Setelah mengobati lutut Yan Xiruo yang terluka, kemudian Ye Juemo pun berdiri dan duduk di sampingnya. Seketika jarinya yang sedikit dingin itu mengangkat dagunya, dan wajahnya yang tampan mulia mendekatinya.
Aura maskulin yang kuat menyebar di hidungnya, membuat Yan Xiruo merasa tertekan. Selain itu, tiba-tiba napasnya juga terasa sesak. Dalam kondisi seperti itu, ia pun langsung mundur untuk menjauhkan diri dari Ye Juemo. Namun pada detik selanjutnya, pinggangnya yang kecil diraih oleh lengan tangannya yang kuat.
Saat ini mereka berdua sama-sama hanya mengenakan sebuah handuk, sehingga kulit yang berdekatan satu sama lain membuat malam ini terasa lebih panas.
Yan Xiruo tidak bisa melepaskan diri dari lengannya, ia menatap Ye Juemo dengan malu, "Apalagi yang kamu mau? Bukannya kamu ada acara khusus?"
Ye Juemo melihat kepanikan dan kewaspadaan yang muncul di mata Yan Xiruo. Bibirnya yang tipis pun sedikit terangkat dan ia berkata, "Menurutmu apa yang ingin aku lakukan?"
Cahaya dan bayangan terjalin di sudut muka Ye Juemo, membuat matanya semakin terlihat dalam dan gelap. Suaranya pun juga terdengar begitu rendah dan serak sehingga memberi kesan nakal. Yan Xiruo pun mengedipkan matanya dan jantungnya semakin terasa berdebar.
Pria yang dingin, sombong, tidak tahu malu dan tidak masuk akal ini memiliki daya tarik yang kuat.
Yan Xiruo masih tidak pengalaman dengan masalah cinta, dan ia juga masih belum cukup dewasa untuk menanganinya. Alhasil, walaupun ia jelas-jelas ingin mendorongnya, namun begitu Ye Juemo mendekat, jantungnya tiba-tiba berdebar dan wajahnya juga memerah.
Yan Xiruo tahu, ini bukanlah perasaan suka atau apapun itu, hanya sekedar terpesona dengan aura maskulinnya.
Posisi Ye Juemo saat ini sangat dekat dengan Yan Xiruo, napasnya yang panas menyentuh kulitnya yang halus. Yan Xiruo menundukkan kepalanya, ia melihat lututnya yang telah diolesi salep, "Pak, kamu sungguh mau menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang sudah menikah?"
Ya, sejak malam pernikahan itu, kehidupannya yang teratur telah berubah secara dramatis karena Ye Juemo.
"Pernikahanmu itu tidak akan berlangsung lama." Ye Juemo melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Yan Xiruo. Sambil mengangkat dagunya, tangan yang satu lagi mengoleskan salep pada sudut bibir Yan Xiruo yang terluka.
Perlakuan Ye Jiemo padanya membuat Yan Xiruo termenung. Ternyata Ye Juemo duduk di sampingnya dengan maksud mau mengobati sudut bibirnya.
Tamparan Lu Jingchen tadi memang sangatlah keras. Setelah diobati, masih terasa sangat sakit. Tetapi, sekarang dengan cepat digantikan dengan rasa dingin dan menyegarkan karena reaksi dari salep yang dioleskannya.
"Ye Juemo." Ye Juemo tiba-tiba mengatakan tiga kata ini.
Yan Xiruo sedikit bingung dengan ucapannya, kemudian ia pun mengedipkan mata lalu kembali menatapnya masih dengan kebingungan. Dengan ekspresi yang datar ia berkata, "Aku tidak bernama 'Pak', namaku Ye Juemo."
Wajah Ye Juemo hanya berjarak satu jari dari wajah Yan Xiruo. Di bawah bulu mata yang panjang dan tebal itu, terlihat sepasang mata bagaikan jurang yang gelap dan dalam tidak berdasar. Wajahnya juga terlihat tampan dan hidungnya juga begitu mancung. Penampilan wajahnya ini tentu membuat orang tidak bisa melihat kekurangannya.
Ye Juemo dan Yan Xiruo memandang satu sama lain. Alis yang tajam dan gelap pun sedikit terangkat, "Kenapa? Aku tidak menciummu, kamu kecewa?"
Yan Xiruo tersadar dari lamunannya dan dengan cepat memukul tangan besar yang masih memegang dagunya itu. Kemudian dengan sigap berdiri dari sofa dan ingin segera pergi dari situ. Seketika suara Ye Juemo yang rendah terdengar lagi, "Sudah, malam ini kamu di kamar ini saja. Aku tidak akan kembali ke sini lagi." Setelah selesai berkata seperti itu, ia berjalan menuju lemari pakaian. Setelah memilih baju dari dalam lemari tersebut, ia pun masuk ke kamar mandi.
Sepuluh menit kemudian, Ye Juemo keluar dari kamar mandi.
Badan Ye Juemo yang tinggi besar tampak mengenakan kemeja klasik dan sederhana. Bajunya itu dipadu-padankan dengan celana panjang berwarna hitam. Kemeja putihnya juga ditutupi dengan rompi biru tua, postur tubuhnya yang tinggi kakinya yang panjang bagaikan model pria yang ada di majalah terkenal.