Yan Xiruo memandang wajah tampan di depan matanya. Ia merasa tatapan Yan Xiruo sangat lembut. Yan Xiruo sempat berpikir kalau ini hanyalah sebuah mimpi. Sebab hanya di dalam mimpi, Lu Jingchen akan melihatnya dengan tatapan yang penuh gairah dan akan memeluknya dengan hangat.
"Kamu... bisa menciumku?" Kata Yan Xiruo
Tatapan Ye Juemo menggelap, dalam seketika ia langsung menyadari kalau Yan Xiruo telah menganggapnya sebagai suaminya, Lu Jingchen.
Di bawah lampu gantung yang terang, ekspresi Ye Juemo seketika tampak serius. Setelah mendengar ucapan gadis yang setengah sadar ini, kesabarannya mulai menghilang. Sambil mencubit dagu Yan Xiruo, ia berkata dengan nada rendah, "Minum obatnya!"
"Jingchen, sakit..."
Sekarang ini ekspresi Ye Juemo menjadi sedikit kesal. Seketika suhu udara di sekitarnya menurun drastis bagaikan badai di musim salju. Pelayan yang berdiri di sampingnya pun tidak berani menghembuskan napasnya.
Yan Xiruo melihat Ye Juemo mau meninggalkan tempat tidur, matanya diselimuti kabut, tangan kecilnya menarik lengan bajunya dan mengeluh, "Jingchen, sebenarnya apa kesalahanku? Kenapa kamu bertindak begitu jahat padaku? Aku menikah denganmu bukanlah karena harta keluargamu, aku hanya dengan tulus ingin menjalani pernikahan ini denganmu…"
Mungkin dalam kondisi tidak sadarkan diri, Yan Xiruo baru memberanikan diri menyampaikan isi hatinya ke Lu Jingchen. Alasan utamanya adalah ia merasa takut bila mengeluh dalam kondisi sadar, akan mendapatkan pelecehan dan ejekan dari Lu Jingchen.
Ekspresi Ye Juemo masih tampak serius memandangnya. Ia melambaikan tangan di depan wajah Yan Xiruo. Seketika tangannya didekatkan ke wajah Yan Xiruo dan mencubit dagunya yang kecil. Ia memandangnya dengan tatapan yang menyeramkan, "Buka matamu lebar-lebar dan lihat dengan jelas diriku ini!"
Cubitan di dagu Yan Xiruo begitu kuat membuatnya merasakan kesakitan yang tajam, Yan Xiruo pun tersadar dari halusinasinya.
Melihat kalau yang berdiri di depannya adalah Ye Juemo, pupil matanya yang masih berairan menyusut.
Kenapa dia ada di sini?
Melihat ke sekitarnya, Yan Xiruo baru menyadari dirinya berada di kamar mewah yang asing. Kamar ini sama sekali bukan tempat yang dikenalnya.
Ye Juemo mengangkat tangannya yang satu lagi dan melambai pelan di udara, pelayannya dengan diam meninggalkan kamar itu.
Kini hanya mereka berdua yang tersisa di kamar, napas Yan Xiruo seketika menjadi berat, tangannya yang kecil memukul tangan Ye Juemo yang masih mencubit dagunya. Dengan muka yang merah, ia berkata dengan lemas, "Lepaskan aku."
Kepala Yan Xiruo merasa berat dan pusing karena demamnya.
Sudut bibir Ye Juemo menekuk, "Tadi bukannya masih mau aku cium?"
Yan Xiruo menatap ke pupil mata Ye Juemo yang gelap dan dalam, di matanya telah memancarkan bayangannya yang begitu pucat dan lemah. Dengan rongga matanya yang menatap marah, Yan Xiruo berkata, "Padahal kamu tahu, kalau aku telah menganggapmu sebagai suamiku tadi."
"Heh!" Ye Juemo tersenyum dengan cuek, suhu di matanya seakan menurun lagi. Sekarang, badannya yang tinggi besar mendekati Yan Xiruo. Seketika Yan Xiruo mundur. Saat Ye Juemo mendekat lebih dekat lagi, Yan Xiruo berjalan mundur sampai punggungnya menabrak sandaran kasur. Dada Ye Juemo yang keras menempel ke dadanya Yan Xiruo yang lembut.
"Sebenarnya aku tidak suka memaksa, jadi, dengarkan kata-kataku, jadilah pacarku."
Pupil mata Yan Xiruo membuka lebar, ia terkejut saat menatap ke pria yang di depannya ini. Yan Xiruo sempat berpikir bahwa telah salah mendengar ucapan dari Ye Juemo. Namun, ia sepertinya tidak salah mendengarnya.
Beberapa saat kemudian, dengan bibir yang gemetaran dan suara yang serak ia berkata, "Mengapa?" Mereka berdua baru bertemu dua hari ini dan Yan Xiruo juga bukan satu-satunya gadis yang cantik seperti para artis. Pria tampan yang memiliki kekayaan dan kekuasaan sepertinya, pasti memiliki banyak gadis lain di sampingnya bukan? Ditambah lagi, Yan Xiruo juga sudah mengatakan bahwa dirinya telah memiliki suami.
"Mengapa?" Ye Juemo mengambil kembali tangannya yang masih mencubit dagu Yan Xiruo. Ia mengedipkan matanya yang berbahaya dan berdiam sejenak, seakan sedang memikirkan sesuatu, "Mungkin karena sudah lama tidak ada gadis yang bisa menarik perhatianku."
"Keluarga Lu merupakan salah satu keluarga ternama di kota An, kalau kamu berani menyentuhku, keluarga Lu tidak akan melepaskanmu." Walaupun Lu Jingchen tidak menyukainya, namun jika dirinya memiliki kekasih lain di luar sana, Lu Jingchen pasti tidak akan melepaskan pria itu.
Ye Juemo tersenyum dengan nada rendah. Di saat seperti ini, ia bagaikan raja setan dari dunia kegelapan. Karismanya begitu berbahaya dan pandangannya terhadap semuanya begitu arogan. "Kamu kira aku takut?"