Chereads / Mengumbar Cinta: Istri Sebatas Status / Chapter 55 - Menari Bersama Ye Juemo

Chapter 55 - Menari Bersama Ye Juemo

Melihat dari sini, jarak antara Yan Xiruo dan Ye Juemo terlalu jauh. Yan Xiruo pun tidak bisa mendengarkan pembicaraan antara Ye Juemo dan Ye Shasha. Namun bila dilihat dari ekspresinya, wajah Ye Juemo tampak tidak terlalu tertarik dengan gadis itu. Ye Juemo tetap begitu dingin dan tetap diam. 

Sebaliknya dengan Ye Shasha, senyumannya terus terlukis bagaikan bunga mekar, sangat indah. Ia pun bingung, kenapa Ye Juemo tidak terlalu tertarik dengannya?

Kalau dibandingkan dengan Ye Shasha, Yan Xiruo pasti tidak akan bisa tersenyum begitu bagus saat menghadapi wajah yang acuh seperti ekspresi Ye Juemo ini. Ia mungkin akan memilih menjauh atau sekedar merasa kesal.

Namun sekejap Yan Xiruo tidak memedulikan pemandangan itu. Ia memilih untuk menundukkan kepalanya dan kembali memilih makanan yang diinginkannya. Anehnya, sudut bibirnya telah menekuk dengan rasa mencibir.

*****

Beberapa saat kemudian, naiklah seorang pria berpakaian rapi ke atas panggung sambil membawa mikrofon di tangannya.

"Para tamu terhormat, hari ini penyelenggara acara telah menyiapkan sebuah undian kecil. Setelah ini seluruh staf akan memberikan sebuah kertas undian kepada setiap tamu, kertas undian pria berwarna biru sedangkan kertas nomor perempuan berwarna merah. Setelah itu aku akan mengundi satu nomor biru dan merah dari kedua kotak ini, jika kedua orang yang terpilih bisa mempersembahkan sebuah tarian, maka mereka akan mendapatkan hadiah satu set perhiasan berlian yang senilai puluhan juta."

Setelah suara pengumuman itu berakhir, Yan Xiruo juga sudah mendapatkan kertas nomor merah dari seorang staf yang lewat di dekatnya.

Sejujurnya, perhiasan seharga puluhan juta sangatlah menarik perhatian seluruh perempuan dalam ruangan ini. Sayangnya, Yan Xiruo merasa pesimis dan menilai bahwa dirinya tidak memiliki keberuntungan dalam hal undian. Alhasil ia juga tidak berharap akan ada keberuntungan yang jatuh kepadanya.

Yan Xiruo yang tidak memiliki ketertarikan dengan undian ini, tetap berdiri di sudut ruangan dan menikmati makanannya.

Di pertengahan Yan Xiruo menikmati makanannya, tiba-tiba pembawa acara yang ada di panggung menyebutkan sebuah nomor di tangannya, "Kertas merah nomor 16, mohon yang mendapatkan kertas merah nomor 16 menunjukkan diri."

Di ruang perjamuan, tidak ada tamu perempuan yang menunjukkan dirinya.

Yan Xiruo mendengar nomor yang familiar ini, ia meletakkan piringnya dan dengan cepat mengambil nomor yang diletakkan di kursi sebelahnya tadi.

'Nomor 16!' Yan Xiruo tidak percaya hingga mulutnya membuka lebar dan tercengang.

Astaga! Ia telah memenangkan hadiahnya?

Staf yang sedang membantu mencari kertas merah nomor 16, dengan keras ia berteriak setelah melihat nomor yang ada di tangan Yan Xiruo, "Nomor 16 ada di sini!"

Semua tamu dalam seketika melihat ke arah Yan Xiruo.

Wajah Yan Xiruo menghangat karena tidak biasa menghadapi begitu banyak tatapan.

"Mari kita menyambut dengan tepuk tangan yang meriah untuk mempersilakan pemilik kertas biru nomor 20 dan kertas merah nomor 16 mempersembahkan tariannya!"

Yan Xiruo menatap sosok tinggi yang perlahan berjalan keluar dari kerumunan dan seluruh darahnya mulai mengalir mundur.

Biru nomor 20 itu ternyata adalah Ye Juemo!!! Peristiwa ini sungguh kebetulan sekali!

Para tamu langsung membuka jalan buat Ye Juemo dan melihatnya berjalan ke arahnya. Sebaliknya, Yan Xiruo seperti terpaku di tempat.

Postur badan Ye Juemo yang tinggi dan gagah, tidak ada gerakan lebih pada langkah jalannya. Pada garisan wajahnya yang dingin, karakter wajahnya sedalam ukiran yang indah. Ye Juemo juga terlihat terhormat, namun juga dingin.

Melihatnya mendekat, hati Yan Xiruo seolah akan meloncat keluar.

Harus diakui bahwa pada saat Ye Juemo muncul dari kerumunan, ia benar-benar terlihat seperti seorang penguasa yang berwibawa. Ia membuat Yan Xiruo merasa dirinya sedang berada di bawah tanah kekuasaan raja. Sedangkan Yan Xiruo, bagaikan seorang perempuan yang menunggu perhatian dari rajanya.

Bulu mata Yan Xiruo yang panjang dan padat tampak melambai-lambai karena tidak percaya dengan takdir ini. Ia langsung mengepalkan kedua tangannya dan berusaha menahan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan seperti akan meloncat keluar.

Tidak lama kemudian, sepasang sepatu pria berkulit hitam yang menyilaukan berhenti di depan Yan Xiruo, tatapannya perlahan-lahan dari celana panjangnya naik ke mata Ye Juemo yang gelap dan hitam. Sekejap kemudian, wajah Yan Xiruo memerah hingga mau berasap.

Ye Juemo menundukkan pinggangnya, dengan elegan ia mengulurkan tangannya kepada Yan Xiruo.

Yan Xiruo perlahan-lahan meletakkan tangan kecilnya yang putih ke telapak tangan yang besar dan hangat milik Ye Juemo.

Saat mengikuti Ye Juemo ke tengah panggung, tatapan para tamu masih tertuju pada sepasang orang ini. Dalam hati Yan Xiruo pun bergumam, ia merasa bahwa dirinya menerima tangan Ye Juemo hanya karena tertarik dengan hadiah pada acara ini.