bukannya mereka hanya mau pergi makan? Kenapa harus membawanya ke toko mewah ini?
Jangan-jangan, mau pergi makan saja juga harus pakai gaun formal?
Pelayan toko dengan ramah memilihkan beberapa gaun yang cocok dengan aura Yan Xiruo yang putih dan lembut. Sambil menunggu gaun-gaun yang dipilihkan, Yan Xiruo berjalan ke hadapan Ye Juemo yang sedang membaca majalah di sofa, "Apa harus memakai gaun? Kita bukannya hanya mau pergi makan?" Tadi Yan Xiruo tidak banyak makan, sekarang memang sudah merasa lapar.
Ye Juemo tidak melihat ke Yan Xiruo, hanya membalasnya dengan suara "Eng" dengan tenang.
Pria ini tidak memiliki kesabaran yang baik, sebaiknya ia jangan bertanya lagi bila tidak ingin membuatnya marah lagi. Yan Xiruo mengelus elus hidungnya, dan mengikuti pelayan toko ke fitting room.
Karena menstruasi, pelayan toko tidak memilihkan gaun putih, kulit Yan Xiruo sangatlah putih dan halus, gaun hitam juga sangat cocok dengannya.
Setelah siap mengenakan gaun itu, pelayan toko juga menghiasi wajahnya dengan beberapa riasan yang semakin menambah kesan menawan pada Yan Xiruo.
"Anda cantik sekali." Pelayan toko yang telah melihat banyak perempuan cantik, tetap terpesona oleh kecantikan Yan Xiruo. Kecantikannya seakan bisa menyeimbangkan aura murni bagaikan seorang gadis namun juga memiliki kedewasaan yang mempesona, sungguh pemandangan yang jarang ditemui.
Ya, Yan Xiruo sudah mengenakan tube dress hitam yang pendek, gayanya sederhana namun terlihat elegan. Busana ini juga memiliki desain pinggang yang sempurna untuk menyelimuti pinggang kecil Yan Xiruo. Kedua kaki yang di bawah gaun pendek ini juga terlihat panjang, ramping dan bersih putih. Walau tidak setinggi model, namun rasio tubuhnya sangat pas dan indah.
Yan Xiruo belum sempat melihat tampilannya di cermin, ia sudah didorong oleh pelayan toko ke depan Ye Juemo.
"Tuan Jue, silakan lihat, apakah sudah puas dengan tampilan Nona Yan?"
Mendengar pertanyaannya, Ye Juemo meletakkan majalahnya, mengangkat kepala dan melihat ke arah Yan Xiruo.