Mobil yang melesat cepat itu meninggalkan semburan angin yang kuat kepada Yan Xiruo. Akibatnya, Yan Xiruo langsung terjatuh karena belum menginjakkan kaki dengan sempurna. Ia merasa kesakitan karena kulit telapak tangannya tergores saat jatuh.
Dalam beberapa detik, mobil sport yang mewah pun menjadi menghilang dalam kegelapan malam hari.
Yan Xiruo bangun dari jalanan ini dan melihat sekitarnya, ternyata dirinya ditelantarkan di tengah jalan Viaduk. Saat ini sudah mulai tengah malam dan mobil mulai sedikit berlalu-lalang di jalanan ini.
Di bawah lampu jalan yang redup hanya ada Yan Xiruo seorang yang sendiri dan kesepian. Ia tidak membawa telepon selulernya, tentu membuat dirinya sulit menghubungi orang lain untuk menjemputnya.
Akibat terjatuh tadi, pergelangan kakinya masih terasa sakit. Sialnya, kakinya keseleo karena kesulitan berjalan dengan sepatu berhak tinggi. Hal ini membuat Yan Xiruo merasa kesal dan menghujat dalam batinnya, 'Dasar pria bajingan!'
Yan Xiruo melangkah dengan susah payah sambil mengomel di dalam hatinya. Walaupun ia sadar telah melanggar perjanjian mereka duluan, Ye Juemo juga tidak perlu menurunkannya di tengah jalan seperti itu, kan?
Pasti Ye Juemo sengaja!
Mengingat semua kejadian yang terjadi dalam dua hari ini, hati Yan Xiruo makin suram dan berat. Ia bagaikan orang yang ditelantarkan oleh keluarganya. Rasanya begitu kesepian, begitu tidak berdaya.
Setelah berjalan cukup jauh, seketika terlihat kilatan cahaya di udara, diikuti oleh guntur yang menggelegar. Embusan angin pun langsung bertiup dingin membuat Yan Xiruo menggigil dan merinding.
Sepertinya cuaca malam ini akan hujan, kakinya yang semakin sakit tidak memungkinkannya berjalan lebih cepat lagi. Di sekitar sini juga tidak ada tempat yang bisa digunakannya untuk berteduh dari hujan.
Setelah beberapa saat, hujan deras pun turun. Badan Yan Xiruo seketika menjadi basah kuyup, badannya yang kurus tipis tampak makin kecil dan kurus.
Pikiran Yan Xiruo semakin buruk. Ia merasa bila saat ini Lu Jingchen sedang memeluk gadis tadi dan berbaring di ranjang. Hatinya yang terluka bagaikan direndam di bawah air garam saat kesakitannya itu membuat dada Yan Xiruo merasa sangat sesak.
Bahkan bila pada malam pernikahan mereka Yan Xiruo tidak ditiduri pria lain, Lu Jingchen juga tidak akan menyukainya. Di mata Lu Jingchen, Yan Xiruo hanyalah seorang perempuan yang rakus dan materialistis serta hanya ingin menjadi orang kaya dalam keluarganya.
Dalam beberapa tahun ini, keluarga Yan memang sudah banyak menerima bantuan dari Lu Jingchen dan kakek Lu.
Yan Xiruo mengangkat kepalanya, membiarkan rintik hujan jatuh langsung di wajah kecilnya yang pucat. Ia mau membasahi dirinya sendiri dan berharap agar hujan memudarkan perasaannya terhadap Lu Jingchen. Terutama agar Yan Xiruo merasa kebal bila disakiti olehnya lagi.
Dalam waktu singkat, Yan Xiruo memang belum bisa melupakan Lu Jingchen. Namun, ia akan berusaha untuk tidak lagi menenggelamkan perasaannya kepada Lu Jingchen.
Yan Xiruo langsung tenggelam dalam pikirannya yang kacau dan tidak menyadari ada beberapa mobil sports yang melaju kencang di tengah hujan tepat di belakangnya.
Mobil sports melesat melewati Yan Xiruo, roda mobil itu menyemburkan air dari kubangan air hujan setinggi setengah meter. Hal itu membuat Yan Xiruo yang sudah basah menjadi semakin basah dan kotor karena semburan air kotor tersebut.
"Dasar bajingan yang tidak sopan, kalian semua datang menggertak aku, ya?" Yan Xiruo menghapus air kotor di wajahnya dan dengan sangat marah memaki mobil sport tadi. Dua hari ini bagaikan hari nerakanya, ia benar-benar sial sekali.
Dia belum pernah merasakan penderitaan seperti ini selama hidup sekitar dua puluh tahun. Rongga matanya mulai mengeluarkan air mata, pandangannya pun mengabur.
Tidak lama kemudian, mobil sports yang sudah melesat jauh tadi berjalan kembali ke tempat Yan Xiruo. Musik yang memekakkan telinga terdengar karena kaca mobil tersebut sudah diturunkan. Beberapa anak muda yang berambut pirang yang sedang mengunyah permen karet dan berdandan norak melihat ke arah Yan Xiruo.
"Yo cewek, apa kamu ditelantarkan pacarmu?..."
Pria-pria muda di depannya kemungkinan besar masih sekolah. Hanya karena memiliki orang tua yang kaya, sepertinya mereka suka berperilaku seenaknya.
Yan Xiruo tidak ingin memperdulikannya. Jika ia membalas pertanyaan mereka, maka kemungkinan besar hanya akan semakin menarik perhatian mereka. Ia sekarang hanya sendirian, tentu tidak akan bisa melawan bila diperlakukan tidak senonoh oleh anak-anak seperti ini.