Yan Xiruo tahu kalau malam ini di kapal pesiar sudah banyak pria menghadiri acara ini dengan tujuan mencari pasangan. Oleh sebab itu, ia pun merasa kurang tepat bila termenung di tempat ini. Alhasil ia pun melepas lamunannya dan menghela napas panjang.
Seketika Yan Xiruo memandang wajah Ye Juemo yang tampan, ia pun berbicara dengan suara kecil seperti sedang berbisik, "Aku akan mengikutimu, namun kamu harus berjanji kalau kamu tidak akan memaksaku…"
Pendengaran Ye Juemo sangat bagus, tentu saja ia bisa mendengar kata-katanya yang tertahan di mulutnya itu, sebuah tawa kecil muncul dari mulutnya, "Acara pesta kapal pesiar pada malam ini, perempuan mana yang tidak berdandan dengan cantik?"
Di balik kata Ye Juemo, Yan Xiruo yang sekarang memiliki benjolan di pipi mukanya, beberapa garis luka di sudut bibirnya, dan pakaiannya seperti seorang pengemis ini sama sekali tidak bisa menarik perhatiannya.
Yan Xiruo menatap wajah Ye Juemo sambil menggigit bibir bawahnya kemudian berkata, "Kalau begitu, kenapa kamu masih menghiraukan aku?" Pada saat Yan Xiruo hanyut dalam perasaannya yang paling menyakitkan ini, sesungguhnya dirinya tidak pernah berpikir bahwa Ye Juemo akan berdiri di depannya dan mengulurkan tangan kepadanya.
Ye Juemo memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya, melihat Yan Xiruo dengan tatapan yang tajam. Tepat di bawah lampu kuning yang redup ini, wajahnya yang tampan seolah dikelilingi sinar cahaya keemasan yang membuat ekspresinya terlihat lebih lembut.
Kemudian ia pun mengulurkan tangannya sambil terdiam tidak menjawab pertanyaannya, ia hanya berkata, "Berdirilah!"
Jari-jari tangannya panjang dan bersih, kuku tangan dipotong dengan rapi. Hanya saja di tangannya masih tampak ada kulit mati yang tidak dibersihkan. Di luar hal itu ia sudah sepertinya sudah cocok jika menjadi model pria yang luar biasa.
Yan Xiruo pelan-pelan mengulurkan tangannya kepada perempuan yang ada di depannya itu.
Setelah menarik Yan Xiruo untuk berdiri, Ye Juemo dengan cepat berusaha melepaskan tangannya.
Badan yang tinggi besar dengan aura dingin ia berjalan duluan di depan.
Kemudian Yan Xiruo mengikuti di belakangnya, melihat punggungnya yang lebar dan postur tubuhnya yang tegap.
Ketika sampai di depan pintu dan di dalamnya memperlihatkan tangga yang besar, Ye Juemo melihat seorang pria dan perempuan turun dari atas, ia menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba. Yan Xiruo yang sedang termenung dibalik punggung Ye Juemo, tidak memperhatikan sekitarnya. Ia pun langsung menabrak ke punggungnya yang keras itu, hidungnya yang kecil pun terasa sakit.
Saat ia mau mengeluh, ia melirik ke arah tangga dan juga melihat Lu Jingchen bersama Chu Keren yang berjalan menuruni tangga tersebut. Kepala bagian belakang Lu Jingchen kini sudah dibungkus dengan kain kasa untuk menutupi lukanya.
Chu Keren berjalan di samping Lu Jingchen, tangannya membawa tas kantornya. Dari penampilannya, ia memang mendampingi Lu Jingchen sebagai sekretarisnya. Namun, Yan Xiruo teringat kejadian pada saat mereka makan siang bersama di rumah keluarga Yan, tindakan Chu Keren yang tidak sengaja menggosok betis kakinya itu terasa misterius.
Kedua tangannya diam-diam mengepal.
Mereka berdua seharusnya tidak ada hubungan yang lebih dari itu...
Badan Ye Juemo sangat tinggi dan besar, menutupi Yan Xiruo yang sembunyi di belakangnya sehingga Lu Jingchen tidak melihatnya. Saat Chu Keren berjalan melewati Ye Juemo, ia mengedipkan matanya dengan maksud ingin menggodanya.
Yan Xiruo tidak mengerti dengan kelakuan Chu Keren, sebagai perempuan yang sudah menikah, ia masih menggoda pria lain di luar, sungguh tidak penting baginya menerima rasa cinta dari kakaknya!
Setelah Lu Jingchen dan Chu Keren berjalan menjauh, Ye Juemo membalikkan badannya dan melihat ke arah Yan Xiruo yang mengerutkan alis dan ekspresinya tampak sedikit kesal. Pupil matanya yang bagaikan tinta hitam memancarkan tatapan yang serius, "Kalau kamu masih mau memberi kesempatan kepada pria sampah seperti dia, kamu masih sempat mengejarnya kembali." Sebagai orang yang sama di lingkaran bisnis komunitas Kota An, nama buruk Lu Jingchen di kalangan perempuan pun diketahui juga oleh Ye Juemo.
Yan Xiruo yang dengan susah payah melarikan diri dari Lu Jingchen, tentu tidak akan mengejarnya kembali. Mendengar Ye Juemo mengatakan Lu Jingchen sebagai pria sampah, Yan Xiruo masih merasa tersindir.
Walaupun dari dalam hatinya ia setuju, namun dirinya tetap tidak bisa menahan hatinya dan membisik, "Semua pria itu tidak beda jauh, tidak bisa dipercaya, kamu pun sepertinya juga!" Kalau tidak, pada malam pernikahannya, Ye Juemo juga tidak akan menodai tubuhnya. Yan Xiruo juga berpikir bahwa perempuan yang dimiliki oleh Ye Juemo di luar sana pasti tidak dapat dihitung dengan kedua jari tangannya.