Devano tiba-tiba menghalangi jalan Bima yang baru saja keluar dari rumahnya. Dia membuat Bima menghentikan motornya dan menatap tajam pada laki-laki itu. Kesal? tentu saja. Bima sangatlah kesal setiap melihat Devano. Entah mau membuat masalah apa lagi laki-laki itu dengannya. Padahal masalah yang kemarin saja belum ia selesaikan.
"Mau apa kamu?!" ucap Bima sambil melepas helmnya.
"Aku hanya ingin bicara denganmu, Bim." ucap Vano.
"Bicara apa lagi? bicara kalau kamu sekarang sudah berhasil merebut istri dan anakku, begitu? kalian berdua itu... Hah" Saking kesalnya Bima mengibaskan helmnya. Seakan ingin mengeluarkan segala beban di hatinya.
"Kamu dan Zivana saling mencintai. Kalian harus bersama. Dan aku akan kembali pada Aliya. Kamu tahu kan Alby itu darah dagingku. Dia akan akan lebih senang jika tinggal bersama ayah kandungnya sendiri." ucap Vano santai.