Dua bulan kemudian
"Ya Allah ya Rabb... Astaghfirullah... la haula walaa kuwwata illabillah.." ucap Zivana saat perutnya mulai kontraksi lagi. Rasa sakit itu kian terasa dengan semakin bertambahnya pembukaan. Tangannya mencengkram kuat pada tempat tidur pasien dimana saat ini dia berbaring. Sakit.. hanya itu yang dia rasakan saat ini. Apalagi setiap bayangan Andra terlintas, maka semakin sakitlah hatinya. Kesedihan itu kian terasa. Melahirkan tanpa didampingi suami adalah hal yang tidak pernah terbayangkan sebelum Andra pergi.
Saat ini hanya pasrah yang bisa dia lakukan. Pasrah dengan ketetapanNya. Mulutnya terus berdzikir seiring rasa sakit yang muncul lagi. Sambil terus menarik nafas.
Tenaga Zivana kian melemah saat pembukaan semakin bertambah. Hingga dari pandangannya yang mulai samar, dia melihat seseorang yang begitu ia rindukan.
"Mas Andra...." ucap Zivana lirih.
"Zivana!! Zivana!! bangun Nak." Arini histeris saat melihat Zivana menutup matanya. Dokter pun memeriksanya.