Chereads / Mengumbar Cinta: Istri Sebatas Status / Chapter 45 - Tindakan yang Mesra

Chapter 45 - Tindakan yang Mesra

Di dalam kamar mandi.

Dikelilingi oleh kabut panas, Yan Xiruo berdiri di bawah pancuran air, kedua tangannya menutupi wajahnya yang memerah, ia merasa sangat kesal dan malu.

Terutama saat ia mengingat perilaku mereka berdua di sofa, hampir saja tidak terkontrol…

Waktu itu kedua tangannya telah diikat, kedua kaki juga ditekan oleh kaki panjang Ye Juemo, ia sama sekali tidak bisa melawannya.

Ciuman Ye Juemo dari pipinya kemudian turun ke tulang selangkanya. Ye Juemo akhirnya menahan gairah diri sendiri dan melempar Yan Xiruo ke kamar mandi. Sebelum Ye Juemo meninggalkan kamar mandi, dengan nada yang rendah dan berat ia berkata di telinganya, "Reaksimu tidak terlalu buruk daripada aku."

Yan Xiruo menepuk kuat kedua pipinya yang merah pekat, tangannya dengan kuat menggosok bagian kulit yang telah disentuh oleh Ye Juemo tadi.

'Dasar brengsek, brengsek, brengsek…!' Yan Xiruo sama sekali tidak akrab dengan pria ini. Kenapa setiap bertemu dengan Ye Juemo, lelaki itu selalu bisa mengambil keuntungan darinya? 

Hal yang lebih menyesalkan adalah dirinya sendiri. Sudah jelas ia tidak ingin disentuh oleh Ye Juemo, tetapi ia juga sulit untuk menolaknya…

Dengan memikirkan hal yang memalukan itu, ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Sekejap kemudian ia menampar wajahnya sendiri dengan kuat, sasarannya juga sama dengang tamparan Lu Jingchen tadi. Hal ini ini membuatnya merasa sakit hingga matanya memerah.

Di kamar Ling Zhihan, Ye Juemo sedang mandi di kamar mandinya. Sedangkan Ling Zhihan yang kembali membukakan pintu sedang menunggunya di sofa.

Ye Juemo keluar dari kamar mandi dengan handuk putih menutupi bagian bawah badannya, tetesan air masih menetes dari rambut hitamnya yang lembut, menetes dari wajah tampannya ke dadanya yang berotot keras. Ia hanya berdiri saja namun aura maskulin yang mempesona sudah menyebar.

Ya, sebenarnya Ye Juemo memang bergabung menjadi tentara pada umur belasan, postur badannya lebih berotot dan lebih kokoh daripada rata-rata pria yang berolahraga sepanjang tahun. Walau begitu, ototnya juga tidak sebesar pelatih olahraga, otot Ye Juemo terlihat proporsional dan menggambarkan postur tubuh yang diimpikan banyak gadis. Postur badan Ye Juemo ini sebenarnya juga membuat Ling Zhihan yang sesama pria juga mengaguminya.

"Kak, badanmu itu, sudah bisa menjadi model binaragawan yang terkenal…"

Belum sempat mengakhiri kata-katanya, Ye Juemo sudah melirik Ling Zhihan dengan tatapan tajam. Ling Zhihan pun mengangkat pundaknya, dengan sudut bibirnya yang tersenyum cabul, "Hmmm, apa yang kalian lakukan di kamarmu tadi? Kalian tidak mandi sama-sama kan?"

"Kamu terlalu banyak bicara!" Ye Juemo melangkah menuju pintu kamar dengan ekspresi wajahnya yang dinginnya.

"Kak, sekarang sudah ada perempuan yang kamu sukai. Ayo, cari waktu untuk mengenalkannya pada kami."

Dengan ekspresi dingin ia membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Tidak usah banyak gosip". Ye Juemo berjalan keluar kamar dan pergi meninggalkannya.

******

Yan Xiruo telah berada di kamar mandi hampir satu jam, dan sudah seharusnya keluar. Ia mengikat handuk putih yang besar di badannya, membuka celah pintu, mengeluarkan kepalanya dan melihat ke sekitar luar kamar mandi.

Di saat bersamaan, Ye Juemo juga sudah berdiri di depan jendela. Ia menatap ke balik jendela yang memperlihatkan Yan Xiruo. Saat ini Ye Juemo hanya mengenakan sebuah handuk di bagian bawah badannya, punggungnya yang terekspos begitu lebar, kedua kakinya begitu panjang dan lurus. Dalam penampilan seperti ini, seluruh badan seakan telah mengeluarkan aura maskulin yang kuat dan mendebarkan. Sebaliknya, Yan Xiruo hanya melihatnya sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya ke samping.

Tadi sebelum masuk ke kamar mandi, baju dan celana jeansnya telah dilepas dan dilempar ke lantai kamar. Tentu saja, bajunya yang telah tercabik-cabik sudah tidak bisa dipakai lagi.

Yan Xiruo ingin diam-diam keluar dari kamar ini, namun sekarang ini ia tidak memiliki baju yang layak untuk dikenakan. Dalam kondisi seperti ini, ia juga tidak mungkin keluar dengan mengenakan handuk saja.

Tidak bisa keluar dari kamar mandi, juga tidak ingin meminta bantuan kepada Ye Juemo. Saat Yan Xiruo sedang tertekan dengan pikirannya sendiri, pria yang menatap pemandangan luar jendela itu tiba-tiba membalikkan badan dan menatap ke arahnya.