" Assalamu'alaikum!"
- " Wa'alaikumsalam!" -
" Ada apa?"
- " Bagaimana kabarmu?" -
" Alhamdulillah baik!"
- " Baguslah!" -
--- Hening ---
- " Kalo begitu aku kerja lagi!" -
" Iya!"
- " Assalamu'alaikum" -
" Apa kamu bisa makan siang dirumah?"
- " Iya! Bisa!" -
" Baiklah! Wa'alaikumsalam!"
Fatma menutup panggilan dari Brian, dadanya berdetak kencang saat berbicara dengan Brian. Dia merasa sangat gugup, kenapa dengan diriku? Bukannya dia suamiku? Tapi kita bisa saja...Astaghfirullah! Tidak! Tidak! Aku harus yakin jika dia pasti bisa! batin Fatma. Brian diseberang sana tersenyum-senyum sendiri karena dia membayangkan saat ini pasti istrinya terlihat menggemaskan. Dia beranjak dari kursinya dan akan berjalan keluar ruangan.
" Aku pulang dulu, kamu handle semua!" kata Brian pada Danis yang duduk di sofa ruangannya. Lalu dia pergi dengan perasaan berbunga-bunga, apakah begini rasanya orang jatuh cinta? batin Brian. Dia tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengalami hal konyol ini, hal yang selalu diejeknya jika teman-temannya mengatakan tentang cinta. Hal yang paling dia jauhi karena dia tidak mau bertekuk lutut dibawah kaki wanita. Sekarang dia seakan terkena karmanya, karena dia rela berlutut demi Fatma dan merendahkan harga dirinya demi Fatma. Danis hanya bisa terbengong-bengong saja melihat perubahan demi perubahan yang terjadi pada Bosnya itu.
Sementara Nabil sudah mulai menempati kantornya di Malaysia. Dia merasa benar-benar ditipu oleh Bosnya itu. Dia mendengar dari temannya yang merupakan sahabat sepupu Fatma jika Fatma telah menikah siri dengan Brian.
" Lo memang benar-benar hebat! Tapi gue bukan Nabil yang dulu lagi, jika lo bisa merusak hubungan gue dengan Fatma, maka gue juga bisa melakukan itu!" ucap Nabil ambigu. Nabil kemudian mulai menjalin hubungan dekat dengan relasi Brian yang ada di Malaysia untuk mengorek kebiasaan buruk Brian.
Brian telah sampai di rumah Fatma, dia merapikan pakaian dan wajahnya. Tampan! batinnya dengan bangga.
" Assalamu'alaikum!" salam Brian saat tiba di depan pintu.
" Wa'alaikumsalam!" sahut Ummi, Rania dan Fatma yang sedang di dapur.
" Coba lihat Fat!" ucap Ummi pada fatma yang sedang mengaduk sayur.
" Iya, Ummi!" Jawab Fatma, kemudian dia melepas apronnya dan merapikan khimarnya. Fatma berjalan menuju ke ruang tamu dan membuka kunci pintu utama. Dibukanya pintu rumahnya dan tampaklah senyum tipis Brian, sontak Fatma menundukkan wajahnya.
" Kamu...sudah datang?" tanya Fatma.
" Iya!" jawab Brian dengan jantung yang berdetak kencang. Cantik sekali istriku! Dengan peluh yang sedikit membasahi wajahnya! batin Brian. Fatma memiringkan tubuhnya agar Brian bisa masuk ke dalam, seperti juga Brian, jantungnya mendadak berdetak kencang. Brian akan melangkahkan kakinya saat Fatma mengambil tangan kanannya untuk diciumnya. Brian terkejut dengan tingkah Fatma dan membuat jantungnya berdetak lebih kencang lagi. Dia memegang dadanya tanpa sadar, tapi karena Fatma menundukkan wajahnya jadi dia tidak melihat kelakuan Brian.
" Abi dimana?" tanya Brian.
" Abi ada di mushalla! Sebentar lagi akan tiba saat dzuhur!" jawab Fatma. Brian berjalan
" Sebentar!" ucap Brian saat Fatma akan menutup pintu. Brian memutar tubuhnya dan berjalan menuju mobilnya. Fatma menatap bagian belakang suaminya, Ya, Allah! Memang dia tinggi dan besar dibandingkan dengan Bang Arkan dan Daffa! batin Fatma. Brian tersenyum saat dia tahu jika Fatma menatapnya lewat refleksi kaca mobilnya. Dibukanya pintu belakang mobilnya dan diambilnya sebuah goodybag dari kursi belakang mobilnya. Setelah menutup pintu mobil, dia berjalan lagi menuju ke pintu utama. Fatma kembali menundukkan wajahnya saat dilihatnya Brian memutar tubuhnya tadi.
" Aku akan menemuia Abi!" ucap Brian.
" Mandilah atau berwudhulah dulu!" sahut Fatma.
