"Dimana Fang Mu Xiu?"
Han Ye Xi mendapati Choi Ji Ho telah berada di depannya, lebih cepat dari pada yang dia duga. Padahal letaknya agak jauh dari pusat kota. Choi Ji Ho pasti berada di sekitar sini atau dia mengemudi cukup cepat untuk sampai di restoran ini.
"Maafkan aku tuan Choi. Nona Fang baru saja pergi dengan ayahnya. Tuan Fang Shuang rupanya sedang ada di dekat sini dan memutuskan untuk menjemput Nona Fang."
"Jadi Fang Mu Xiu sudah pulang ?" ada sedikit kekesalan dalam pertanyaannya.
Lalu kenapa dia meminta Choi Ji Ho datang untuk menjemputnya?
"Lalu kenapa kau masih ada di sini?"
Sial, apakah Choi Ji Ho mencurigainya?
Ide Fang Mu Xiu ini memang payah.D ia sengaja memilih restoran yang jauh dari pusat kota dan berpura-pura tak punya jemputan. Setelah itu memanggil Choi Ji Ho untuk menjemputnya dan meninggalkan Han Ye Xi sendirian untuk berurusan dengan Choi Ji Ho.
Apakah langkah ini sungguh efektif untuk membuat Han Ye Xi dekat dengan Choi Ji Ho ?
"Tadinya aku berniat menghubungi anda, agar tidak perlu kemari. Tapi ponselku juga mati. Jadi aku memutuskan untuk menunggu anda datang."
"Kenapa tidak gunakan telepon restoran untuk mengabari ku? Bukan kah kau hafal nomor teleponku?"
Han Ye Xi tidak pernah mengklaim dirinya hafal nomor Choi Ji Ho. Dari mana pria itu tahu kalau Ye Xi ingat betul setiap digit angka nomor teleponnya?
"Fang Mu Xiu selalu mengatakan padaku betapa cerdasnya dirimu dan bagaimana kau menghafal semua nomor penting di luar kepalamu. Nampaknya dia terlalu melebih-lebihkan kemampuan mu!" Choi Ji Ho segera mencemooh Han Ye Xi dengan kekesalannya. Dia hampir merasa telah di tipu.
"Aku… aku tidak berani untuk mengingat nomor Anda." Sejujurnya Han Ye Xi memang mengingatnya. Namun dia hanya bisa pasrah mengikuti permainan yang Fang Mu Xiu ciptakan.
"Kalau begitu hafalkan itu mulai sekarang. Dasar, Wanita bodoh!"
APA! Siapa yang dia sebut bodoh? Tolong ya, Ye Xi bukan wanita bodoh.
"Tunggu, bisakah Anda mengantarkan aku pulang?"
"Mengantar siapa?" Choi Ji ho berbalik dengan marah.
"Aku masih disini karena menunggu Anda, tidak bisa kah anda sedikit bertanggung jawab."
"Apa yang kau sebut bertanggung jawab? Kau yang cukup bodoh untuk berdiri sendirian di sini menungguku. Beraninya kau minta aku untuk bertanggung jawab?"
Potongan kalimat itu agak sedikit aneh jika kau hanya mendengar kaliamat terakhirnya.
Seorang penjaga pintu bahkan mulai melirik Choi Ji Ho dan Han Ye Xi, memastikan apakah mereka berdua sedang terlibat pertengkaran kekasih yang tidak bertanggung jawab? Karena Ye Xi terdengar seperti seorang wanita yang baru saja di campakkan.
"Jika kau tidak bisa mengantarkan aku. Setidaknya, biarkan aku menumpang sampai pusat kota."
Choi Ji Ho belum pernah melihat keberanian yang dimiliki Han Ye Xi. Dia tidak tahu kalau wanita itu bisa sampai sejauh ini. Mereka belum pernah berinteraksi atau mengbrol begitu santai seperi ini, Ye Xi biasanya selalu bersikap sopan dan segan padanya. Kali ini wanita itu tampak tidak tahu malu.
"Bagaimana kalau aku tidak mau memberimu tumpangan? Aku tahu Nona Han cukup cerdas, kau bisa naik taksi untuk pulang."
Itu juga yang diinginkan Han Ye Xi. Dia tidak mau repot-repot memohon tumpangan pada pria kasar itu. Tapi rencana adalah rencana dan harus ada hasilnya. Jika tidak Han Ye Xi perlu membayar dengan sangat mahal.
Choi Ji Ho bahkan mengeluarkan dompetnya dan memberikan Ye Xi beberapa lembar uang.
"Itu akan membantumu pulang!" Choi Ji Ho melangkah ke mobilnya meninggalkan Ye Xi.
Ye Xi meremas uang dalam kepalan tangannya, merasa begitu diabaikan. Matanya memerah seperti akan menangis. Sepanjang hidupnya Ye Xi selalu membenci perasaan ini.
Saat itu seorang paman mendekati Choi Ji Ho. "Tuan Muda, mengapa anda tidak membawa kekasih anda pulang? Malam semakin larut, taksi tidak akan aman baginya."
"Dia bukan kekasihku!"
"Tuan Muda, kalian boleh bertengkar tapi kau tidak boleh menelantarkannya seperti itu. Bawalah dia kembali bersamamu!"
Pria paruh baya itu bahkan menepuk pundak Choi Ji Ho, pria itu hampir terjengkang karena kekuatan si paman aneh itu.
"Nona, kemarilah, cepat naik naik ke mobil kekasihmu!"
Ye Xi termangu dengan panggilan itu. Choi Jiho bukan kekasihnya, paman itu telah salah paham. Namun itu cukup menguntungkan. Ye Xi segera berlari ke arah mobil Cho Ji Ho, memandang sekilas si empunya mobil dan segera merangkak masuk ke dalam mobil Choi Ji Ho dengan tidak tahu malu.
17 Desember 2020