Setelah menyadari ada langkah yang mendekatinya, Yan Xiruo masih menunduk acuh. Namun kaki yang melangkah tepat di depannya itu berhenti. Terlihat kaki itu menggunakan sepatu kulit yang berkilau berhenti di depan Yan Xiruo.
Bulu matanya yang panjang mulai mengarah ke atas sesuai arah pandang matanya. Yan Xiruo perlahan-lahan mengangkat wajahnya dan melihat pria ini dari ujung kaki hingga wajahnya.
Dalam posisi ini, Yan Xiruo masih terduduk sedangkan laki-laki yang ada di dekatnya itu sedang berdiri, sehingga ia cuma bisa melihat dagunya yang lancip dan bibir tipisnya yang tertutup.
Sebaliknya, Ye Juemo melihat ke arah Yan Xiruo yang duduk termenung sendirian di geladak ini. Dalam pandangannya, Yan Xiruo bagaikan seorang anak kecil yang dibuang di jalanan, bulu matanya yang panjang tebal masih ada jejak air mata yang belum kering, kondisinya saat ini begitu memprihatinkan sehingga siapapun yang melihat pasti kasihan padanya.
Yan Xiruo kembali menundukkan matanya, ia membenamkan kembali mukanya ke lututnya.
Ia bukannya tidak menyalahkan pria yang menghancurkan kepolosannya ini.
Bagaimanapun, menjaga keperawanan sangat penting bagi seorang gadis, apalagi bagi Yan Xiruo yang sangat menghormati moral tersebut. Namun ketika ia memikirkan tindakan Lu Jingchen yang kurang ajar, ia merasa kalau tidak ada jeleknya juga bila ia kehilangan kepolosannya ini.
Melihat Yan Xiruo kembali menundukkan wajahnya, mata Ye Juemo yang gelap menyipit, kemudian ia pun mulai bicara dengan nadanya yang dingin, "Mau sampai kapan kamu duduk di sini?"
Saat itu Yan Xiruo memang merasa kecewa, air mata pun menyelinap keluar dari sudut matanya.
Yan Xiruo tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya di depan Ye Juemo, namun ia sedang tidak bisa menahan perasaan yang ia rasakan saat ini.
Ia juga tidak mengerti kenapa dirinya selalu dalam kondisi yang paling parah di hadapan Ye Juemo…
Sebaliknya, Ye Juemo menatap ke Yan Xiruo yang terus menangis namun tidak mengatakan satu kata pun. Ia menundukkan badannya, menggenggam pergelangan tangan Yan Xiruo dan menarik badannya dari lantai geladak ini.
Ketika pergelangan tangannya ditangkap oleh telapak tangannya yang hangat dan besar, hati Yan Xiruo terasa berdebar.
Sambil menarik kembali tangannya, ia menatap Ye Juemo dengan penuh waspada. Namun karena kini matanya tampak merah dan berlinangan air mata, tatapannya itu terlihat seolah tidak memiliki rasa ancaman sama sekali. Namun justru tampak sangat memprihatinkan.
"Apa kamu masih mau terus berjongkok di tempat ini dan merasakan angin dingin?" Dengan bibirnya yang tipis ia berkata dengan sedikit sindiran terhadap Yan Xiruo.
Yan Xiruo yang sekarang sedang dalam kondisi yang rapuh dan sensitif. Saat mendengar nada bicaranya seperti itu, seketika duri-duri yang tersembunyi di dalam tubuhnya langsung muncul. Ia sempat tidak peduli dengan aura dingin yang dikeluarkan oleh Ye Juemo, Yan Xiruo menekukkan sudut bibirnya dan meniru nadanya yang menyindir itu, "Masalah ini adalah masalahku, apa hubungannya denganmu?" Sebenarnya, pria ini bisa memahami perasaannya pada saat seperti ini, ia justru merasa sedikit tersentuh.
Namun, di kapal pesiar ini terdapat banyak orang-orang berkelas kalangan atas. Ia seorang perempuan yang sudah menikah, jangan sampai membuat gosip di kalangan orang-orang itu bila Ye Juemo mendekati Yan Xiruo.
Udara di sekitar membeku bagaikan es batu ketika kata-kata Yan Xiruo selesai.
Ye Juemo yang bersikap datar, pada saat ini mukanya berubah menjadi suram, matanya juga menatap tajam dan pikirannya semakin tidak bisa dibaca.
Tidak tahan dengan udara yang menyesakkan ini, Yan Xiruo tidak lagi bertatapan mata dengan Ye Juemo yang menyebalkan itu. Ia menundukkan kepalanya, matanya menatap kakinya sendiri, "Kemarin kamu sudah memperingatkanku untuk tidak mencarimu lagi. Sebaliknya, aku berharap kamu juga tidak usah memedulikanku."
Yan Xiruo membalikkan badannya dan sama sekali tidak melirik Ye Juemo lagi.
Beberapa detik kemudian, terdengar suara langkah kaki yang berjalan menjauh.
Yan Xiruo melihat ke lautan yang luas ini, ia merasa dirinya bagaikan sebuah perahu yang mengambang sendirian, tidak berdaya dan tersesat.
Kemudian ia pun kembali meringkuk di sudut lantai geladak ini, kedua tangannya memeluk badannya yang menggigil kedinginan. Ia pun membenamkan lagi kepalanya di antara kedua lututnya yang dilipat. Anehnya, tidak lama kemudian terdengar lagi suara kaki yang melangkah mendekati kemari.
Seketika bayangan yang besar menutupi badannya yang kecil itu.
Yan Xiruo mengangkat kepalanya, melihat wajah tampan yang semakin menampilkan auranya yang dinginnya di bawah lampu kuning yang redup ini, bulu mata Yan Xiruo pun mengedip.
"Hei, sekali lagi, kamu yakin mau duduk di sini semalaman?"
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.