Saat sampai di atas panggung, semua tamu melihat dan mengagumi tarian yang dipersembahkan oleh Ye Juemo dan Yan Xiruo.
Walaupun Yan Xiruo bukanlah yang paling cantik di antara para perempuan yang ada di ruang perjamuan ini, namun ia memiliki aura paling bersih dan polos. Sedangkan Ye Juemo, kharisma lelaki ini sudah pasti tidak bisa dibandingkan dengan lelaki lain di ruangan ini.
Sebaliknya, wajah Ye Shasha terlihat sangat masam. Matanya yang menawan, sekarang tampak sedikit basah. Tadi ia berinisiatif untuk mendekati Ye Juemo, namun dirinya malah mendapat sebuah kata penolakan. Ye Juemo meresponnya dengan sangat dingin. Dari kecil ia selalu menjadi pusat perhatian, pria-pria yang menggemarinya sudah pasti rela berbaris hingga ke luar negeri, Sejak kapan ia pernah diacuhkan dan ditolak seperti ini?
Melihat Yan Xiruo yang ada di atas panggung, mata Ye Shasha penuh dengan kecemburuan dan iri hati.
Ye Juemo yang bahkan tidak tertarik dengan dirinya, ternyata harus kalah dalam keberuntung yang diundi oleh pembawa acara ini. Oleh sebab itu, kesempatan Ye Shasha mendekati Ye Juemo semakin kecil. Ia bahkan gagal untuk menari bersama Ye Juemo.
*****
Meskipun Ye Juemo dan Yan Xiruo juga belum pernah menari bersama-sama, namun gerakan mereka berdua terjalin sangat bagus. Setiap gerakan berbalik dan bergoyang, Ye Juemo bisa berkolaborasi dengan Yan Xiruo dengan baik.
*****
Di suatu tempat lain, tampak Lu Jingchen sedang berjalan di arah lorong ke tempat perjamuan makan tadi. Ternyata telepon genggam Lu Jingchen telah ketinggalan di ruang perjamuan. Saat ia memasuki ruang perjamuan itu, ia secara tidak sengaja melirik ke sepasang lelaki dan perempuan yang sedang menari di atas panggung tersebut. Tarian mereka berdua sungguh terlihat indah dan elegan, membuat orang ingin menatapnya terus.
Namun ketika Lu Jingchen menatap kedua kalinya ke panggung, ia menemukan bahwa wajah perempuan itu sepertinya sama persis dengan istrinya.
Sambil menyipitkan matanya yang coklat, Lu Jingchen masih tidak percaya dengan pandangannya ini.
Lu Jingchen berjalan mendekati panggung beberapa langkah, dengan teliti melihat ke arah perempuan itu. Beberapa detik kemudian, raut wajahnya berubah.
Perempuan yang sedang menari dengan pria lain itu bukanlah orang lain, namun adalah istrinya, Yan Xiruo!
Lu Jingchen pun langsung memikirkan berbagai penilaian buruk tentang Yan Xiruo. Sebelumnya, ia berpura-pura menjadi perempuan suci di depannya. Saat Lu Jingchen menyentuhnya pun reaksinya juga keras padanya. Yan Xiruo juga berani memukulnya dengan asbak rokok. Namun sekarang, dalam sekejap mata, ia telah merayu seorang pria untuk menari dengannya!
Saat sekali putaran, sudut mata Yan Xiruo melirik ke bawah panggung, ia melihat Lu Jingchen sedang berdiri di bawah panggung dan sedang menatapnya dengan tatapan geram.
Kakinya yang memakai sepatu hak tinggi, dengan tidak hati-hati, hampir saja terjatuh. Sebuah lengan tangan yang panjang dan kuat pada waktu yang pas melindunginya dengan memeluk pinggangnya yang kecil.
Saat tarian itu berhenti karena insiden kecil itu, para penonton di bawah panggung memberikan tepuk tangan yang meriah.
Yan Xiruo telah masuk ke pelukan Ye Juemo. Sekarang badan mereka saling berdempetan, telapak tangan Ye Juemo yang diletakkan di pinggang kecilnya juga terasa panas. Walaupun dibatasi dengan kain baju, namun Yan Xiruo tetap merasa kalau kulitnya bagaikan terbakar.
"Terima kasih." Ucap Yan Xiruo pelan kepada Ye Juemo, kalau bukan Ye Juemo yang menyelamatkannya dari ketidakseimbangannya tadi, kemungkinan besar ia sudah jatuh dengan sangat memalukan.
Ye Juemo menundukan kepalanya dan memandangnya, mata yang gelap membuat jantung Yan Xiruo berdenyut tidak beraturan.
Mereka berdua pun saling pandang dalam beberapa waktu sampai tepuk tangan para penonton telah berhenti terdengar.
Ye Juemo tinggi dan gagah, sedangkan Yan Xiruo cantik dan lembut. Gambaran pelukan mereka berdua bagaikan pemeran utama lelaki dan perempuan yang ada di film-film romantis.
Lu Jingchen yang melihat adegan ini, urat yang ada di dahi berdenyutan terus-menerus. Dengan sekejap ia meloncat ke atas panggung dan menangkap pergelangan tangan Yan Xiruo. Ia pun menariknya dari pelukan Ye Juemo.
Melihat Lu Jingchen yang marah sekali, mata Yan Xiruo pun menyipit.
Ketika Lu Jingchen menariknya pergi, pada saat itu juga Ye Juemo menarik pergelangan tangan Yan Xiruo yang satunya lagi. Hati Yan Xiruo pun ikut merasakan gejolak hati kedua pria ini.
Sudut pandang Ye Juemo tidak melihat ke arah Lu Jingchen bagaikan tidak ada orang yang berada di depannya. Matanya yang gelap dan dalam hanya menatap ke arah Yan Xiruo, "Tidak ada yang bisa memaksamu melakukan hal yang tidak kamu inginkan di hadapanku."