" Iya!" jawab Brian. Fatma kemudian menutup pintu uama dan mengikuti Brian yang berjalan masuk.
" Ummi! Kak Rania!" sapa Brian dengan tersenyum. Ummi dan Rania menatap Brian dan tersenyum, lalu Brian masuk ke dalam kamar Fatma diikuti oleh Fatma.
" Aku akan mandi saja!" ucap Brian meletakkan goodybagnya di atas ranjang Fatma.Dilepaskannya jas dan dasinya sedangkan Fatma mengambilkan handuk yang di jemur di dekat jendela lalu memberikannya pada Brian. Setelah melipat lengan kemeja dan melepas sepatunya, Brian menerima handuk yang diberikan Fatma dan masuk ke dalam kamar mandi. Fatma kemudian keluar kamar untuk melanjutkan mambantu menata meja makan. Brian keluar dengan memakai handuk saja, karena dia yakin jika istrinya sedang tidak di dalam kamar. Diraihnya goodybag tadi dan dikeluarkannya isinya. Sebuah Pakaian Taqwa berwarna putih dan sebuah sarung berwarna biru serta sajadah berwarna hijau. Dipakainya baju dan sarung tersebut, lalu dia berjalan keluar kamar, dilihatnya istrinya sedang sibuk di dapur. Brian berjalan menuju ke Mushalla dengan perlahan.
" Assalamu'alaikum!" sapanya pada seorang pria setengah baya yang sedang membaca Al Qur'an.
" Wa'alaikumsalam!" jawabnya.
" Selamat siang, Bi!" sapa Brian.
" Siang! Kamu baru datang?" tanya Abi.
" Iya, Bi!" jawab Brian kemudian duduk didepan Abi Fatma.
" Abi lanjutkan membaca dulu!" kata Abi.
" Iya! Silahkan!" jawab Brian. Abi melanjutkan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an, Brian mendengarkan dengan seksama, entah kenapa hatinya terasa damai dan tenang seketika itu. Apakah sedasyat ini efek Kitab itu? batin Brian. Setelah Abi selesai membaca Al Qur'an, adzan dzuhur berkumandang di masjid perumahan diikuti kedatangan tiga wanita beda usia tapi semua terlihat sangat cantik.
" Assalamu'alaikum!" sapa ketiga wanita itu.
" Wa'alaikumsalam!" jawab kedua pria itu.
" Abi sama Brian akan ke masjid dulu!" kata Abi melihat ketiga wanita tersebut.
" Iya, Bi!" jawab mereka bersamaan. Tampan sekali suamiku! batin Fatma yang sekilas melihat sosok suaminya dengan pakaian muslimnya. Abi dan Brian beranjak dari duduknya dan memberikan salam.
" Assalamu'alaikum!" kata mereka berdua.
" Wa'alaikumsalam!" jawab ketiganya.
Setelah shalat dzuhur merekapun makan siang bersama, Fatma mengambilkan nasi untuk suaminya setelah ummi mengambilkannya untuk Abi.
" Maaf kalo makanan disini tidak sama seperti di rumah kamu!" kata Abi.
" Tidak apa-apa, Bi! Ini juga kelihatannya enak!" jawab Brian.
" Kamu mau lauk apa?" tanya Fatma. Brian menatap lauk yang ada di atas meja, begitu sederhana, hanya ada ikan nila, tahu tempe goreng dan sambal bajak dengan sayur nangka saja.
" Terserah kamu! Aku akan memakan apapun yang kamu ambilkan!" jawab Brian. meskipun dia belum pernah memakan makanan tersebut. Fatma mengambilkan lauk dan sayur untuk suaminya. Setelah semua piring terisi, Abi membaca do'a sebelum makan dan mempersilahkan semua untuk makan. Enak sekali! batin Brian yang merasakan makanan di piringnya. Dia ingin nambah, tapi dia tidak enak hati alias malu! Hahahaha! Punya malu juga lo Brian? Kemudian mereka kembali ke kamar masing-masing setelah selesai makan dan membersihkan dapur. Brian telah rapi dengan pakaian kerjanya, sedangkan pakaiannya tadi dimasukkannya lagi ke dalam goodybag. Fatma masuk dan melihat goodybag yang dibawa suaminya.
" Apa itu? Kenapa kamu bawa kesana-kemari?" tanya Fatma penasaran.
" Pakaianku!" jawab Brian datar.
" Letakkan disitu! Apa kamu akan membawanya kesana-kesini?" tanya Fatma.
" Aku pikir karena kita belum resmi jadi aku akan..."
" Kita sudah menikah meskipun hanya siri, kamu boleh meninggalkan barangmu disini! Aku akan mencucinya dan mensetrikanya!" kata Fatma.
" Apa tidak merepotkan?" tanya Brian.
" Tidak sama sekali! Itu sudah menjadi tugasku!" jawab Fatma.